DENPASAR – Bali kembali diguncang gempabumi. Tepatnya pada Senin (12/8) pukul 06.51. Pusat gempabumi tektonik terjadi di wilayah Samudera Hindia Selatan Jawa.
Hasil analisis BMKG menunjukkan gempabumi ini memiliki kekuatan 5.0 SR yang selanjutnya dilakukan pemutakhiran menjadi 4,9 SR.
Episenter gempabumi terletak pada koordinat 9,92 LS dan 113,89 BT, atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 189 km arah barat daya Kota Negara, Kabupaten Jembrana, Provinsi Bali pada kedalaman 68 km.
“Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenter, tampak bahwa gempabumi berkedalaman dangkal ini diakibatkan oleh aktivitas subduksi Lempeng Indo-Australia yang menyusup ke bawah Lempang Eurasia,” ujar Rahmat Triyono S.T., Dipl. Seis, M.Sc, Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG.
Menurutnya, hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempabumi ini dibangkitkan oleh deformasi batuan dengan mekanisme pergerakan jenis sesar naik (Thrust Fault).
Dampak gempabumi berdasarkan laporan masyarakat berupa guncangan dirasakan di wilayah Denpasar, Kuta, Banyuwangi dan Jember II MMI.
“Getaran dirasakan oleh beberapa orang, benda-benda yang digantung bergoyang,”sebutnya. Hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempabumi ini tidak berpotensi tsunami.
Hingga pukul 07.12 Wita, hasil monitoring BMKG menunjukkan adanya 3 kali gempabumi susulan (aftershocks).
“Kepada masyarakat dihimbau agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya,” tegasnya.
Pihaknya juga mengimbau untuk periksa dan pastikan bangunan tempat tinggal Anda cukup tahan gempa, ataupun tidak ada kerusakan akibat getaran gempa yg membahayakan kestabilan bangunan.
“Mohon cermati dan terus berlatih langkah-langkah praktis untuk antisipasi bahaya gempabumi, baik pada saat persiapan sebelum gempa, saat dan setelah gempabumi,” pungkasnya.