SEMARAPURA – Sampah perkotaan yang dibawa ke eks TPA Sente untuk selanjutnya diproses di Tempat Olah Sampah Setempat (TOSS) Sente, Desa Pikat, Kecamatan Dawan baru sekitar 48 persennya saja yang bisa diolah per harinya.
Keterbatasan kapasitas alat pengelolaan sampah pasalnya menjadi penyebab hal tersebut terjadi.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Pertanahan Kabupaten Klungkung AA Kirana mengatakan, ada sebanyak 12 truk sampah perkotaan yang dibawa ke eks TPA Sente setiap harinya.
Dari jumlah tersebut baru sekitar 48 persennya saja yang bisa diolah, sebagai pupuk maupun pelet. “Hanya sampah perkotaan yang dibawa ke eks TPA Sente. Dan baru 48 persennya yang bisa kami olah,” katanya.
Menurutnya, hal itu terjadi lantaran kapasitas mesin pengolah sampah yang ada di TOSS Sente sangat terbatas sehingga belum mampu mengolah seluruh sampah.
Hanya sekitar 2 truk sampah yang bisa dioleh sebagi pelet per harinya. Sementara untuk pupuk, hanya empat truk.
Sisa sampah yang berisikan sampah makan dan plastik, ada yang akhirnya diminta warga untuk dibawa ke kebun sebagai pupuk.
“Sisanya ada yang dipilah oleh pemulung untuk pakan ternak untuk sampah organik. Sementara sampah plastik ada yang dibawa ke bank sampah atau ke pengepul barang rongsokkan,” ujarnya.
Di lain sisi, Bupati Klungkung I Nyoman Suwirta meminta agar instansi terkait untuk segera melakukan koordinasi untuk mencari mesin dengan kapasitas yang lebih besar sehingga pengolahan sampah di Klungkung dapat dilakukan secara maksimal.
“Segera lakukan koordinasi agar masalah sampah di Kabupaten Klungkung segera dapat diselesaikan,” tandasnya.