DENPASAR – Tidak ada habisnya orang gila yang ditangani Satpol PP Denpasar. Kali ini, orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) asal Bogor, Jawa Barat, bernama Maysachio Adinova Nirwana Osman kabur dari rumah binaan Satpol PP Kota Denpasar.
Tak main-main dia kabur setelah mematahkan terali besi dan kabur lewat lubang besi berukuran kurang lebih 30 x 25 cm.
Setelah berhasil kabur ia melompat ke rumah yang berdekatan dengan kantor Satpol PP. Kemudian, Ia naik di atap rumah hingga membuat rumah tersebut mengalami jebol pada bagian kanopi dan beberapa genting berjatuhan.
Karena aksinya itu, si ODGJ diteriaki maling oleh warga. Sehingga beberapa warga keluar rumah untuk menangkapnya.
Akibat kejadian tersebut, seorang warga bernama Yande, 43, yang rumahnya jebol akibat dinaiki oleh Adinova protes ke kantor Satpol PP.
Menurut pengakuan Yande, kejadian ODGJ kabur dan berlari ke rumahnya telah terjadi tiga kali. “Ini sudah tiga kali, bahkan dia tadi lempar kunci motor.
Benyah umah tiange (rusak rumah saya),” keluh Yande kepada Kasatpol PP Kota Denpasar Dewa Gede Anom Sayoga.
Pantauan Jawa Pos Radar Bali, rumah Yande jebol pada bagian kanopi dan beberapa genting berjatuhan dan dia meminta kepada pihak Satpol PP agar diberikan ganti rugi.
Bahkan, dirinya melihat Adinova ini melompat-lompat di atap rumahnya. “Saya juga tak habis pikir, dia bisa melompat tinggi-tinggi,” katanya.
Kasatpol PP Kota Denpasar, Dewa Gede Anom Sayoga berkali-kali meminta maaf atas kejadian tersebut dan ia berjanji akan menyampaikan hal tersebut kepada Pemkot Denpasar.
Bahkan ia pun mengakui dari Satpol PP memiliki anggaran terbatas sehingga harus dikoordinasikan lebih lanjut.
“Kami akan katakan kepada pimpinan agar segera ditindaklanjuti. Anggaran kami di sini terbatas. Bahkan rumah pembinaan kami juga dijebol tiga kali dan sampai saat ini belum bisa kami perbaiki,” kata mantan Sekretaris DLHK ini.
Ia menambahkan ODGJ yang kabur hari ini merupakan penyerahan dari Polsek Densel yang diamankan di kawasan Pemogan.
Bahkan dirinya mengaku stres dengan kejadian ini. “Kayang tiang milu stres ngurus (sampai saya ikut stres ngurus). Rumah tempat pembinaan saya rusak
belum bisa diperbaiki, tetangga juga protes minta ganti rugi untuk perbaikan rumahnya yang rusak sementara anggaran saya terbatas,” keluhnya lagi.
Belum lagi pihaknya harus memberi makan untuk semua yang dibina dikarenakan semua hasil sidak maupun pengamanan yang terkait dengan pelanggaran Perda dibawa ke Satpol PP.
“Kalau misalnya ada sidak duktang, kami yang menindaklanjuti, ODGJ juga, penertiban, WTS semua kami yang menangani sementara dana kami terbatas,” katanya.
Ia pun berharap jika seandainya memungkinkan agar ada tambahan biaya operasional yang diberikan oleh Pemkot Denpasar.
Selain ODGJ, pihaknya juga mengamankan dua orang warga yang tidur di bawah jembatan Jalan Hasanuddin.
Dua orang warga ini berasal dari Buleleng dan berhari-hari berdiam diri di bawah jembatan. Satpol PP mendapat laporan dari warga dimana kedua orang tersebut telah tinggal beberapa hari di bawah jembatan.
“Pengakuannya dia baru sehari, tapi menurut warga sudah beberapa hari tidur di bawah jembatan. Dia juga bawa alat pancing, menggoreng ikan di sana, tidur juga,” katanya.