NEGARA – Sejak dua hari terakhir, terjadi antrean panjang di pelabuhan Gilimanuk, terutama angkutan barang.
Penyebabnya, karena terjadi air surut sehingga dermaga mengalami pendangkalan, terutama dermaga landing craft machine (LCM) Pelabuhan Gilimanuk.
Akibatnya kapal tidak bisa melakukan bongkar muat dengan maksimal dan berdampak pada antrean kendaraan.
Kapal dengan ram door pendek, tidak bisa bersandar di dermaga LCM Gilimanuk. Sehingga harus mengapung selama beberapa jam menunggu air pasang agar bisa sandar.
Selain itu, salah satu dermaga Movable Bridge (MB) sempat dilakukan perbaikan. Sehingga mengakibatkan penumpukan kendaraan di pelabuhan Gilimanuk.
Bahkan, ekor antrean mencapai 1 kilometer pada Senin malam lalu. Sedangkan dermaga lain yang beroperasi tidak bisa digunakan untuk kendaraan besar yang bisa menggunakan dermaga LCM.
Namun, penyebab utama karena air surut dan terjadi pendangkalan pada dermaga LCM. Hal itu juga diakui Manajer Operasional PT ASDP Indonesia Ferry pelabuhan Gilimanuk Agus Supriyatno.
“Sementara ini pelayanan terrutama di dermaga LCM memang agak terhambat akibat pendangkalan yang terjadi dan air surut,” ujarnya.
Pada saat puncak air surut, hanya dua kapal yang bisa bersandar dan bongkar muat karena memiliki ram door panjang.
Sedangkan belasan KMP yang biasanya bersandar di LCM tidak bisa bersandar karena ram door pendek.
Sedangkan MB 2 yang sempat diperbaiki sudah dioperasikan lagi, namun hanya untuk kendaraan tertentu, tidak bisa untuk kendaraan besar dan muatan berat.
Karena itu, pihaknya akan melakukan koordinasi dengan direksi PT. ASDP agar nantinya bisa dilakukan pengerukan di dermaga LCM, sehingga ketika air surut tetap bisa digunakan
bongkar muat kapal yang memiliki ram door pendek. “Dermaga LCM harus segera dikeruk agar pelayanan kepada pengguna jasa bisa lancar,” pungkasnya.