33.4 C
Jakarta
22 November 2024, 14:01 PM WIB

Sudah Donor 152 Kali, Tergerak Hati Karena Stok Darah Minim

Purnawirawan polisi, Nyoman Ardana dikenal sebagai polisi yang gemar mendonorkan darahnya. Menginjak usia 71 tahun, sudah ratusan kantong darah yang dia donorkan.

Meski sudah kepala 7, pria asal Banjar Pengaji, Desa Melinggih Kelod, Kecamatan Payangan, tetap gemar donor. Apa motifasinya?

 

IB INDRA PRASETIA, Gianyar

ACARA donor darah di Banjar Pengaji, Desa Melinggih Kelod, Kecamatan Payangan dihadiri oleh banyak pendonor.

Dari sekian pendonor, Nyoman Ardana ikut hadir. Berbaju merah dengan logo Perhimpunan Donor Darah Indonesia (PDDI), Ardana ikut menyaksikan dan membantu pelayanan donor darah.

Purnawirawan polisi itu pun menceritakan kisahnnya yang sudah mendonor sejak puluhan tahun lalu.

“Kebetulan dulu saya ikut PMI (Palang Merah Indonesia) waktu SMA. Sehingga sangat terpanggil untuk donor,” ujar Ardana.

Dari PMI, Ardana belajar mengenai kemanusiaan. Banyak orang terutama pasien membutuhkan darah.

“Sampai saat ini masih banyak orang yang membutuhkan darah, terlebih bagi orang yang sakit tertentu, darah itu sangat berarti,” jelasnya.

Terlebih, untuk Bali, ketersediaan darah kurang dari dua persen. “Tentu termasuk kurang sekali. Makanya tugas saya sekarang menyosialisasikan kepada masyarakat bekerjasama dengan PMI,” terangnya.

Sebagai pria kepala 7, dia masih tampak bugar. Bahkan terlihat seperti berusia 50 tahunan. “Kami di sini juga  menyuarakan donor itu sehat untuk tubuh,” jelasnya.

Sejak muda hingga saat ini, Ardana mencatat dirinya sudah donor darah sebanyak 152 kali. Berkat komitmennya menjadi pendonor darah hingga ratusan kali, dia pun sempat mendapat penghargaan dari presiden RI ke-6, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

Sebagai bukti menerima penghargaan, dia pun menunjukkan bingkai berisi foto dirinya memperoleh penghargaan dari presiden. Penghargaan itu diterima langsung pada 2013 lalu.

Kini, sebagai bentuk perhatian dirinya terhadap masyarakat di banjarnya sendiri, Ardana, membentuk Unit Donor Darah. Pembentukan unit donor darah itu pun dibentuk sejak empat tahun lalu.

Tujuannya agar mereka yang membutuhkan darah sewaktu-waktu dapat relasi kemana dan dengan siapa mencari darah tersebut.

“Bukan saja untuk mencari darah, namun tujuannya agar sesekali warga bisa memberikan darahnya juga secara sukarela melalui donor,” pintanya.

Sementara itu, Kelian Banjar Pengaji, I Wayan Suandi, mengapresiasi upaya Ardana membentuk Unit Donor Darah.

Bahkan, masyarakat yang donor darah juga kian banyak. “Respons masyarakat lumayan sekarang sudah semakin banyak. Karena manfaatnya sudah diketahui sangat bagus untuk kesehatan,” jelasnya.

Dengan adanya Unit Donor Darah, kata dia, setiap kegiatan di masyarakat akan dirangkai dengan donor darah.

Misalnya, ketika ada ulang tahun sekaha teruna teruni, acara PKK, acara lansia dan lainnya pasti diselipkan acara donor darah. (*)

 

 

Purnawirawan polisi, Nyoman Ardana dikenal sebagai polisi yang gemar mendonorkan darahnya. Menginjak usia 71 tahun, sudah ratusan kantong darah yang dia donorkan.

Meski sudah kepala 7, pria asal Banjar Pengaji, Desa Melinggih Kelod, Kecamatan Payangan, tetap gemar donor. Apa motifasinya?

 

IB INDRA PRASETIA, Gianyar

ACARA donor darah di Banjar Pengaji, Desa Melinggih Kelod, Kecamatan Payangan dihadiri oleh banyak pendonor.

Dari sekian pendonor, Nyoman Ardana ikut hadir. Berbaju merah dengan logo Perhimpunan Donor Darah Indonesia (PDDI), Ardana ikut menyaksikan dan membantu pelayanan donor darah.

Purnawirawan polisi itu pun menceritakan kisahnnya yang sudah mendonor sejak puluhan tahun lalu.

“Kebetulan dulu saya ikut PMI (Palang Merah Indonesia) waktu SMA. Sehingga sangat terpanggil untuk donor,” ujar Ardana.

Dari PMI, Ardana belajar mengenai kemanusiaan. Banyak orang terutama pasien membutuhkan darah.

“Sampai saat ini masih banyak orang yang membutuhkan darah, terlebih bagi orang yang sakit tertentu, darah itu sangat berarti,” jelasnya.

Terlebih, untuk Bali, ketersediaan darah kurang dari dua persen. “Tentu termasuk kurang sekali. Makanya tugas saya sekarang menyosialisasikan kepada masyarakat bekerjasama dengan PMI,” terangnya.

Sebagai pria kepala 7, dia masih tampak bugar. Bahkan terlihat seperti berusia 50 tahunan. “Kami di sini juga  menyuarakan donor itu sehat untuk tubuh,” jelasnya.

Sejak muda hingga saat ini, Ardana mencatat dirinya sudah donor darah sebanyak 152 kali. Berkat komitmennya menjadi pendonor darah hingga ratusan kali, dia pun sempat mendapat penghargaan dari presiden RI ke-6, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

Sebagai bukti menerima penghargaan, dia pun menunjukkan bingkai berisi foto dirinya memperoleh penghargaan dari presiden. Penghargaan itu diterima langsung pada 2013 lalu.

Kini, sebagai bentuk perhatian dirinya terhadap masyarakat di banjarnya sendiri, Ardana, membentuk Unit Donor Darah. Pembentukan unit donor darah itu pun dibentuk sejak empat tahun lalu.

Tujuannya agar mereka yang membutuhkan darah sewaktu-waktu dapat relasi kemana dan dengan siapa mencari darah tersebut.

“Bukan saja untuk mencari darah, namun tujuannya agar sesekali warga bisa memberikan darahnya juga secara sukarela melalui donor,” pintanya.

Sementara itu, Kelian Banjar Pengaji, I Wayan Suandi, mengapresiasi upaya Ardana membentuk Unit Donor Darah.

Bahkan, masyarakat yang donor darah juga kian banyak. “Respons masyarakat lumayan sekarang sudah semakin banyak. Karena manfaatnya sudah diketahui sangat bagus untuk kesehatan,” jelasnya.

Dengan adanya Unit Donor Darah, kata dia, setiap kegiatan di masyarakat akan dirangkai dengan donor darah.

Misalnya, ketika ada ulang tahun sekaha teruna teruni, acara PKK, acara lansia dan lainnya pasti diselipkan acara donor darah. (*)

 

 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/