DENPASAR – Aksi tindak pidana penganiayaan secara bersama-sama kembali terjadi di wilayah hukum Polresta Denpasar.
Yang menjadi korban kali ini adalah Wakil Bendesa Adat Banjar Wangaya Kelod, Denpasar, bernama Bagus Kertha Negara, 49.
Korban dikeroyok warga setempat berinisial PN, 46, dan anaknya. Ikut bersama mereka menganiaya beberapa teman terduga pelaku yang diduga anggota ormas.
Penganiayaan itu sendiri berlangsung di Gang 4A/4, selatan Balai Banjar Wangaya Klod, Jalan Kartini, Denpasar, Selasa (1/10) malam pukul 18.30 Wita.
Mirisnya lagi, setelah dikeroyok, handphone milik wakil bendesa yang merangkap Sekretaris Banjar Wangaya Klod ini juga dirampas oleh terduga pelaku yang diperkirakan berjumlah 18 orang itu.
Setelah kejadian, korban langsung melaporkan kejadian itu ke Mapolresta Denpasar dengan nomor laporan; STPL/125/X/BALI/RESTA DPS.
Korban juga langsung melakukan visum termasuk melakukan CT Scan. Korban berharap pihak kepolisian segera mengungkap kasus ini dan para pelakunya segera diungkap.
Apalagi, program Kapolda Bali Irjen Pol Petrus Reinhard Golose sangat tegas, yakni memberantas aksi premanisme yang berkedok organisasi masyarakat.
“Bapak dan anak itu, juga balasan pemuda lain diduga kuat pentolan ormas. Saya menduga kuat aksi pengeroyokan dirinya itu telah direncanakan.
Dugaan ini diperkuat dengan sejumlah pelaku yang telah membawa kayu. Saya hadir sebagai undangan dari Bendesa Adat, kenapa mobil yang dipindahkan kok saya yang jadi sasaran,” ujarnya.
Sementara handphone korban dirampas oleh para pelaku, namun ia tidak mengetahui orang yang mengambil.
Sebab, saat itu pelaku mengeroyoknya beramai-ramai. Terkait dengan HP tersebut, dalam keterangan polisi ia sudah sampaikan juga.
Istri korban juga sempat menghubungi ke nomor HP tersebut, dan sampai saat ini diduga masih aktif. Setiap kali ditelepon ada yang menerima, namun tidak berbicara apa.
“Saya berharap polisi segera mengamankan si bapak dan anak-anak juga sejumlah pemuda yang dimaksud. Terus terang, motif kejadian saya tidak tahu apa,” pintanya.
Dikonfirmasi terpisah, Kapolresta Denpasar Kombes Pol Ruddi Setiawan membenarkan peristiwa itu. Sayang dia enggan berbicara banyak lantaran masih mengumpulkan bukti dan saksi-saksi.
“Benar terkait masalah tersebut kamu sudah menerima laporan. Sabar ya, kami masih melakukan penyelidikan terkait
laporan korban tersebut. Masih dalam penyelidikan,” ujarnya singkat saat ditemui di Mapolresta Denpasar, Kamis (3/10).