GIANYAR – Koperasi Dana Asih di Banjar Negari yang sempat didemo oleh nasabahnya merupakan sebagian kecil dari permasalahan koperasi di Gianyar.
Berdasar data Dinas Koperasi Kabupaten Gianyar, ternyata ada 237 koperasi tidak aktif per Maret 2019.
Menurut Kepala Dinas Koperasi Gianyar, Made Mahayasa, dari 237 tersebut, terdiri dari 234 koperasi binaan Dinas Koperasi Kabupaten Gianyar.
Kemudian 1 koperasi binaan Provinsi dan 2 koperasi merupakan binaan pusat. “Yang tutup atau mau tutup, permasalahanya
ya mirip-mirip begini (Koperasi Dana Asih, red). Mereka tidak bisa menarik tabungan. Akhirnya tutup,” ujar Mahayasa.
Ketika koperasi kolap, Dinas mencabut izin mereka. Kemudian pemilik atau pengurus koperasi diminta untuk bertanggungjawab atas dana yang tidak bisa ditarik.
“Utang piutang pengurus yang selesaikan, buat surat pernyataan. Dari dinas menutup secara kelembagaan,” jelasnya.
Biasanya, aset pengurus koperasi dijual untuk menutupi tabungan nasabah. “Itu jalan yang bisa ditempuh. Itu sudah ranah anggota dengan pengurus,” jelasnya.
Dinas juga meminta pengurus koperasi yang bermasalah bertanggungjawab. “Tidak boleh lari. Kami sarankan bentuk tim penyelesai, tim itu sebagai bamper dalam penyelesaian masalahnya,” jelasnya.
Mengenai koperasi yang tutup, kata Mahayasa, bisa dihidupkan kembali. “Tidak ada blacklist. Kalau mau, kami dampingi kembali. Koperasi kan kepercayaan anggotanya,” katanya.
Mahayasa pun memberikan gambaran jika koperasi sifatnya dari anggota untuk anggota. “Makanya setiap tahun ada RAT (Rapat Anggota Tahunan, red).
Disana ada rumusan mau diapakan koperasi ini. Mau kasih bunga berapa, anggota sebetulnya ikut berperan,” jelasnya.
Sementara itu, koperasi yang aktif sebanyak 1.014 tersebar di seluruh Kabupaten Gianyar. Namun, yang baru menyelenggaran RAT hanya 231 atau 23 persen dari total koperasi aktif.
“Kami memantau koperasi, salah satunya RAT ini,” pungkasnya. Sementara itu, nasabah koperasi Dana Asih di Banjar Negari, Desa Singapadu Tengah, Kecamatan Sukawati terus menuntut dana mereka kembali.
Salah satu nasabah, Nyoman Diarta, 47, mengaku terus mencari tahu keberadaan pemilik koperasi I Made Jaya Antara.
“Kami butuh sekali uang kami. Apalagi ini menjelang hari raya, banyak kebutuhan upacara,” jelas pemilik dana Rp 300 juta itu.
Pemilik koperasi memang tidak pernah pulang ke rumahnya. Namun, dia diketahui memiliki sejumlah rumah di Bali. Salah satunya di Tabanan.
“Kami sudah cari di sana juga tidak ada,” jelasnya. Bahkan, telponnya juga tidak pernah aktif. “Pernah ada nasabah nelpon dia. Saat tahu yang nelpon nasabah, langsung dimatikan,” bebernya.
Dia pun merasa kasihan dengan keluarganya, terutama anaknya yang masih kuliah. “Sebaiknya ya pulang saja. Pertanggungjawabkan,” pintanya.