DENPASAR – Kabinet Kerja Jilid II masih menjadi teka-teki. Presiden Terpilih Jokowi dan Wapres Terpilih KH Ma’ruf Amin masih menyusun sembari mencari kader terbaik bangsa untuk mengisi pos Kabinet Kerja Jilid II.
Bali sebagai basis suara PDIP dan Jokowi – Amin saat Pilpres lalu tentu menginginkan putra terbaiknya sebagai pembantu presiden di Kabinet Kerja Jilid II.
Saat itu, perolehan suara pasangan capres dan cawapres terpilih, Jokowi dan KH Ma’ruf Amin, mencapai 91,68 persen. Paling tinggi di seluruh Indonesia.
Keinginan itu didengar PDIP, pengusung utama Capres Jokowi – KH Ma’ruf amin. Ditemui saat membuka Konferda DPD PDIP, Sabtu lalu, Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto mengatakan, pos-pos di Kabinet Kerja II sedang dibahas.
Tentang siapa yang terpilih tergantung keputusan Ketua Umum DPP PDIP Megawati Soekarno Putri dan Presiden Jokowi selaku pemegang hak prerogative.
“Kami serahkan sepenuhnya kepada Ibu Ketua Umum dan Bapak Joko Widodo,” ujar Hasto Kristiyanto.
Menurutnya, usulan menteri dari Bali tidak lepas dari prestasi yang berhasil dibangun jajaran PDIP Bali dalam pileg dan pilpres kemarin.
Terlebih lagi, Bali merupakan basis PDIP. “PDIP akan menata diri dengan baik. Memberikan pendidikan politik bagi kader-kadernya.
Serta menempatkan kader di pusat. Tidak hanya di posisi menteri. Di DPP pun tetap ada representasi dari Bali. Begitu juga dengan gerak kebudayaan, Bali selalu dilibatkan,” tegasnya.
Sayangnya, saat disinggung apakah sudah ada nama calon menteri dari Bali yang akan diusulkan, Hasto enggan menjawabnya.
Dia balik menyebutkan bahwa itu kewenangan ketua umum yang akan dibahas dengan Presiden Joko Widodo nantinya.
“Nama ada di kantong, tasnya, Ibu Mega yang akan dibahas bersama Pak Jokowi,” paparnya. Beberapa nama dari Bali sempat diusulkan sebagai Menteri di Kabinet Kerja II.
Mulai dari politisi Hanura Pasek Gede Suardika, politisi Nasdem Gusti Putu Artha, dan sejumlah nama lain. Menarik ditunggu.