SERIRIT – Sehari pasca dicek di RS Pratama Tangguwisia, bayi malang Gede Fendi Pratama Wijaya Putra asal Banjar Dinas Purwa, Desa Pengastulan, Kecamatan Seririt, akhirnya dirujuk ke RSUP Sanglah Denpasar.
Tim medis menyatakan kondisi kesehatan buah hati pasangan dari Komang Yobi Suarjaya, 21 dan Tati Umiyati, 21 terus mengalami penurunan.
Suhu tubuhnya meningkat tajam mengalami demam yang cukup tinggi. Untuk mengantisipasi kemungkinan terburuk pada bayi yang berusia 18 hari tersebut, dokter memutuskan bayi Gede Fendi Pratama Wijaya Putra dirawat ke RSUP Sanglah, Denpasar.
Tidak hanya itu hasil lainnya setelah dilakukan cek up medis kondisi bayi dengan kelainan tumor getah bening mulai menyebar ke organ tubuhnya yang lain.
“Itu kata dokter setelah saya cek Gede Fendi Pratama Wijaya Putra, Selasa malam (13/8) di RS Pratama Tangguwisia,” kata Komang Yobi Suarjaya bersama istrinya.
Dijelaskan Komang Yobi Suarjaya, hasil obeservasi dokter di rumah sakit memang menyarankan agar segera diambil tindakan operasi. Kemudian juga segera dirujuk ke RSUP Sanglah Denpasar.
“Bayi Gede Fendi Pratama Wijaya Putra saat ini sedang dirawat di RSUP Sanglah. Kami mohon doa dan berharap kondisi bayi bisa segera membaik dan sembuh dari penyakinya,” ungkap ayah Gede Fendi.
Sebelumnya diberitakan, pasutri miskin, Komang Yobi Suarjaya dan Tati Umiyati melahirkan seorang bayi laki-laki dengan kondisi terserang tumor kelenjar getah bening hingga bengkak pada leher dan pipi bagian kiri.
Kelainan itu terlihat saat dilakukan ultrasonografi (USG) pada usia kehamilan 5 bulan. Dari penjelasan medis, buah hatinya mengalami kelainan sejak dalam kandungan akibat terinfeksi bakteri, sehingga berimbas pada perkembangan bayi.
Sejak itulah ia membawa istrinya ke RSUP Sanglah Denpasar untuk dilakukan operasi caesar. Benar saja, ketika anaknya lahir, terlihat ada benjolan cukup besar pada bagian leher dan pipi kiri.
Namun, karena faktor biaya dan kondisi keluarga kurang mampu kedua orang tua tersebut tidak melanjutkan pengobatan medis di rumah sakit.
Bahkan yang ironis, mereka tidak memiliki jaminan kesehatan dalam bentuk apapun termasuk BPJS maupun KIS.