33.4 C
Jakarta
22 November 2024, 14:31 PM WIB

Pasokan Makanan di Hutan Menipis, Kera Hutan Pulaki Serbu Rumah Warga

GEROKGAK – Pasokan makanan di Hutan Bukit Pulaki, Buleleng Barat, Gerokgak, kala musim kemarau seperti ini kian menipis.

Kondisi ini memaksa sekawanan kera yang hidup di hutan Pulaki mulai turun ke rumah-rumah penduduk untuk mencari makan.

Parahnya, populasi kera di Hutan Pulaki kian tak kendali sehingga membuat warga dan petani di Desa Banyupoh, Gerokgak, mulai khawatir. 

“Kera tidak merusak, namun mengambil makanan dan hasil pertanian buah anggur,” kata salah seorang warga asal Desa Banyupoh Made Wenten.

Kawanan kera yang turun ke rumah penduduk dan pertanian warga sejatinya rutin terjadi setiap tahun di saat musim panas tiba. 

Yang membuat kera turun dari hutan lantaran menipisnya pasokan makanan di hutan. “Maka tak heran sepanjang Jalan Raya Singaraja-Gilimanuk Desa Banyupoh

sampai menuju Pura Pulaki, Pemuteran di jumpai kera yang menunggu makanan yang dibuang oleh pengendara mobil  yang melintas,” terangnya. 

Dalam sehari bisa 3 sampai 5 kera yang datang ke rumah dan lahan pertanian warga. Untuk mengusir kera warga gunakan ketapel dan kayu.

Namun  demikian karena jumlah kera yang cukup banyak membuat warga kesulitan mengusir hewan ini.

“Sejauh ini kera yang turun ke rumah warga belum ada sampai melukai warga. Namun warga khawatir, karena buah anggur yang sedang masa panen juga dijarah,” paparnya.

Pengakuan yang sama juga disampaikan oleh Martini, guru  yang tinggal di SDN 5 Pemuteran. Menurutnya, sekawanan kera yang turun masuk ke rumah warga bukan hanya mengambil makanan.

Tetapi juga telur ayam yang baru menetas berusia dua tiga hari juga dijarahnya. Warga sebenarnya menganggap biasa kera turun dari hutan ke rumah warga.

“Kalau pasokan makanan sudah habis di hutan pasti turun ke rumah warga. Bahkan ada kera sampai menginap di rumah warga,” tandasnya. 

GEROKGAK – Pasokan makanan di Hutan Bukit Pulaki, Buleleng Barat, Gerokgak, kala musim kemarau seperti ini kian menipis.

Kondisi ini memaksa sekawanan kera yang hidup di hutan Pulaki mulai turun ke rumah-rumah penduduk untuk mencari makan.

Parahnya, populasi kera di Hutan Pulaki kian tak kendali sehingga membuat warga dan petani di Desa Banyupoh, Gerokgak, mulai khawatir. 

“Kera tidak merusak, namun mengambil makanan dan hasil pertanian buah anggur,” kata salah seorang warga asal Desa Banyupoh Made Wenten.

Kawanan kera yang turun ke rumah penduduk dan pertanian warga sejatinya rutin terjadi setiap tahun di saat musim panas tiba. 

Yang membuat kera turun dari hutan lantaran menipisnya pasokan makanan di hutan. “Maka tak heran sepanjang Jalan Raya Singaraja-Gilimanuk Desa Banyupoh

sampai menuju Pura Pulaki, Pemuteran di jumpai kera yang menunggu makanan yang dibuang oleh pengendara mobil  yang melintas,” terangnya. 

Dalam sehari bisa 3 sampai 5 kera yang datang ke rumah dan lahan pertanian warga. Untuk mengusir kera warga gunakan ketapel dan kayu.

Namun  demikian karena jumlah kera yang cukup banyak membuat warga kesulitan mengusir hewan ini.

“Sejauh ini kera yang turun ke rumah warga belum ada sampai melukai warga. Namun warga khawatir, karena buah anggur yang sedang masa panen juga dijarah,” paparnya.

Pengakuan yang sama juga disampaikan oleh Martini, guru  yang tinggal di SDN 5 Pemuteran. Menurutnya, sekawanan kera yang turun masuk ke rumah warga bukan hanya mengambil makanan.

Tetapi juga telur ayam yang baru menetas berusia dua tiga hari juga dijarahnya. Warga sebenarnya menganggap biasa kera turun dari hutan ke rumah warga.

“Kalau pasokan makanan sudah habis di hutan pasti turun ke rumah warga. Bahkan ada kera sampai menginap di rumah warga,” tandasnya. 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/