33.4 C
Jakarta
22 November 2024, 13:32 PM WIB

Sebut Lembaga DPRD Tak Berguna, ForBALI Bawa “Mayat” ke Kantor Dewan

DENPASAR – Forum Rakyat Bali Tolak Reklamasi ForBALI kembali turun ke jalan,  Minggu (23/6) siang.

Aksi yang digelar di depan Kantor DPRD Bali kali ini berbeda dengan aksi sebelumnya, yakni lebih kental dengan nuansa budaya.

Hal tersebut terlihat dari aksi teatrikal yang dipentaskan. ForBALI menampilkan semacam seni calonarang.

Aksi yang dibalut dengan gamelan kematian (angklung) membuat sensasi yang berbeda. Lebih berbudaya. Dalam aksi teatrikanya, dimulai dari beberapa masa aksi menggotong mayat-mayatan.

Mayat-mayatan atau mereka sebut bangke maong ini mereka pikul dan memutar tiga kali di perempatan yang ada di depan gerbang pintu masuk DPRD Bali.

Setelah itu, dua orang masa aksi perwakilan dari Leak Sanur secara bergantian dari atas mobil komando diberi mandat untuk mengundang leak untuk mencabik-cabik mayat tersebut.

Tak lama kemudian, sejumlah tokoh leak, yakni rangda datang. Mereka menari-nari di depan bangke maong tersebut. Setelah puas menari, para rangda tersebut pun mencabik-cabik mayat-mayatan tersebut.

Setelah mayat-mayatan itu dibongkar, ternyata didalamnya terdapat sebuah spanduk yang bertuliskan, “Turut Berduka Cita atas Matinya Perwakilan Suara Rakyat”.

Spanduk tersebut pun dipasang di depan pintu masuk DPRD Bali dengan ditambahkan karangan bunga dari ForBALI.

“Ini memberikan pesan kepada DPRD Bali sebagai lembaga yang tidak aspiratif, yang mati, dan kematian mereka layaknya

mayat yang tidak berguna,” kata Koordinator ForBALI Wayan Gendo Suardana kepada Jawa Pos Radar Bali usai aksi.

Bagi ForBALI, sikap DPRD Bali terkait rencana reklamasi hingga  hari ini belum juga mendengar dan bersikap atas aspirasi rakyat yang menolak rencana reklamasi Teluk Benoa.

“Mereka adalah lembaga yang tidak berguna, mereka layaknya mayat tidak berguna dan itu adalah kritik kami kepada DPRD Bali,” tegas Gendo.

Dalam aksi kali ini juga memberikan pesan bahwa karma Teluk Benoa ini tidak akan berhenti dan akan mengganjar perilaku mereka yang tidak berani membela Teluk Benoa.

Tidak hanya aksi teatrikal, aksi ForBALI kali ini juga diramaikan dengan pagelaran musik dari band Geekssmile yang tampil di depan monumen Bajra Sandi, Renon.

Usai aksi, ribuan masa aksi ini juga menaburkan bunga di depan DPRD Bali sebagai simbol berduka atas kematian aspirasi rakyat di mata DPRD Bali. Setelah itu massa pun membubarkan diri secara tertib. 

DENPASAR – Forum Rakyat Bali Tolak Reklamasi ForBALI kembali turun ke jalan,  Minggu (23/6) siang.

Aksi yang digelar di depan Kantor DPRD Bali kali ini berbeda dengan aksi sebelumnya, yakni lebih kental dengan nuansa budaya.

Hal tersebut terlihat dari aksi teatrikal yang dipentaskan. ForBALI menampilkan semacam seni calonarang.

Aksi yang dibalut dengan gamelan kematian (angklung) membuat sensasi yang berbeda. Lebih berbudaya. Dalam aksi teatrikanya, dimulai dari beberapa masa aksi menggotong mayat-mayatan.

Mayat-mayatan atau mereka sebut bangke maong ini mereka pikul dan memutar tiga kali di perempatan yang ada di depan gerbang pintu masuk DPRD Bali.

Setelah itu, dua orang masa aksi perwakilan dari Leak Sanur secara bergantian dari atas mobil komando diberi mandat untuk mengundang leak untuk mencabik-cabik mayat tersebut.

Tak lama kemudian, sejumlah tokoh leak, yakni rangda datang. Mereka menari-nari di depan bangke maong tersebut. Setelah puas menari, para rangda tersebut pun mencabik-cabik mayat-mayatan tersebut.

Setelah mayat-mayatan itu dibongkar, ternyata didalamnya terdapat sebuah spanduk yang bertuliskan, “Turut Berduka Cita atas Matinya Perwakilan Suara Rakyat”.

Spanduk tersebut pun dipasang di depan pintu masuk DPRD Bali dengan ditambahkan karangan bunga dari ForBALI.

“Ini memberikan pesan kepada DPRD Bali sebagai lembaga yang tidak aspiratif, yang mati, dan kematian mereka layaknya

mayat yang tidak berguna,” kata Koordinator ForBALI Wayan Gendo Suardana kepada Jawa Pos Radar Bali usai aksi.

Bagi ForBALI, sikap DPRD Bali terkait rencana reklamasi hingga  hari ini belum juga mendengar dan bersikap atas aspirasi rakyat yang menolak rencana reklamasi Teluk Benoa.

“Mereka adalah lembaga yang tidak berguna, mereka layaknya mayat tidak berguna dan itu adalah kritik kami kepada DPRD Bali,” tegas Gendo.

Dalam aksi kali ini juga memberikan pesan bahwa karma Teluk Benoa ini tidak akan berhenti dan akan mengganjar perilaku mereka yang tidak berani membela Teluk Benoa.

Tidak hanya aksi teatrikal, aksi ForBALI kali ini juga diramaikan dengan pagelaran musik dari band Geekssmile yang tampil di depan monumen Bajra Sandi, Renon.

Usai aksi, ribuan masa aksi ini juga menaburkan bunga di depan DPRD Bali sebagai simbol berduka atas kematian aspirasi rakyat di mata DPRD Bali. Setelah itu massa pun membubarkan diri secara tertib. 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/