GIANYAR – SDN 3 Kemenuh yang lokasinya di simpang air terjun Tegenungan sepi siswa sejak 4 tahun terakhir.
Rencananya, SDN tersebut diusulkan di-regrouping. Kemudian lahan SDN 3 yang lokasinya di perempatan strategis akan dijadikan pasar desa.
Perbekel Kemenuh Dewa Nyoman Neka mengaku sejak empat tahun lalu masyarakatnya memang mengajukan untuk perubahan lahan SDN 3 Kemenuh.
“Lokasinya yang berada di jalur padat lalu lintas yang sangat berbahaya bagi anak. Dan berdampingan dengan dua pura,” ujar Dewa Nyoman Neka.
Sejak empat tahun lalu pun telah disampaikan solusinya agar di-regrouping ke SD N 6 Kemenuh.
“Empat tahun lalu lahan itu dimohonkan oleh desa adat agar dimanfaatkan aktivitas adat. Selain itu juga akan dijadikan pasar desa. Sejak waktu itu juga kami berikan solusinya,” jelasnya.
Pihaknya juga sempat menggelar dapat denngan tiga SD di wilayah Desa Kemenuh. Yakni SDN 3, SDN 5, dan SDN 6 Kemenuh.
Mengingat SDN 6 Kemenuh yang jumlah siswanya sedikit dalam satu kelas sehingga sangat tepat di-regrouping dengan SDN 3 Kemenuh.
Sementara itu, Komisioner Komisi Penyelenggara Perlindungan Anak Daerah (KPPAD) Bali Made Ariasa sempat menengok kondisi SDN 3 Kemenuh yang minim siswa.
Hanya ada dua kelas yang aktif di sekolah itu. “KPPAD juga sempat bertatap muka dengan dua anak siswi tersebut.
Tujuannya untuk menggali informasi dengan kondisi psikologis kedua anak itu,” ujar pria asli Desa Mas, Kecamatan Ubud itu.
Dari hasil pendekatannya dengan para siswa, kata Ariasa, siswa butuh teman lebih banyak.
“Mereka menginginkan lebih banyak lagi teman-teman kelas sebayanya untuk diajak berlajar, bermain dan berinteraksi sosial yang lebih baik dan nyaman,” jelasnya.
Pihaknya juga sudah berkoordinasi secara resmi maupun lisan ke seluruh pejabat di Gianyar, Dinas Pendidikan hingga Bupati terkait rencana masyarakat kedepannya.
“Dari sisi sekolah masih menunggu kepastian kesepakatan semua pihak di masyarakat untuk keberlangsungan pendidikan
yang mengacu pada bagian dari sekolah ramah anak dan mendukung Gianyar sebagai kabupaten layak anak,” terangnya.
KPPAD Bali mendorong semua pihak agar segera membuat kajian dan menindaklanjuti.
Mengingat kesepakatan tersebut yang berorientasi pada kepentingan untuk anak sekaligus mewujudkan perlidungan anak dalam pendidikan.
“Secara prinsif diharapkan dapat pendidikan yang aman, nyaman dan sesuai harapan semua pihak,” pungkasnya.