29.3 C
Jakarta
22 November 2024, 10:08 AM WIB

Mimpi Telanjang di Depan Pura, Tahu-tahu Pelinggih Pura Terbakar

RadarBali.com – Kebakaran kembali terjadi di Buleleng. Kali ini, si jago merah menganguskan sebuah pelinggih Gedong Ida Bhatara Dewa Gede dalem yang berada di Pura Dalem, Desa Bubunan Kecamatan Seririt.

Diduga, penyebab kebakaran karena adanya pembakaran sampah di dekat Pura. Kebakaran terjadi sekitar pukul 09.30, kemarin.

Api yang berkobar melahap bagian atap pelinggih dari ijuk tersebut. “Api mengenai atap pura hingga terbakar,” ungkap Kepala Desa Bubunan Ketut Sudarmawan Duniaji kemarin.

Sebelum kejadian, seorang perempuan yang diketahui bernama Luh Sumresning, 60 sedang membakar sampah di selatan pura. 

Nah, angin pun tiba-tiba bertiup kencang dan kemudian menerbangkan api hingga mengenai atap pelinggih. Kebakaran pun tak dapat dihindari.

Luh Sumresning yang kesehariannya berjualan di sebelah pura tersebut pun membakar sampah karena melihat sampah yang menumpuk.

Namun, nasib berkata lain. Api pun berkorbar di atap pelinggih  membuat panik warga. “Warga berusaha untuk memadamkan api dengan air keran yang ada di pura,” ungkapnya.

Sayangnya api semakin besar. Dua mobil pemadam kebakaran pun akhirnya terjun ke lokasi. Sesampainya lokasi, tim pemadam kemudian menjinakan api tersebut.

Setidaknya tujuh tangki air pemadam kebakaran disemprotkan dan akhirnya api berhasil dipadamkan.

Diketahui, dalam Gedong Dalem yang memiliki tinggi 7 meter dan lebar 5 meter tersebut berisi pralingga lanang istri, kotak ampilan dan daksina Linggih serta Rantasan.

“Kalau ditaksir kerugiannya mencapai ratusan juta lebih” imbuhnya. Tiga hari sebelum kejadian, Sudarmawan ternyata sudah memiliki firasat buruk.

Ia mengaku sempat bermimpi telanjang di depan Pura Desa Bubunan. “Saya pikir ada sesuatu di internal keluarga. Ternyata pelinggih Gedong Dalem yang terbakar” pungkasnya.

Menyikapi terbakarnya pelinggih tersebut, pihaknya akan menggelar paruman dengan seluruh warga untuk membahas rencana perbaikan pura dan juga akan menggelar upacara guru piduka sebagai bentuk permintaan maaf kepada leluhur atas kekeliruan yang pernah dilakukan.

RadarBali.com – Kebakaran kembali terjadi di Buleleng. Kali ini, si jago merah menganguskan sebuah pelinggih Gedong Ida Bhatara Dewa Gede dalem yang berada di Pura Dalem, Desa Bubunan Kecamatan Seririt.

Diduga, penyebab kebakaran karena adanya pembakaran sampah di dekat Pura. Kebakaran terjadi sekitar pukul 09.30, kemarin.

Api yang berkobar melahap bagian atap pelinggih dari ijuk tersebut. “Api mengenai atap pura hingga terbakar,” ungkap Kepala Desa Bubunan Ketut Sudarmawan Duniaji kemarin.

Sebelum kejadian, seorang perempuan yang diketahui bernama Luh Sumresning, 60 sedang membakar sampah di selatan pura. 

Nah, angin pun tiba-tiba bertiup kencang dan kemudian menerbangkan api hingga mengenai atap pelinggih. Kebakaran pun tak dapat dihindari.

Luh Sumresning yang kesehariannya berjualan di sebelah pura tersebut pun membakar sampah karena melihat sampah yang menumpuk.

Namun, nasib berkata lain. Api pun berkorbar di atap pelinggih  membuat panik warga. “Warga berusaha untuk memadamkan api dengan air keran yang ada di pura,” ungkapnya.

Sayangnya api semakin besar. Dua mobil pemadam kebakaran pun akhirnya terjun ke lokasi. Sesampainya lokasi, tim pemadam kemudian menjinakan api tersebut.

Setidaknya tujuh tangki air pemadam kebakaran disemprotkan dan akhirnya api berhasil dipadamkan.

Diketahui, dalam Gedong Dalem yang memiliki tinggi 7 meter dan lebar 5 meter tersebut berisi pralingga lanang istri, kotak ampilan dan daksina Linggih serta Rantasan.

“Kalau ditaksir kerugiannya mencapai ratusan juta lebih” imbuhnya. Tiga hari sebelum kejadian, Sudarmawan ternyata sudah memiliki firasat buruk.

Ia mengaku sempat bermimpi telanjang di depan Pura Desa Bubunan. “Saya pikir ada sesuatu di internal keluarga. Ternyata pelinggih Gedong Dalem yang terbakar” pungkasnya.

Menyikapi terbakarnya pelinggih tersebut, pihaknya akan menggelar paruman dengan seluruh warga untuk membahas rencana perbaikan pura dan juga akan menggelar upacara guru piduka sebagai bentuk permintaan maaf kepada leluhur atas kekeliruan yang pernah dilakukan.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/