SINGARAJA – Tidak ada satu orang tua pun yang menginginkan putranya jatuh sakit, begitu juga dengan Ibu Ilma Wiryanti, 50, seorang guru biologi di salah satu Sekolah Menengah Atas (SMA) yang ada di kota Singaraja.
Ia merasa sangat terpukul ketika putranyaMuhammad Rifqi Pambudi, 23, harus menjalani serangkaian tindakan operasi pengankatan batu di saluran empedunya.
Ia pun menceritakan kisah putranya saat menjalani operasi di salah satu rumah sakit pemerintah.
“Awalnya putra saya mengalami sakit pada perut yang menyerupai sakit maag. Langsung saya periksakan ke Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) tempat putra saya terdaftar.
Begitu dilakukan serangkaian pemeriksaan dan saat itu kondisi putra saya memang sudah sangat mengkhawatirkan.
Dokter di fasilitas kesehatan tingkat pertama merujuk putra saya untuk dilakukan pemeriksaan lebih lanjut di rumah sakit,” Jelas ibu yang memiliki paras ayu ini
Ilma – begitu sapaannya, melanjutkan ceritanya saat putranya memperoleh serangkaian tindakan medis di rumah sakit.
“Sampai di rumah sakit, dilakukan serangkaian pemeriksaan salah satunya USG oleh dokter. Dari hasil pemeriksaan tersebut ditemukan ada batu di saluran empedu
sehingga cairan empedunya tersumbat dan harus segera diangkat. Tanggal 20 April yang lalu dilakukan operasi pengangkatan batu di saluran empedu putra saya.
Setelah operasi selesai, kembali dilakukan USG dan cairan empedu tetap tidak bisa mengalir, ternyata ditemukan terdapat tumor di usus halus putra saya dan harus diangkat pula.
Mengingat kondisi putra saya saat itu kurang stabil, maka operasi pengangkatan tumor akan dijadwalkan kembali
setelah kondisi putra saya memungkinkan untuk dilakukan operasi,” ungkap Ilma saat ditemuai tim Jamkesnews, Kamis (16/5) lalu.
Ia mengatakan, seluruh biaya dari operasi dan pelayanan kesehatan yang diperoleh putranya dijamin sepenuhnya oleh BPJS Kesehatan.
Ia pun merasa sangat terbantudengan adanya program pemerintah ini. “Jika saya hitung-hitung semua biaya operasi dan pelayanan kesehatan putra saya mungkin sudah mencapai
puluhan juta rupiah. Beruntung putra saya telah menjadi peserta JKN-KIS, karena semua biaya ditanggung sepenuhnya oleh BPJS Kesehatan tanpa biaya satu rupiah pun.
Kini putra saya sedang mempersiapkan diri untuk dilakukan operasi pengangkatan tumor di usus halusnya dan tentunya menggunakan jaminan kesehatan dari program JKN-KIS,” jelas guru yang terkenal ramah, cerdas dan bijaksana ini.
Dia pun berharap agar program JKN-KIS ini tetap ada dan semakin meningkatkan kualitas layanannya.
“Disinilah letak prinsip gotong royong dari program JKN-KIS, iuran peserta lain yang sehatlah yang membantu biaya operasi pengangkatan batu empedu putra saya.
Saya telah merasakan manfaat besar dan sangat terbantu oleh iuran peserta JKN-KIS yang sehat. Harapan saya dari progam JKN-KIS ini,
semoga program pemerintah ini tetap berlangsung dan semakin memberikan manfaat bagi masyarakat karena banyak masyarakat yang tertolong
dari program JKN-KIS ini dan semoga BPJS Kesehatan bersama-sama dengan seluruh fasilitas kesehatan secara
berkesinambungan selalu meningkatkan layanan menjadi lebih baik lagi,” harapnya sambil menunjukkan kartu JKN-KIS.
“Kini saya hanya memikirkan bagaimana mendapatkan kesehatan bagi putra saya dan bisa fokus untuk penyembuhannya.
Tidak perlu lagi saya memikirkan biayanya karena semua telah dijamin oleh BPJS Kesehatan sebagai penyelenggara program JKN-KIS.
Saya dan keluarga mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada BPJS Kesehatan, begitu mulianya program JKN-KIS ini, sukses selalu untuk BPJS Kesehatan,” tutur ibu asal kota Singaraja ini. (rba)