27.8 C
Jakarta
22 November 2024, 22:16 PM WIB

Amor Ring Acintya…Kritis, Satu Pengungsi Lansia Meninggal Dunia

RadarBali.com – Kabar duka datang dari kamp pengungsian di Klungkung. Salah seorang pengungsi yang diketahui bernama Nengah Rianta asal Perangsari Tengah, Desa Duda, Selat, Karangasem, dilaporkan meninggal dunia kemarin.

Sebelumnya, pengungsi yang berumur 90 tahun tersebut mengalami kritis akibat riwayat sakit stroke yang di deritanya sebelum mengungsi.

“Mungkin juga karena sudah berumur. Apalagi, punya riwayat sakit sebelum dibawa ke lokasi pengungsian,” ujar Kepala Dinas Kesehatan Klungkung dr. Ni Made Adi Swapatni.

Berdasar catatan Dinas Kesehatan Klungkung, dalam masa pengungsian, sekitar 3.168 pengungsi memanfaatkan layanan kesehatan di posko-posko kesehatan yang disediakan di Kabupaten Klungkung mulai Kamis (21/9) – Minggu (24/9) kemarin.

Menurut dr. Ni Made Adi Swapatni, dari ribuan pengungsi yang menggunakan layanan kesehatan, ada 92 jiwa yang dirujuk ke RSUD Klungkung .

Dari jumlah tersebut, 39 jiwa harus menjalani rawat inap, lima orang menjalani rawat jalan, enam ibu-ibu menjalani proses persalinan, dan satu orang pengungsi meninggal dunia.

“Selain itu ada pula satu pengungsi yang dirujuk ke RS Jiwa Bangli,” bebernya. Direktur RSUD Klungkung, dr I Nyoman Kesuma menimpali, pasien yang menjalani rawat inap sebagian besar lansia.

“Kalau yang lain sebagian besar sesak napas dan saat ini kondisinya sudah cenderung membaik,” terangnya.

Untuk mengantisipasi peningkatan rujukan pasien dari warga pengungsi Gunung Agung, pihaknya telah menyiapkan sebanyak 50 ranjang rumah sakit yang sementara waktu ditempatkan pada ruang diklat dan rapat.

“Sementara itu untuk alat opname sudah kami usulkan ke Pemprov Bali dan segera akan dibantu,” katanya.

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Klungkung menambahkan, pengungsi yang mendapat pelayanan dasar masih secara umum menderita sakit radang pernafasan, maag dan hipertensi.

RadarBali.com – Kabar duka datang dari kamp pengungsian di Klungkung. Salah seorang pengungsi yang diketahui bernama Nengah Rianta asal Perangsari Tengah, Desa Duda, Selat, Karangasem, dilaporkan meninggal dunia kemarin.

Sebelumnya, pengungsi yang berumur 90 tahun tersebut mengalami kritis akibat riwayat sakit stroke yang di deritanya sebelum mengungsi.

“Mungkin juga karena sudah berumur. Apalagi, punya riwayat sakit sebelum dibawa ke lokasi pengungsian,” ujar Kepala Dinas Kesehatan Klungkung dr. Ni Made Adi Swapatni.

Berdasar catatan Dinas Kesehatan Klungkung, dalam masa pengungsian, sekitar 3.168 pengungsi memanfaatkan layanan kesehatan di posko-posko kesehatan yang disediakan di Kabupaten Klungkung mulai Kamis (21/9) – Minggu (24/9) kemarin.

Menurut dr. Ni Made Adi Swapatni, dari ribuan pengungsi yang menggunakan layanan kesehatan, ada 92 jiwa yang dirujuk ke RSUD Klungkung .

Dari jumlah tersebut, 39 jiwa harus menjalani rawat inap, lima orang menjalani rawat jalan, enam ibu-ibu menjalani proses persalinan, dan satu orang pengungsi meninggal dunia.

“Selain itu ada pula satu pengungsi yang dirujuk ke RS Jiwa Bangli,” bebernya. Direktur RSUD Klungkung, dr I Nyoman Kesuma menimpali, pasien yang menjalani rawat inap sebagian besar lansia.

“Kalau yang lain sebagian besar sesak napas dan saat ini kondisinya sudah cenderung membaik,” terangnya.

Untuk mengantisipasi peningkatan rujukan pasien dari warga pengungsi Gunung Agung, pihaknya telah menyiapkan sebanyak 50 ranjang rumah sakit yang sementara waktu ditempatkan pada ruang diklat dan rapat.

“Sementara itu untuk alat opname sudah kami usulkan ke Pemprov Bali dan segera akan dibantu,” katanya.

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Klungkung menambahkan, pengungsi yang mendapat pelayanan dasar masih secara umum menderita sakit radang pernafasan, maag dan hipertensi.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/