SINGARAJA – Mahasiswa dan pemuda di Buleleng, rupanya, tak tinggal diam dengan kondisi perpolitikan beberapa hari terakhir.
Mereka bergerak serentak kemarin merespons upaya pelemahan lembaga antirasuah yang dilakukan DPR dan pemerintah.
Tergabung dalam wadah Aliansi Pemuda Indonesia (API) Buleleng, mereka menyuarakan penolakan terkait hasil penetapan RUU KPK menjadi UU KPK,
pasal-pasal kontroversial di RKUHP, RUU Pertanahan, RUU Minerba termasuk kebakaran hutan yang terjadi Sumatera dan Kalimantan.
API Buleleng sendiri terjadi dari HMI Cabang Singaraja, IMM Singaraja, KAMMI Singaraja, KMHDI, Jong Java Banyuwangi, Ikatan Mahasiswa dan Pemuda Bima Dompu (IMBIPU),
Himpunan Mahasiswa Lombok (HIPMAL), Ikamala, Komunitas Mama, dan Masyarakat Kampung Bugis. Aksi itu juga diikuti komunitas waria dan Gay Singaraja (Wargas).
Titik kumpul aksi damai dipusatkan di Taman Kota Singaraja Rabu (26/9). Sejak pukul 10.30 mereka mulai turun aksi dengan long march menuju kantor DPRD Buleleng.
Selama dua jam berjalan dan melakukan orasi hingga mereka di terima langsung Ketua DPRD Buleleng Gede Supriatna.
DPRD Buleleng meminta sebanyak 20 perwakilan dari pemuda dan mahasiswa untuk masuk ke gedung Dewan menyampaikan point-point aspiransi yang disampaikan.
Ada beberapa point tuntutan yang disampaikan dalam seruan aksi damai melayat ke DPRD Buleleng Singaraja menggugat.
Yakni (1) tolak segala revisi UU melemahkan demokrasi, (2) mendesak Presiden dan DPR untuk merevisi UU KPK yang baru saja disahkan dan menolak
segala bentuk pelemahan terhadap komisi pemberantasan korupsi (KPK). (3) mendesak presiden untuk segera mengeluarkan Perppu untuk membatalkan UU KPK,
(4) menuntut dan mendesak Makamah Konstitusi (MK) untuk melakukan uji materi (Judicial Review) terhadap hasil-hasil revision UU KPK,
(5) menolak disahkannya RUU KUHP dan menuntut serta mendesak adanya penundaaan untuk melakukan pembahasan ulang terhadap pasal-pasal yang bermasalah dalam RUU KUHP,
dan (6) mengecam tindakan refresif oknum aparat kepolisian terhadap pemuda dan mahasiswa yang melakukan aksi.
Serta membebaskan dan menghentikan penangkapan terhadap aktivis yang sedang menyerukan aspiransinya diberbagai daerah.
Sementara itu Ketua DPRD Gede Supriatna yang menyambut hangat aksi mahasiswa dan pemuda Indonesia.
Gede Supriatna menyatakan pihaknya harus terbuka menerima masyarakat yang menyampaikan aspirasi.
“Tidak apa-apa mereka kristis, karena itulah bagian dari jiwa muda. Mahasiswa sebagai penerus kedepannya. Terpenting bagi kami seluruh mahasiswa dan pemuda
yang melakukan aksi bisa mengedepankan hal-hal yang positif mencerminkan perilaku pendidik terdidik.
Sehingga tetap menjaga situasi kondusif Buleleng. Itu pesan dari saya,” kata pria yang kini menjabat sekertaris DPC PDIP Buleleng.
Selanjutnya apa yang menjadi tuntutan dan aspiransi masyarakat, pemuda dan mahasiswa, pihaknya akan meneruskan ke pusat.
“Akan kami tindaklanjuti dan sampaikan sesuai apa yang menjadi permintaan mereka” tandasnya.