TEJAKULA – Kasus kematian ternak secara misterius di Desa Julah, Kecamatan Tejakula, hingga kini belum disikapi serius oleh pemerintah.
Disamping itu masyarakat juga enggan melapor pada pemerintah terkait temuan hewan ternak yang mati secara misterius itu.
Kemarin (23/7) Jawa Pos Radar Bali sempat mendatangi Desa Julah dan bertemu dengan sejumlah masyarakat yang kehilangan ternaknya.
Ternyata ternak-ternak yang hilang itu selama ini berada di areal perkebunan warga. Sementara ternak yang dipelihara di areal pemukiman, sejauh ini masih aman-aman saja.
Salah satu warga yang menjadi korban adalah Wayan Baru, 64, warga Banjar Dinas Kanginan, Desa Julah. Baru memiliki sebuah kebun yang terletak di dekat SDN 2 Julah.
Lokasinya sekitar 300 meter dari rumahnya saat ini. Naasnya ternak sapi milik Wayan Baru ditemukan dalam kondisi mati pekan lalu.
Tepatnya pada Kamis (18/7) pagi. Saat itu godel miliknya ditemukan dalam kondisi mengenaskan. Luka mengangan ditemukan pada punggung belakang kanan godel.
Menurut Wayan Baru, ini baru pertama kalinya ia mengalami hal itu. “Sekian lama saya pelihara sapi, baru sekarang ada kejadian seperti ini.
Induk sapi dan anaknya itu sebenarnya sudah saya masukkan kandang. Sudah saya pagari juga. Tapi saat kejadian itu, godel-nya malah saya temukan di luar kandang,” kata Wayan Baru.
Ia pun sempat bertanya-tanya, mengapa hewan ternaknya itu bisa ditemukan di luar kandang. Sebab, ternak yang ditemukan dalam kondisi mati itu baru berusia tujuh tahun.
Secara logika, ternak itu tak bisa dengan mudah keluar dari kandang. Baik itu dengan cara merangkak, atau melompati pagar.
“Makanya saya kaget juga. Logikanya, tidak mungkin ada hewan yang bisa mengangkat godel saya keluar pagar. Saya juga kurang tahu, apa itu hewan, apa itu orang yang belajar ilmu hitam,” katanya.