RadarBali.com – Untuk kali kedua mewakili Antida Music Productions, Anom Darsana sebagai pendiri kembali menghadiri Asia Pasific Music Meeting (APaMM) 2017.
Digelar di Ulsan, Korea Selatan, acara ini digelar dari 14 hingga 18 September. Asia Pacific Music Meeting (APaMM) sendiri merupakan pasar musik terbesar di Korea yang diadakan di Ulsan setiap tahun.
Banyak peserta, delegasi terkemuka dari berbagai negara telah mengambil bagian dalam APaMM. Mereka menyuguhkan pertukaran aktif dan terbaru tentang trend pasar musik serta diskusi-diskusi mendalam.
Salah satunya Anom Darsana yang mewakili Indonesia berada satu forum dengan musisi maupun praktisi kreatif hebat lain dari seluruh dunia yang juga menjadi panelis.
“Tahun ini saya lebih ke mentoring atau pembimbing atau juga penasehat untuk musisi-musisi Korea bersama dengan delegasi dar negara lain,” katanya kepada Jawa Pos Radar Bali.
Sebagai satu-satunya delegasi dari Indonesia, Anom Darsana memaparkan berbagai pengetahuannya dalam dunia musik khususnya hal-hal yang berkaitan dengan langkah dan kendala apa yang mesti diterapkan sekaligus dihadapi oleh musisi-musisi untuk dapat go internasional.
Sebagai salah satu narasumber pada APaMM 2017 kali ini, Anom Darsana menyaksikan bagaimana musisi-musisi Korea sangat menunjukkan sisi profesionalitas mereka dalam mengemas dan menyiapkan diri mereka untuk memasuki kancah mancanegara.
Pada kegiatan tersebut, Anom Darsana mengakui jika dirinya diterima secara positif. Dijelaskan Darsana, kembali diundangnya dia menjadi mentor di APaMM 2017 tahun ini dikarenakan dirinya dianggap sebagai salah satu sosok yang aktif dan selalu membuat “keributan” dalam dunia seni.
Sebut saja perannya sebagai sosok yang mendirikan beberapa festifal musik berkelas seperti sebagai pendiri dan organizer Ubud Village Jazz Festival, Bali World Music Festival, Festival Tepi Sawah, Bali Reggae Festival.
Dia juga mendukung beberapa festival berbasis komunitas di Bali yang merupakan bentuk dari upaya meningkatkan daya tumbuh kembang masing-masing komunitas tersebut.
“Di sana, saya melihat pemerintah Korea turut berperan aktif dan berkontribusi secara penuh dalam memfasilitasi musisi-musisi Korea untuk dapat melebarkan sayapnya ke luar negeri. Hal ini juga seyogianya dilakukan oleh pemerintah Indonesia dengan memberikan dukungan penuh kepada musisi-musisi tanah air yang berpotensi untuk merambah dunia International,” tambahnya.
Dituturkan, pihak penyelenggara memantau semua aktivitas Darsana dalam dunia seni di Bali melalui media sosial, hingga akhirnya dirinya diundang menjadi salah satu mentor pada kegiatan yang digelar setiap tahun tersebut.
Dari kegiatan tersebut, Darsana mengaku banyak mendapatkan ilmu untuk dibawa pulang ke tanah air. Khususnya ilmu untuk membangkit dan memajukan industri musik dan seni di tanah air.
“Saya ingin meniru politik dinamik Korea yang sangat hebat untuk mempromosikan artis-artis lokalnya di world class,” tandasnya.
Pada kegiatan tersebut, Anom Darsana berdampingan dengan mentor-mentor kenamaan lainnya seperti Jun Lin Yeoh yang merupakan Production Director Rainforest World Music Festival, Ben Mandelson Womex – Seung-ryul Hwang, Direktur SofarSounds Korea, Eric De Fontenay yang adalah Pendiri Music Dish. Tema yang diangkat pada panel tersebut adalah “What Ways Can Artists Tour The Asian Circuit?”.