RadarBali.com – Empat hari lebih Yohanes Lende Ngonggo, 25, koma di IGD RS Sanglah. Sebagaimana diketahui, Yohanes diketahui menjadi korban amukan massa warga Panjer, Renon, Denpasar.
Dia dimassa setelah dipergoki warga saat menyelinap masuk rumah warga dan diteriaki maling. Korban pun menjadi bulan-bulanan warga.
Pria asal Sumba Barat Daya, NTT yang akrab dipanggil Anis tersebut menghembuskan nafas terakhirnya di ruang IGD RS Sanglah sekitar pukul 17.00.
Yohanes dikabarkan meninggal karena mengalami luka serius dengan retak di bagian kepala belakang dan kanan.
Di bagian pinggang sebelah kanan terluka akibat senjata tajam. Kemudian di bagian wajah dan berlumuran darah.
Dina keluarga korban yang terus menemani Yohanes saat mendapat perawatan intensif di IGD RS Sanglah mengatakan, selama empat hari dirawat di ruang IGD, kondisi Yohanes sangat kritis dan tidak sempat sadar (koma).
Yang keluar hanya darah di bagian mulut. Sebelum Yohanes meninggal, Dina mengaku sudah mempunyai firasat. “Perasaan saya selalu resah, dan sulit tidur. Selalu terbayang wajah Yohanes,” ungkapnya.
Akhirnya sekitar pukul 19.30 malam, Yohanes menghembuskan nafas terakhirnya. Sebenarnya pukul 17.00 kemarin (17/9), sudah curiga dengan kondisi Yohanes.
Hanya tim medis masih memberikan alat bantu pernapasan sehingga Yohanes terlihat masih hidup.
“Saya bilang ke dokter coba untuk dicek denyut nadinya Yohanes, karena alat patient monitor sudah tidak bergerak. Setelah dicek baru diketahui Yohanes meninggal dunia sekitar pukul 19.30,” ujarnya.
Diungkapkan Dina, jenazah Yohanes akan dipulangkan ke Sumba Barat Daya, NTT pada Selasa (19/9). Kemudian langsung dimakamkan.
Pihak kepolisan sudah mengetahui Yohanes meninggal dunia. Namun mengenai Yohanes menjadi diduga menjadi pelaku pencurian di rumah warga, belum diketahui.
“Saya belum tahu secara jelas informasi dari pihak kepolisian benar atau tidak,” pungkasnya.