25.2 C
Jakarta
22 November 2024, 7:01 AM WIB

RSU Sanjiwani Sebut Sesuai SOP, Dinkes: Ada Sanksi Kalau Melanggar

GIANYAR – Kabar duka datang dari Banjar Majangan, Desa Buahan Kaja, Payangan, Gianyar. Seorang ibu muda, Ni Made Dani, 30, meninggal dunia usai melahirkan putra kedua di RSU Sanjiwani, Kamis (22/8) lalu. Apa sebenarnya yang terjadi?

Sementara itu, Direktur RS Sanjiwani, melalui Kabid Humas RS Sanjiwani Gianyar, Anak Agung Gede Parwata, mengatakan, almarhumah datang ke RS Sanjiwani, Selasa (20/8) lalu.

“Ibunya hamil lewat waktu, sampai 5 hari. Kemudian dikirim ke (ruang, red) Kunti,” ujar AA Gede Parwata.

Kemudian, pada Rabu (21/8) dilakukan persalinan normal dan bayi berjenis kelamin putra itu pun lahir dalam kondisi selamat.

“Setelah melahirkan, terjadi pendarahan, lalu dikirim ke ICU,” terangnya. Kemudian, pada Kamis (22/8), terjadi penurunan terhadap kondisi korban.

“Kondisi pasien memburuk dan meninggal dunia pukul 08.40,” jelasnya. Parwata pun tidak bisa merinci apa penyebab kematian korban.

“Nanti tim dokter akan rapat. Dalam rapat, nanti akan dijelaskan apa tindakan yang sudah dilakukan,” terangnya.

Yang jelas, kata dia, tim sudah bekerja maksimal. “Tentu ada SOP (Standar Operasional Prosedur, red) yang telah dilakukan,” pungkasnya.

Di bagian lain, Kepala Dinas Kesehatan Gianyar, Ida Ayu Cahyani, mengaku masih menginvestigasi penyebab kematian korban.

“Kami selalu mengaudit apa yang menjadi penyebab kematiannya. Setelah audit, kami berikan rekomendasi terkait faktor yang menyebabkan kematiannya,” terangnya.

Pihaknya tak segan akan memberikan imbauan kepada pihak rumah sakit jika ada keteledoran dalam penanganan pasien.

“Pengawasan serta pembinaan pada rumah sakit tersebut, bila ditemukan faktor-faktor yang harus diperbaiki,” pungkasnya.

Sebelumnya, suami korban, Nyoman Kobik, 34, mengaku, sang istri rutin rutin memeriksakan kandungan sejak awal diketahui hamil.

Bahkan, Kobik mencatat, kandungan di-USG sampai 4 kali. “Terakhir, hari Selasa lalu (20/8), saya mengajak istri melakukan pemeriksakan kehamilan di Klinik Angga, di Desa Kerta, Payangan. Lanjut itu dirujuk ke RS Sanjiwani,” jelasnya.

Mendapat perawatan di RSU Sanjiwani,  istrinya langsung  mendapat pemeriksaan. Namun, dirinya pun mulai was-was lantaran lama  tak ada bukaan kelahiran  bayi.

Karena lama tak ada bukaan tim medis yang menangani merangsang agar terjadi bukaan.  “Walau tak ada bukaan, dokter  yang menangani tidak menyarankan atau meminta  persetujuan untuk operasi,” terangnya.

Hingga akhirnya bisa dilahirkan dengan selamat pada Rabu (21/8), dengan proses persalinan normal.

Bayi tersebut lahir dengan berat 4,7 kg dengan kondisi sehat. Namun sayang sang ibu mengalami pendarahan. Akhirnya, sang istri meninggal dunia pada Kamis pagi.

 

GIANYAR – Kabar duka datang dari Banjar Majangan, Desa Buahan Kaja, Payangan, Gianyar. Seorang ibu muda, Ni Made Dani, 30, meninggal dunia usai melahirkan putra kedua di RSU Sanjiwani, Kamis (22/8) lalu. Apa sebenarnya yang terjadi?

Sementara itu, Direktur RS Sanjiwani, melalui Kabid Humas RS Sanjiwani Gianyar, Anak Agung Gede Parwata, mengatakan, almarhumah datang ke RS Sanjiwani, Selasa (20/8) lalu.

“Ibunya hamil lewat waktu, sampai 5 hari. Kemudian dikirim ke (ruang, red) Kunti,” ujar AA Gede Parwata.

Kemudian, pada Rabu (21/8) dilakukan persalinan normal dan bayi berjenis kelamin putra itu pun lahir dalam kondisi selamat.

“Setelah melahirkan, terjadi pendarahan, lalu dikirim ke ICU,” terangnya. Kemudian, pada Kamis (22/8), terjadi penurunan terhadap kondisi korban.

“Kondisi pasien memburuk dan meninggal dunia pukul 08.40,” jelasnya. Parwata pun tidak bisa merinci apa penyebab kematian korban.

“Nanti tim dokter akan rapat. Dalam rapat, nanti akan dijelaskan apa tindakan yang sudah dilakukan,” terangnya.

Yang jelas, kata dia, tim sudah bekerja maksimal. “Tentu ada SOP (Standar Operasional Prosedur, red) yang telah dilakukan,” pungkasnya.

Di bagian lain, Kepala Dinas Kesehatan Gianyar, Ida Ayu Cahyani, mengaku masih menginvestigasi penyebab kematian korban.

“Kami selalu mengaudit apa yang menjadi penyebab kematiannya. Setelah audit, kami berikan rekomendasi terkait faktor yang menyebabkan kematiannya,” terangnya.

Pihaknya tak segan akan memberikan imbauan kepada pihak rumah sakit jika ada keteledoran dalam penanganan pasien.

“Pengawasan serta pembinaan pada rumah sakit tersebut, bila ditemukan faktor-faktor yang harus diperbaiki,” pungkasnya.

Sebelumnya, suami korban, Nyoman Kobik, 34, mengaku, sang istri rutin rutin memeriksakan kandungan sejak awal diketahui hamil.

Bahkan, Kobik mencatat, kandungan di-USG sampai 4 kali. “Terakhir, hari Selasa lalu (20/8), saya mengajak istri melakukan pemeriksakan kehamilan di Klinik Angga, di Desa Kerta, Payangan. Lanjut itu dirujuk ke RS Sanjiwani,” jelasnya.

Mendapat perawatan di RSU Sanjiwani,  istrinya langsung  mendapat pemeriksaan. Namun, dirinya pun mulai was-was lantaran lama  tak ada bukaan kelahiran  bayi.

Karena lama tak ada bukaan tim medis yang menangani merangsang agar terjadi bukaan.  “Walau tak ada bukaan, dokter  yang menangani tidak menyarankan atau meminta  persetujuan untuk operasi,” terangnya.

Hingga akhirnya bisa dilahirkan dengan selamat pada Rabu (21/8), dengan proses persalinan normal.

Bayi tersebut lahir dengan berat 4,7 kg dengan kondisi sehat. Namun sayang sang ibu mengalami pendarahan. Akhirnya, sang istri meninggal dunia pada Kamis pagi.

 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/