GIANYAR – Supaya kebakaran tidak terulang lagi, Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Temesi rencananya akan diperlebar.
Lahan sawah di kanan kiri TPA itu akan disewa. Perluasan lahan itu untuk menampung jumlah sampah yang setiap harinya mencapai ratusan ton.
Bupati Gianyar Made Mahayastra, mengakui kondisi TPA kini overload. Ditambah lagi dengan alat berat yang dipergunakan di sana hanya ada tiga unit saja.
Tak jarang, kendaraan berat itu mogok karena harus mengeruk ratusan ton sampah tiap hari. “Jangka pendek memang harus ada perluasan lahan di TPA Temesi,” ujar Mahayastra, kemarin (28/6).
Kata dia, di sebelah TPA, terdapat lahan persawahan milik warga. “Itu sementara kami kontrak. Tanahnya difungsikan, tidak menutup kemungkinan kami nanti akan beli,” terangnya.
Saat kebakaran lahan TPA, pemerintah telah memanggil pemilik lahan yang ada di sekitar TPA. Ada lima orang pemilik lahan telah diajak bekerja sama.
“Setelah semuanya setuju, waktu itu besoknya sudah langsung dikerjakan untuk perluasan lahan,” jelasnya.
Ke depan, dia menyarankan ada pengelompokkan jenis sampah. Yakni organik dan anorganik dari rumah tangga.
Jadi, ketika dibawa ke TPA, petugas TPA beserta alat berat tidak kewalahan. Saat ini, TPA memang punya tempat memilah sampah di bagian utara, namun sudah overload.
Saat ini, sampah yang masuk masih bercampur antara organik dan anorganik. Sehingga itu memicu gas metan menyembur dan menyebabkan kebakaran dalam waktu yang cukup lama.
“Ketika ada pengelompokkan dan ada kebakaran dengan skala kecil lebih mudah ditangani. Mestinya di sana juga ada pemilahan sampah yang sudah dibuang,” jelasnya.
Sementara itu, berdasarkan data, luas TPA Temesi mencapai 4,4 hektar. Ada 160 armada yang membawa sampah ke TPA.
Terdiri dari 109 truk dan 51 mobil pikap. Satu armada, bisa membawa sampah sampai 2-3 kali sehari. Total sampah yang masuk rata-rata 269 ton per hari.