33.4 C
Jakarta
22 November 2024, 13:18 PM WIB

Hidrolik Dermaga Rusak, Kebutuhan Pokok ke Nusa Dikirim Pakai Jukung

SEMARAPURA – Rusaknya system hidrolik dermaga II Pelabuhan Padangbai, Karangasem, sejak Minggu (28/7) lalu membuat penyeberangan melalui pelabuhan terganggu.

Antrean truk bermuatan yang akan menyeberang melalui pelabuhan tidak terhindarkan dan mengular hingga ke Jalan Bypass Ida Bagus Matra, Desa Kusamba, Klungkung.

Di antaranya yang ikut antre adalah truk-truk bermuatan sembako atau kebutuhan pokok yang akan diseberangkan menuju Kecamatan Nusa Penida, utamanya ke Nusa Gede.

Menurut seorang pemilik sampan di Pelabuhan Tradisional Tribuana, Desa Kusamba, Dawan, Dewa Nyoman Raka, kemarin,

sejumlah kebutuhan pokok seperti sayur-mayur, telur, buah-buahan dan lainnya yang awalnya akan dibawa ke Nusa Penida menggunakan truk dan diseberangkan

melalui Pelabuhan Padangbai, akhirnya diseberangkan menggunakan jukung yang ada di Pelabuhan Tradisional Tribuana.

“Karena kebutuhan pokok seperti sayur, buah, telur kan mudah busuk sehingga harus segera dikirim,” kata Dewa Nyoman Raka.

Peningkatan aktivitas penyeberangan jukung bermuatan kebutuhan pokok pun terjadi sejak Senin (29/7).

Jika biasanya hanya satu jukung per hari yang menyeberang untuk membawa kebutuhan pokok ke Nusa Gede. Sejak Senin (29/7), terjadi peningkatan hingga dua jukung per hari.

“Bahkan hari ini ada sebanyak tiga jukung bermuatan kebutuhan pokok yang telah menyeberang,” ungkapnya.

Sementara untuk material bangunan, menurutnya, tidak ada. Sebab jika menggunakan jukung, biaya operasional lebih besar dibandingkan menggunakan kapal roro.

“Jadi untuk truk pengangkut material bangunan, memilih bertahan sampai bisa menyeberang. Karena biayanya besar sekali kalau pakai jukung,” terangnya.

Peningkatan jumlah barang yang diseberangkan ke Nusa Gede menggunakan jukung memberikan berkah bagi para buruh angkut barang yang di antaranya adalah ibu-ibu.

Salah seorang buruh angkut barang ke jukung di Pelabuhan Tradisional Tribuana, Ni Wayan Suriani mengungkapkan, dia mulai mengangkut barang-barang yang akan diseberangkan ke Nusa Penida menggunakan jukung sejak pukul 04.00.

Jika saat penyeberangan barang cukup sepi, dia hanya mengantongi upah sekitar Rp 50 ribu per hari.

Dengan meningkatnya aktivitas penyeberangan barang menggunakan jukung saat ini, ia mengaku bisa mengantongi upah sebesar Rp 100 ribu lebih per hari.

“Saya mulai kerja dari pukul 04.00-08.30. Setelah itu akan digantikan kelompok buruh angkut yang lainnya. Upah dari mengakut barang ini saya gunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari,” tandasnya.

Kasatlantas Polres Klungkung AKP Made Teja Dwi Permana mengungkapkan, akibat terganggunya penyeberangan di Pelabuhan Padangbai, antrean truk bermuatan mengular hingga di Jalan Bypass Ida Bagus Mantra, Desa Kusamba.

Untuk mengatasi kemacetan yang terjadi, pihaknya telah berkoordinasi dengan Satlantas Polres Karangasem. “Sekitar pukul 13.00, antrean mulai mulai mengurang,” tandasnya.

SEMARAPURA – Rusaknya system hidrolik dermaga II Pelabuhan Padangbai, Karangasem, sejak Minggu (28/7) lalu membuat penyeberangan melalui pelabuhan terganggu.

Antrean truk bermuatan yang akan menyeberang melalui pelabuhan tidak terhindarkan dan mengular hingga ke Jalan Bypass Ida Bagus Matra, Desa Kusamba, Klungkung.

Di antaranya yang ikut antre adalah truk-truk bermuatan sembako atau kebutuhan pokok yang akan diseberangkan menuju Kecamatan Nusa Penida, utamanya ke Nusa Gede.

Menurut seorang pemilik sampan di Pelabuhan Tradisional Tribuana, Desa Kusamba, Dawan, Dewa Nyoman Raka, kemarin,

sejumlah kebutuhan pokok seperti sayur-mayur, telur, buah-buahan dan lainnya yang awalnya akan dibawa ke Nusa Penida menggunakan truk dan diseberangkan

melalui Pelabuhan Padangbai, akhirnya diseberangkan menggunakan jukung yang ada di Pelabuhan Tradisional Tribuana.

“Karena kebutuhan pokok seperti sayur, buah, telur kan mudah busuk sehingga harus segera dikirim,” kata Dewa Nyoman Raka.

Peningkatan aktivitas penyeberangan jukung bermuatan kebutuhan pokok pun terjadi sejak Senin (29/7).

Jika biasanya hanya satu jukung per hari yang menyeberang untuk membawa kebutuhan pokok ke Nusa Gede. Sejak Senin (29/7), terjadi peningkatan hingga dua jukung per hari.

“Bahkan hari ini ada sebanyak tiga jukung bermuatan kebutuhan pokok yang telah menyeberang,” ungkapnya.

Sementara untuk material bangunan, menurutnya, tidak ada. Sebab jika menggunakan jukung, biaya operasional lebih besar dibandingkan menggunakan kapal roro.

“Jadi untuk truk pengangkut material bangunan, memilih bertahan sampai bisa menyeberang. Karena biayanya besar sekali kalau pakai jukung,” terangnya.

Peningkatan jumlah barang yang diseberangkan ke Nusa Gede menggunakan jukung memberikan berkah bagi para buruh angkut barang yang di antaranya adalah ibu-ibu.

Salah seorang buruh angkut barang ke jukung di Pelabuhan Tradisional Tribuana, Ni Wayan Suriani mengungkapkan, dia mulai mengangkut barang-barang yang akan diseberangkan ke Nusa Penida menggunakan jukung sejak pukul 04.00.

Jika saat penyeberangan barang cukup sepi, dia hanya mengantongi upah sekitar Rp 50 ribu per hari.

Dengan meningkatnya aktivitas penyeberangan barang menggunakan jukung saat ini, ia mengaku bisa mengantongi upah sebesar Rp 100 ribu lebih per hari.

“Saya mulai kerja dari pukul 04.00-08.30. Setelah itu akan digantikan kelompok buruh angkut yang lainnya. Upah dari mengakut barang ini saya gunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari,” tandasnya.

Kasatlantas Polres Klungkung AKP Made Teja Dwi Permana mengungkapkan, akibat terganggunya penyeberangan di Pelabuhan Padangbai, antrean truk bermuatan mengular hingga di Jalan Bypass Ida Bagus Mantra, Desa Kusamba.

Untuk mengatasi kemacetan yang terjadi, pihaknya telah berkoordinasi dengan Satlantas Polres Karangasem. “Sekitar pukul 13.00, antrean mulai mulai mengurang,” tandasnya.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/