PANCASARI – Sejumlah petani stroberi di Desa Pancasari, Kecamatan Sukasada, kini melirik varietas baru. Varietas itu adalah Sachinoka atau yang sering disebut stroberi Jepang.
Varietas ini disebut memberikan rasa lebih manis, dan harga jual lebih tinggi. Ceruk pasarnya juga sangat unik.
Varietas ini disebut memiliki keunggulan dari segi warna dan bentuk. Warna buah stroberi dari varietas sachinoka merah mencolok.
Sementara bentuknya mungil dan sangat menarik perhatian. Varietas ini tengah digandrungi wisatawan, baik lokal maupun mancanegara.
Salah seorang petani, I Gede Adi Mustika mengatakan, bibit stroveri itu langsung diimpor dari Jepang. Hal itu menyebabkan varietas ini juga disebut stroberi Jepang.
Petani yang mengembangkan varietas ini biasanya menanamnya pada green house dengan sistem hidroponik.
“Kalau ditanam di luar rentan hama. Kalau sudah diserang, itu langsung layu. Selain itu kalau pakai hidroponik juga lebih hemat dan aman,” katanya.
Secara ekonomis, varietas ini cukup menguntungkan. Sebab pada satu ranting, bisa menghasilkan 6-8 buah.
Varietas ini juga cocok dikembangkan di wilayah dataran tinggi Bali. Tak heran banyak petani di Pancasari yang mengembangkan varietas ini.
Apabila sudah matang, stroberi Jepang akan diselimuti warna putih layaknya salju. Aromanya lebih wangi dan rasanya pun lebih manis.
Tak heran sejumlah wisata agro mulai mengembangkan varietas ini. “Harganya juga lumayan. Per kilogram itu bisa sampai Rp 100 ribu. Soalnya varietas ini cukup langka di Indonesia,” imbuhnya.
Meski harga jualnya cukup menjanjikan, varietas ini juga memiliki sejumlah kelemahan. Buah ini memiliki tekstur yang sangat lembut.
Sehingga pengemasan harus dilakukan dengan ekstra hati-hati. Kebanyakan varietas ini dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan wisatawan yang ingin memetik dan menyantap stroberi di tempat.