GIANYAR – Meskipun hanya menang tipis 1-0, kemenangan tetaplah kemenangan bagi skuad Serdadu Tridatu.
Tiga poin berharga yang didapatkan setelah melawan PSIS Semarang dipekan kelima Liga 1 2019 di Stadion Kapten I Wayan Dipta, Gianyar, Sabtu malam kemarin (22/6) menjadi modal
berharga untuk melakoni empat laga tandang beruntun menghadapi Kalteng Putra, Perseru Badak Lampung FC, Barito Putra, dan Persela Lamongan.
Dengan hasil ini pula, Bali United bertengger dipuncak klasemen sementara Liga 1 2019 dengan raihan 12 poin.
Tapi yang menjadi pertanyaan, mengapa susah sekali skuad Serdadu Tridatu mencetak gol di Stadion Kapten? Padahal, segudang peluang berhasil dibuat Stefano Lilipaly dkk.
22 percobaan dengan delapan tembakan yang mengarah ke gawang adalah bukti bagaimana superioritas Serdadu Tridatu dibanding Laskar Mahesa Jenar – sebutan PSIS Semarang.
Sebelum membahas mengapa Serdadu Tridatu susah mencetak gol kemarin, Pelatih Bali United Stefano Teco Cugurra sudah tahu strategi yang dilakukan PSIS kemarin.
“Kami sudah tahu taktik Semarang (PSIS). Mereka lebih dominan bertahan dan mengandalkan serangan balik,” terang Coach Teco.
Coach Teco juga mengungkapkan apa sebabnya Bali United susah mencetak gol dalam pertandingan kemarin.
Anak dari mantan Pelatih Persebaya Surabaya dan Timnas Ghana, Dilgo Rodrigues tersebut mengatakan bahwa PSIS menumpuk 10 pemain di pertahanan mereka sendiri sehingga tidak ada ruang untuk berhasil menciptakan peluang matang.
“Mereka pasang 10 pemain dibelakang garis tengah lapangan. Waktu menggunakan strategi ini, tidak banyak ruang. Di babak pertama kami tahu pertandingan tidak mudah.
Tapi, babak kedua, kami bisa mencetak gol. Ya seperti yang saya bilang, cukup 1-0 saja untuk menang,” ucap pelatih berusia 44 tahun tersebut.