SERIRIT – Semua orang tua tentu tak bisa membayangkan jika anaknya menderita sakit parah. Seperti itulah nasib yang dialami seorang bayi laki-laki berusia 18 hari dari pasangan Komang Yobi Suarjaya, 21, dan Tati Umiyati, 21, asal Banjar Dinas Purwa, Desa Pengastulan, Seririt, Buleleng.
Bayi malang bernama Gede Fendi Pratama Wijaya Putra sejak lahir sudah didiagnosos mengidap penyakit tumor getah bening pada bagian leher dan pipi sebelah kirinya.
Kedua orang tuanya tak dapat berbuat banyak, terpaksa merawat anaknya di rumahnya. Karena terkendala dengan biaya untuk berobat dan juga terkendala
belum terdaftar pada Jaminan Kesehatan Nasioanal (JKN) dengan tidak memiliki kartu KIS. Padahal di desanya dia termasuk keluarga miskin tidak mampu.
Saat Jawa Pos Radar Bali bertandang kekediaman Komang Yobi Suarjaya dan Tati Umiyati, suasana rumah tampak sederhana.
Ayah dan ibu dari Gede Fendi Pratama Wijaya berada diteras rumahnya sambil menggendong bayi laki-laki. Sementara bayinya terlihat sulit untuk menggerakkan bagian lehernya.
Tati Umiyati yang ditemani suaminya menuturkan kondisi bayinya mengidap penyakit tumor getah bening sejak lahir dua pekan yang lalu di RSUP Sanglah, Denpasar. Setelah lahir melalui operasi cesar.
“Kami terus disarankan oleh tim medis di RSUP Sanglah untuk diberobat dengan rawat inap dan dilakukan operasi. Tetapi kami menolak dengan alasan karena tak biaya,” ungkapnya.
Mengetahui bayinya menderita penyakit tumor getah bening setelah dilakukan ultrasonografi (USG) pada usia kehamilan 5 bulan.
Saat itu Tati dan suaminya sudah pasrah, karena hasil USG dokter menemukan kelainan pada struktur leher dan pipi bayi. Dengan penyebab terifeksi bakteri pada kandungannya.
Sehingga berimbas pada perkembangan bayi. “Terinfeksi bakteri pada saat proses kehamilan. Namun bakteri apa yang menyebabkan saya tidak tahu. Itu kata dokter saat dilakukan pemeriksaaan,” paparnya.
Sejak lahir sampai hari ini bayi mungil tersebut sama sekali belum melakukan kontrol ke dokter atau pun rumah sakit.
Lagi-lagi terkendala dengan biaya. Meski petugas medis sudah memberikan catatan untuk waktu kontrol saat kelahiran.
Disinggung perihal adanya salah makan atau minum obat saat kehamilan buah hatinya. Tati katakan dirinya tak pernah seperti itu.
Normal saja pada saat kehamilan. Bahkan sampai saat ini bayi masih normal minum asi. Dia pun berharap uluran tangan dan bantuan secara sukarela. Agar bayi dapat dilakukan pengobatan secara medis di RSUD Buleleng.
Untuk meringankan biaya pengobatan buah hatinya. Ayah dari Gede Fendi Pratama Wijaya Putra masih mengurus administrasi layanan mendapat JKN KIS di BPJS Kesehatan.
Bahkan, segala administrasi sudah kami siapkan mulai kartu keluarga, akta nikah, akta kelahiran ke Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil dan ke Dinas Sosial Buleleng.
“Mudah-mudahan JKN KIs secapat juga kelar. Agar Gede Fendi Pratama Wijaya Putra dapat dirawat,” pungkasnya.
Putu Widiyasmita Ketua Karang Taruna Puspita Samudra Desa Pengastulan bersama dengan Kepala Dusun Purwa,Ketut Sawir mengatakan, sambil menunggu kelarnya proses administrasi.
Pihaknya rencana akan membawa bayi malang Gede Fendi Pratama Wijaya Putra ke rumah sakit untuk mendapat perawatan medis mengingat benjolan pada leher dan pipi kirinya makin mengkhawatirkan.
“Ini bersifat emergency makanya kita akan bawa dulu ke rumah sakit sambil menunggu petunjuk lebih lanjut dari petugas medis,” tandas Putu Widiyasmita.