RadarBali.com – Kejaksaan Negeri (Kejari) Jembrana saat ini tengah gencar melakukan sosialisasi ke sejumlah sekolah di Jemrbana mengenai peran, tugas pokok dan fungsi kejaksaan.
Pada hari pertama kemarin (18/9) menyasar sekolah menengah pertama (SMP), beragam keluhan siswa dan guru disampaikan pada tim kejaksaan.
Bahkan ada siswa yang nekat “curhat” mengenai permasalahan pribadinya di luar sekolah, yakni sering mendapat perlakuan kasar baik verbal dan fisik dari pengasuhnya di salah satu panti asuhan di Jembrana.
Siswi tersebut menyampaikan uneg-unegnya usai sosialisasi berakhir di SMP Swastika Karya. Mereka menghampiri Kasiintel Kejari Jembrana Ario Dewanto.
“Saya mau cerita pak, saya ada masalah,” kata siswi beinisial C tersebut. Kepada Ario dan salah satu jaksa fungsional yang juga staf seksi intelijen I Made Gde Bamax Wira Wibowo, sambal bercucuran air mata siswi tersebut menceritakan permasalahnnya.
Siswi tersebut mendapat perlakukan kasar baik verbal dan fisik dari pengasuh serta keluarganya, terakhir terjadi sekitar dua minggu lalu yang membuat dirinya memutuskan diri keluar dari panti asuhan dan kembali pada orang tuanya.
“Saya dipukul sampek benjol di sini, tapi tidak boleh cerita sama siap-siap,” ungkapnya, sambil memegang dahi sebelah kanannya.
Penyebabnya hanya sepele, hanya tanpa izin langsung pada pengasuh saat keluar panti asuhan yang saat itu tidak ada di panti.
Padahal saat itu, sudah disampaikan pada salah satu teman sesama panti akan belajar ke rumah salah satu temannya. “Saya sudah meminta maaf, tapi tetap saja dipukul,” ujarnya.
Sekarang siswi ini sudah keluar dari panti asuhan dan benjolan bekas pukulan pengasuhnya itu memang sudah hilang, tetapi perlakukan kasar itu masih membekas di hati siswi ini.
Selain perlakuan kasar secara fisik, sering juga mendapat perlakukan kasar secara verbal, baik dari pengasuhnya langsung juga dari keluarga pengasuhnya.
”Sekarang saya sudah lega bisa cerita,”ucapnya sambal menyeka air matanya. Mendengar curhat siswi itu, Ario yang juga didampingi kepala sekolahnya meminta untuk menghubungi melalui sambungan telepon atau datang menemui dirinya di Kejari Jembrana jika ada permasalahan.
Ario juga meminta pihak sekolah mendmpingi siswa-siswi yang memiliki permasalahan yang dihadapi siswanya.
Menurut Ario, kegiatan jaksa masuk sekolah yang gencar dilakukan ini bertujuan untuk mengurangi tingkat kriminalitas di Kabupatan Jembrana dikalangan pelajar, baik sebagai pelaku maupun korban.
Dari dua sekolah yang didatangi kemarin, secara umum keluhan guru adalah mengenai kekerasan di sekolah, terutama sikap seorang guru ketika menghadapi siswa yang nakal.
”Para guru takut dikriminalkan kalau mendidik anak yang nakal, karena tidak sedikit siswa yang harus diperlakukan sedikit keras paling tidak dicubit agar berhenti,” terangnya