NEGARA – Wilayah Jembrana memiliki lahan seluas 1500 hektare yang berpotensi untuk pertanian jagung, namun saat ini yang tergarap hanya sekitar 600 hektare.
Hasil setiap hektar jagung, menghasilkan 10 ton setiap hektarenya, dari potensi sebesar 12-15 ton jagung hibrida.
Kepala Dinas Pertanian Dan Pangan I Wayan Sutama mengatakan, potensi tanaman jagung di Jembrana sangat besar, diharapkan petani menanam jagung untuk komoditas pertanian.
Selain jagung, kedelai juga menjadi komoditas yang memiliki potensi besar karena merupakan komoditas unggulan Jembrana.
Menurut Sutama, gerakan masal penanaman jagung hibrida merupakan dukungan terhadap program pemerintah pusat yang mengintensifkan penanaman padi, jagung, kedelai, bawang dan cabai (Pajale Babe).
Jembrana juga mendapatkan bantuan bibit jagung hibrida sebanyak 9,5 ton untuk 631 hektare.
“Harapannya petani juga melirik komoditas jagung ataupun kedelai yang juga unggulan di Jembrana,” jelas Sutama saat gerakan masal penanaman jagung hibrida, di Subak Tegal Jati, Desa Baluk, Kecamatan Negara.
Gerakan masal penanaman jagung hibrida tersebut merupakan rangkaian peringatan HUT RI ke 74 dan juga HUT Kota Negara ke 124.
Nantinya di tempat penanaman tersebut areal seluas 75 are akan di ikut sertakan pada event lomba menanam jagung yang di selenggarakan Korem 163 Wirasatya.
Bupati Jembrana I Putu Artha usai penanaman jagung didampingi wakil bupati Jembrana I Made Kembang Hartawan mengatakan, mendukung kegiatan tersebut mengingat potensi besar komoditas yang dimiliki Jembrana.
“Saya berharap target potensi sebesar 12 – 15 ton jagung hibrida bisa dicapai,” ujarnya. Bahkan, bupati memberikan tantangan kepada
Kepala Dinas Pertanian Dan Pangan agar bisa juga menanam tanaman jagung di daerah lain yang kurang tanaman jagung dan di subak yang tidak aktif.
“Kepada kelian subak yang menerima bantuan agar merawat dan memelihara tanaman jagung yang ditanam dengan sebaik baiknya,” tandasnya.