RadarBali.com – Penyadap tuak tradisional memang rawan mengalami kecelakaan. Ini karena peralatan yang mereka gunakan sangat sederhana.
Apalagi, mayoritas para penyadap belum menerapkan sistem keselamatan kerja dengan baik. Nah, kali ini seorang warga Dusun Abiantiing, Desa Amerta Buana, I Nyoman Merdana, tewas setelah jatuh saat menyadap tuak.
Kejadian nahas itu terjadi Sabtu lalu pukul 08.00 wita. Saat kejadian korban sedang menyadap tuak tradisional di kebun milik Nengah Medir asal Abiantiing.
Menurut sang istri Ni Wayan Merdana, suaminya sempat pamit akan mengambil tuak pukul 07.00 wita. Ini memang sudah menjadi pekerjaan korban. Bahkan kegiatan tersebut dilakukan setiap pagi dan sore hari.
Sampai pukul 08.00 wita korban yang biasanya sudah kembali belum juga balik. Kemudian sang istri menyusul korban ke kebun.
Saksi langsung kaget melihat suaminya tergeletak tak sadarkan diri di bawah pohon enau. Saksi langsung berteriak minta tolong kepada warga sekitar.
Warga kemudian melaporkan kejadian ini ke Polsek Selat. “Memang setiap hari kerjaanya mengambil tuak,” ujar sang istri sedih.
Dirinya sendiri mengaku tidak menduga kalau suaminya akan tewas saat melakukan pekerjaan pokoknya tersebut.
Mendapat laporan jajaran Polsek selat langsung turun ke lokasi kejadian. Polisi dan warga langsung melakukan evakuasi.
Korban sempat dilarikan ke Puskesmas Selat. Dari pemeriksaan luar yang dilakukan pihak puskesmas ditemukan ada luka dalam di tubuh korban.
Kuat dugaan karena benturan di tanah saat jatuh. Korban sendiri saat dibawa ke Puskesmas sudah dalam kondisi meninggal dunia.
“Tangannya patah, karena sudah rapuh,” ujar Kapolsek Selat AKP Made Sudartawan didampingi Kanitreskrim Polsek Selat Iptu I Ketut Anyar Sujana.