25.6 C
Jakarta
23 November 2024, 8:33 AM WIB

Hari Keenam Tak Juga Ditemukan, Pencarian Nelayan Jembrana Dihentikan

NEGARA – Pencarian nelayan yang hilang, Mulyadi, 25, hingga hari ke enam, Jumat (27/9) kemarin belum membuahkan hasil.

 Karena itu, pencarian nelayan asal Banjar Pebuahan, Desa Banyubiru tersebut akan dihentikan pada hari ketujuh atau hari ini (28/9).

Koordinator pos pencairan dan pertolongan Jembrana atau Basarnas Komang Sudiarsa mengatakan, upaya pencarian

terhadap Mulyadi sudah dilakukan dengan menyusuri perairan selatan Jembrana, muai dari titik lokasi awal hilang hingga radius 16 nautical mile.

“Pencarian sampai hari (kemarin) masih dilakukan,” jelasnya kemarin. Pencarian paling barat di perairan wilayah Kecamatan Melaya dan ke barat di wilayah Desa Delodberawah Kecamatan Mendoyo.

Namun, pencarian yang sudah dilakukan selama enam hari belum menemukan korban. Pencarian korban akan dihentikan pada hari ketujuh sesuai dengan standar operasional prosedur (SOP) pencarian, meski masih belum ditemukan.

Namun, apabila nantinya ada informasi dari masyarakat atau nelayan menemukan korban di laut, pihaknya akan turun untuk melakukan pencarian dan evakuasi.

Pencarian juga dilakukan oleh Satpolair Polres Jembrana. Pencarian selain dilakukan di wilayah Desa Pengambengan, juga dilakukan di wilayah perairan Gilimanuk, Selat Bali.

“Pencarian besok terakhir,” kata Kasatpolair Polres Jembrana Iptu Eddy Waluyo. Sebelumnya, Mulyadi, dilaporkan hilang saat memancing di laut, tepatnya perairan selatan Dusun Ketapang Lampu, Desa Pengambengan, Minggu (22/9).

Hilangnya Mulyadi pertama diketahui Hakim, nelayan yang mencari ikan di sekitar korban hilang. Nelayan asal Banjar Munduk,

kampung Kedunen Desa Pengambengan, sekitar pukul 10.00 wita menemukan sampan yang masih menyala di tengah laut, tapi tidak ada orangnya.

Nelayan tersebut sudah menduga pemilik perahu jatuh ke laut. Nelayan yang menemukan sempat menunggu, namun ternyata tetap tidak ada tanda-tanda keberadaan korban.

Hingga akhirnya bertemu dengan Sadri, nelayan asal Banjar Pebuahan yang mengetahui bahwa pemilik perahu tersebut Mulyadi yang masih tetangganya.

Sampan korban juga dibawa dengan ditarik ke pantai Pebuahan dan memberitahu keluarganya. 

NEGARA – Pencarian nelayan yang hilang, Mulyadi, 25, hingga hari ke enam, Jumat (27/9) kemarin belum membuahkan hasil.

 Karena itu, pencarian nelayan asal Banjar Pebuahan, Desa Banyubiru tersebut akan dihentikan pada hari ketujuh atau hari ini (28/9).

Koordinator pos pencairan dan pertolongan Jembrana atau Basarnas Komang Sudiarsa mengatakan, upaya pencarian

terhadap Mulyadi sudah dilakukan dengan menyusuri perairan selatan Jembrana, muai dari titik lokasi awal hilang hingga radius 16 nautical mile.

“Pencarian sampai hari (kemarin) masih dilakukan,” jelasnya kemarin. Pencarian paling barat di perairan wilayah Kecamatan Melaya dan ke barat di wilayah Desa Delodberawah Kecamatan Mendoyo.

Namun, pencarian yang sudah dilakukan selama enam hari belum menemukan korban. Pencarian korban akan dihentikan pada hari ketujuh sesuai dengan standar operasional prosedur (SOP) pencarian, meski masih belum ditemukan.

Namun, apabila nantinya ada informasi dari masyarakat atau nelayan menemukan korban di laut, pihaknya akan turun untuk melakukan pencarian dan evakuasi.

Pencarian juga dilakukan oleh Satpolair Polres Jembrana. Pencarian selain dilakukan di wilayah Desa Pengambengan, juga dilakukan di wilayah perairan Gilimanuk, Selat Bali.

“Pencarian besok terakhir,” kata Kasatpolair Polres Jembrana Iptu Eddy Waluyo. Sebelumnya, Mulyadi, dilaporkan hilang saat memancing di laut, tepatnya perairan selatan Dusun Ketapang Lampu, Desa Pengambengan, Minggu (22/9).

Hilangnya Mulyadi pertama diketahui Hakim, nelayan yang mencari ikan di sekitar korban hilang. Nelayan asal Banjar Munduk,

kampung Kedunen Desa Pengambengan, sekitar pukul 10.00 wita menemukan sampan yang masih menyala di tengah laut, tapi tidak ada orangnya.

Nelayan tersebut sudah menduga pemilik perahu jatuh ke laut. Nelayan yang menemukan sempat menunggu, namun ternyata tetap tidak ada tanda-tanda keberadaan korban.

Hingga akhirnya bertemu dengan Sadri, nelayan asal Banjar Pebuahan yang mengetahui bahwa pemilik perahu tersebut Mulyadi yang masih tetangganya.

Sampan korban juga dibawa dengan ditarik ke pantai Pebuahan dan memberitahu keluarganya. 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/