29.3 C
Jakarta
22 November 2024, 10:25 AM WIB

Berawal Kehadiran Pria Pincang, Memanas Setelah Massa memaksa Masuk

Tiga pelaku penganiayaan pihak sekolah Harapan Bunda, Jimbaran sudah ditangkap polisi. Ketiga pelaku yang kesemuanya warga  lingkungan Menega, kelurahan Jimbaran, Kuta Selatan, Badung itu sudah diamankan dengan tangan dan kaki dirantai.

 

Lalu siapa sebenarnya tiga pelaku penganiayaan dan perusak sekolah Harapan Bunda itu dna bagiaman kronologi kejadian dari kasus ini?

 

MARCELL PAMPURS, Denpasar

 

Saat dikeler dan dipamerkan, wajah kuyu dan lesu tampak terlihat dari raut Wayan Wirthana alias Kelewang, 47;  I Kadek Murdika alias Cuplis, 30; dan I Ketut Suryantha alias Lembok, 30. Ketiganya pria asal  lingkungan Menega, kelurahan Jimbaran, Kuta Selatan, Badung terus menunduk saat petugas membawa ke ruang jumpa pers.

 

Terkait kasus dugaan penganiayaan dan perusakan yang dilakukan ketiganya, Kapolresta Denpasar, Kombes Pol Ruddi Setiawan, Senin (1/7), mengatakan penganiayaan ini bermula, pada Selasa (25/6) sekitar pukul 17.31.

 

Saat itu, empat orang pria berbadan besar datang ke sekolah Harapan Bunda, Jimbaran dan berteriak-teriak dari luar pagar sekolah.

 

Salah, seorang dengan ciri-ciri kaki pincang sempat melakukan pengancaman kepada Paulus Seran yang saat itu sedang berjaga di sekolah tersebut.

 

Atas adanya kejadian itu, Paulis Seran menelepon sang pemilik sekolah, Jeanne Selvya Damorita.

 

Kemudian, tak berselang lama, datang juga petugas Sat PoI PP yang menanyakan perihal adanya keributan tersebut. Namun karena keributan sudah mereda, pihak Sat Pol PP kembali pulang.

 

Namun sekitar pukul 20.30 puluhan massa kembali datang dan sudah berkumpul di depan pagar sekolah Harapan Bunda.

 

Selanjutnya tersangka I Wayan Wirthana alias Kelewang masuk ke halaman sekolah dan menghampiri saksi Jemris Lukas Molina dan Benjamin yang sedang duduk di taman.

 

Tersangka Kelewang kemudian menyuruh kedua saksi untuk keluar sekolah menemui puluhan masa yang berklumpul di luar sekolah. 

 

“Karena saksi tidak bersedia, masa kemudian menerobos masuk,” terang Kombes Ruddi.

 

Masa masuk dan menghampiri saksi.

 

Tersangka Kelewang kemudian menuduh saksi menyimpan senjata tajam di balik jaketnya.

 

Keduanya digeledah, namun tidak ditemukan senjata seperti yang dituduhkan tersangka.

 

Saat itulah, tiba-tiba tersangka Lembok langsung memukul pipi kiri saksi Benjamin Pesireron.

 

Kemudian tersangka Kelewang juga ikut memukul saksi Jemris Lukas Molina. 

 

Untuk menyelamatkan diri, saksi Benjamin Pesireron berlari kearah pagar namun dihadang sekumpulan orang yang tidak dikenal kemudian sempat mengalami penganiayaan juga.

 

Selanjutnya dia berlari ke belakang sekolah dengan maksud meminta bantuan kepada beberapa orang pesilat yang sedang berlatih di belakang sekolah. Namun para pesilat tidak bersedia membantu karena tidak mengetahui pokok masalahnya.

 

Saksi Benjamin kembali dikeroyok oleh sejumlah orang yang tidak dikenal, dipukul dengan sebatang kayu dan juga botol hingga mengalami Iuka lecet pada lengan kiri dan pinggang kiri dan juga luka robek pada tangan kanan.

 

Sedangkan saksi Jemris Lukas kabur menyelamatkan diri ke dalam gedung sekolah. 

 

Sementara itu, di lokasi lain, pemilik sekolah Jeanne Selvya Damorita berdiri di depan pintu loby sekolah bersama kerumunan masa lain termasuk tersangka Cuplis dan juga Kelewang. 

 

Saat itu terjadi percakapan antara saksi Jeanne Selvya terkait pelarangan warga termasuk pemilik tanah masuk ke areal sekolah.

 

Karena Jeanne Selvya diketahui nerekam percakapan tersebut, tersangka Cuplis berusaha merebut HP dari tangan korban.

 

“Saat itulah pelaku Kelewang memukul kepala Jeanne Selvya dengan tangan kosong yang juga dilakukan oleh tersangka lain yakni Cuplis yang menendang kaki kiri Jeanne hingga terjatuh,” tambah Ruddi.

 

Setelah kejadian itu, massa kemudian membubarkan diri.

Tiga pelaku penganiayaan pihak sekolah Harapan Bunda, Jimbaran sudah ditangkap polisi. Ketiga pelaku yang kesemuanya warga  lingkungan Menega, kelurahan Jimbaran, Kuta Selatan, Badung itu sudah diamankan dengan tangan dan kaki dirantai.

 

Lalu siapa sebenarnya tiga pelaku penganiayaan dan perusak sekolah Harapan Bunda itu dna bagiaman kronologi kejadian dari kasus ini?

 

MARCELL PAMPURS, Denpasar

 

Saat dikeler dan dipamerkan, wajah kuyu dan lesu tampak terlihat dari raut Wayan Wirthana alias Kelewang, 47;  I Kadek Murdika alias Cuplis, 30; dan I Ketut Suryantha alias Lembok, 30. Ketiganya pria asal  lingkungan Menega, kelurahan Jimbaran, Kuta Selatan, Badung terus menunduk saat petugas membawa ke ruang jumpa pers.

 

Terkait kasus dugaan penganiayaan dan perusakan yang dilakukan ketiganya, Kapolresta Denpasar, Kombes Pol Ruddi Setiawan, Senin (1/7), mengatakan penganiayaan ini bermula, pada Selasa (25/6) sekitar pukul 17.31.

 

Saat itu, empat orang pria berbadan besar datang ke sekolah Harapan Bunda, Jimbaran dan berteriak-teriak dari luar pagar sekolah.

 

Salah, seorang dengan ciri-ciri kaki pincang sempat melakukan pengancaman kepada Paulus Seran yang saat itu sedang berjaga di sekolah tersebut.

 

Atas adanya kejadian itu, Paulis Seran menelepon sang pemilik sekolah, Jeanne Selvya Damorita.

 

Kemudian, tak berselang lama, datang juga petugas Sat PoI PP yang menanyakan perihal adanya keributan tersebut. Namun karena keributan sudah mereda, pihak Sat Pol PP kembali pulang.

 

Namun sekitar pukul 20.30 puluhan massa kembali datang dan sudah berkumpul di depan pagar sekolah Harapan Bunda.

 

Selanjutnya tersangka I Wayan Wirthana alias Kelewang masuk ke halaman sekolah dan menghampiri saksi Jemris Lukas Molina dan Benjamin yang sedang duduk di taman.

 

Tersangka Kelewang kemudian menyuruh kedua saksi untuk keluar sekolah menemui puluhan masa yang berklumpul di luar sekolah. 

 

“Karena saksi tidak bersedia, masa kemudian menerobos masuk,” terang Kombes Ruddi.

 

Masa masuk dan menghampiri saksi.

 

Tersangka Kelewang kemudian menuduh saksi menyimpan senjata tajam di balik jaketnya.

 

Keduanya digeledah, namun tidak ditemukan senjata seperti yang dituduhkan tersangka.

 

Saat itulah, tiba-tiba tersangka Lembok langsung memukul pipi kiri saksi Benjamin Pesireron.

 

Kemudian tersangka Kelewang juga ikut memukul saksi Jemris Lukas Molina. 

 

Untuk menyelamatkan diri, saksi Benjamin Pesireron berlari kearah pagar namun dihadang sekumpulan orang yang tidak dikenal kemudian sempat mengalami penganiayaan juga.

 

Selanjutnya dia berlari ke belakang sekolah dengan maksud meminta bantuan kepada beberapa orang pesilat yang sedang berlatih di belakang sekolah. Namun para pesilat tidak bersedia membantu karena tidak mengetahui pokok masalahnya.

 

Saksi Benjamin kembali dikeroyok oleh sejumlah orang yang tidak dikenal, dipukul dengan sebatang kayu dan juga botol hingga mengalami Iuka lecet pada lengan kiri dan pinggang kiri dan juga luka robek pada tangan kanan.

 

Sedangkan saksi Jemris Lukas kabur menyelamatkan diri ke dalam gedung sekolah. 

 

Sementara itu, di lokasi lain, pemilik sekolah Jeanne Selvya Damorita berdiri di depan pintu loby sekolah bersama kerumunan masa lain termasuk tersangka Cuplis dan juga Kelewang. 

 

Saat itu terjadi percakapan antara saksi Jeanne Selvya terkait pelarangan warga termasuk pemilik tanah masuk ke areal sekolah.

 

Karena Jeanne Selvya diketahui nerekam percakapan tersebut, tersangka Cuplis berusaha merebut HP dari tangan korban.

 

“Saat itulah pelaku Kelewang memukul kepala Jeanne Selvya dengan tangan kosong yang juga dilakukan oleh tersangka lain yakni Cuplis yang menendang kaki kiri Jeanne hingga terjatuh,” tambah Ruddi.

 

Setelah kejadian itu, massa kemudian membubarkan diri.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/