26.7 C
Jakarta
25 November 2024, 3:15 AM WIB

Harga Pasir Melambung Tinggi, Kontraktor Pusing Tujuh Keliling

RadarBali.com – Seretnya pasokan pasir dari Galian C Selat efek naiknya status Gunung Agung dari Siaga ke Awas berdampak panjang.

Proyek-proyek pembangunan, baik milik pemerintah maupun swasta terancam. Kondisi ini dikeluhkan salah seorang kontraktor asal Klungkung, I Nengah Sudiartana.

Menurutnya, dari total 30 truk pasir yang dia butuhkan saat ini, baru dua truk saja yang dia dapatkan meski sudah berkeliling kemana-mana.

Selain itu, harganya pun cukup mahal, bisa mencapai Rp 2,5 juta per truk. “Saya sudah berusaha sampai mencari ke Jawa, tapi terkendala izin pengiriman. Harganya juga berlipat-lipat dari di sini. Batu juga kayak itu,” katanya.

Dia mengaku sangat khawatir kondisi ini akan berdampak pada proyek yang kini masih dalam pengerjaan. Salah satunya proyek Pasar Semarapura.

Karena itu, pihaknya mengusulkan adanya amandemen kontrak. Hal ini segera dia sampaikan secara tertulis.

“Jadi berapa selesai, segitu yang dibayar. Tapi kami juga tetap berusaha cari material,” ungkapnya.

Kepala Dinas Koperasi, UKM dan Perdagangan Klungkung, I Wayan Ardiasa mengaku pembangunan Pasar Semarapura sudah dikoordinasikan dengan pelaksana.

Namun, untuk langkah yang ditempuh masih dibicarakan. “Memang terjadi kesulitan bahan. Ini disampaikan ke pak bupati, bagaimana baiknya,” tandasnya.

Terkait potensi amandemen yang diajukan pelaksana proyek berkaitan karena sulitnya mencari material pasir, Sekda Klungkung I Gede Putu Winastra mengatakan, keinginan kontraktor tidak bisa dilakukan begitu saja.

Hal itu harus melalui serangkaian proses dan perlu dikoordinasikan dengan Pemerintah Provinsi Bali. “Harus mengacu pada aturan yang ada,” paparnya. 

 

RadarBali.com – Seretnya pasokan pasir dari Galian C Selat efek naiknya status Gunung Agung dari Siaga ke Awas berdampak panjang.

Proyek-proyek pembangunan, baik milik pemerintah maupun swasta terancam. Kondisi ini dikeluhkan salah seorang kontraktor asal Klungkung, I Nengah Sudiartana.

Menurutnya, dari total 30 truk pasir yang dia butuhkan saat ini, baru dua truk saja yang dia dapatkan meski sudah berkeliling kemana-mana.

Selain itu, harganya pun cukup mahal, bisa mencapai Rp 2,5 juta per truk. “Saya sudah berusaha sampai mencari ke Jawa, tapi terkendala izin pengiriman. Harganya juga berlipat-lipat dari di sini. Batu juga kayak itu,” katanya.

Dia mengaku sangat khawatir kondisi ini akan berdampak pada proyek yang kini masih dalam pengerjaan. Salah satunya proyek Pasar Semarapura.

Karena itu, pihaknya mengusulkan adanya amandemen kontrak. Hal ini segera dia sampaikan secara tertulis.

“Jadi berapa selesai, segitu yang dibayar. Tapi kami juga tetap berusaha cari material,” ungkapnya.

Kepala Dinas Koperasi, UKM dan Perdagangan Klungkung, I Wayan Ardiasa mengaku pembangunan Pasar Semarapura sudah dikoordinasikan dengan pelaksana.

Namun, untuk langkah yang ditempuh masih dibicarakan. “Memang terjadi kesulitan bahan. Ini disampaikan ke pak bupati, bagaimana baiknya,” tandasnya.

Terkait potensi amandemen yang diajukan pelaksana proyek berkaitan karena sulitnya mencari material pasir, Sekda Klungkung I Gede Putu Winastra mengatakan, keinginan kontraktor tidak bisa dilakukan begitu saja.

Hal itu harus melalui serangkaian proses dan perlu dikoordinasikan dengan Pemerintah Provinsi Bali. “Harus mengacu pada aturan yang ada,” paparnya. 

 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/