MANGUPURA – Menjelang perayaan Hari Raya Galungan dan Kuningan, masyarakat Hindu melakukan pemotongan hewan babi.
Dinas Pertanian dan Pangan Badung kembali melakukan pengawasan dan pemeriksaan babi sebelum dipotong serta setelah dipotong.
Hal ini dilakukan untuk memastikan daging aman untuk dikonsumsi. Kabid Kesehatan Hewan Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Badung I Gede Asrama mengatakan, pemeriksaan dilakukan serantak di seluruh desa.
Bahkan, sebelum tim kesehatan hewan turun akan dilakukan pembekalan dulu hari Jumat 19 Juli 2019.
“Ya, pemeriksaan (babi) tetap dilakukan dan tim kesehatan hewan juga telah kami persiapkan,” terang Gede Asmara.
Petugas yang dikerahkan mencapai ratusan orang yang terdiri dari 32 dokter hewan, 30 petugas teknis dan 100 orang mahasiswa FKH Unud.
Pembekalan mahasiswa akan dilakukan di kampus FKH Unud. Sementara standar pemeriksaan yang dilakukan tak jauh berbeda dengan saat pemeriksaan hewan kurban beberapa waktu lalu.
Yakni ada dua tahap. Pemeriksaan antemortem (pemeriksaan sebelum kematian) untuk melihat ciri-ciri fisik, termasuk sehat tidaknya hewan yang bakal dipotong.
Sedangkan postmortem (setelah kematian) pemeriksaan organ dalam hewan kurban seperti hati, limpa, dan paru.
“Jadi, tiap desa dan kelurahan ada petugas yang mendampingi pemotongan. Pemeriksaan yang dilakukan sama seperti tahun-tahun sebelumnya,” jelasnya.
Begitu juga Kadis Koperasi, UKM dan Perdagangan Kabupaten Badung I Ketut Karpiana juga telah melakukan upaya untuk memastikan harga kebutuhan pokok di Badung.
Saat ini disebutkan kebutuhan bahan pokok masih relatif stabil. Sebab, pihaknya juga rutin setiap minggu sekali memantau perkembangan harga komoditi di Badung.
“Kami sudah rutin menggelar pasar murah melibatkan distributor. Dari pantauan kami masih stabil dan untuk stok sembako masih aman,” pungkansya.