32.7 C
Jakarta
22 November 2024, 15:35 PM WIB

BMKG: Suhu Panas di Bali Cetak Rekor Terpanas Sepanjang Sejarah

DENPASAR – Bali beberapa hari terakhir mengalami suhu panas yang cukup tinggi. Balai Besar Meteorologi Klimatologi

dan Geofisika (BBMKG) Wilayah III Denpasar mencatat suhu panas tertinggi di Bali mencapai 35 derajat celcius bulan Oktober 2019.

Ini juga menjadi suhu panas tertinggi sejak 30 tahun terakhir. Rata-rata suhu tertinggi dalm 30 tahun terakhir hanya mencapai 34,9 derajat. Meski tergolong panas, suhu ini belum tergolong ekstrim.

“Suhu panas itu tercatat di wilayah Sanglah, Denpasar,” kata Kepala Bidang Data dan Informasi BBMKG Wilayah III Denpasar, Iman Faturahman, Kamis (24/10).

Menurutnya, suhu panas ini dihasilkan karena adanya peralihan musim. Dari musim hujan ke musim kemarau.

Selain itu, penyebab lainnya karena posisi matahari saat ini di selatan khatulistiwa yang meliputi Jawa dan Bali. Sehingga menyebabkan intensitas cahaya atau matahari lebih banyak mencapai permukaan bumi. 

Selain itu, kondisi awan di langit juga sedang tidak berbentuk. Sehingga panas matahari dipancarkan langsung tanpa dihalangi oleh awan.

Tidak adanya awan tersebut karena massa udara yang ada tidak cukup untuk terjadinya pembentukan awan. 

“Kondisi ini kemungkinan akan masih terjadi hingga satu minggu ke depan,” tambah Iman Faturahman.

Ditambahkannya pihaknya memprediksi bahwa hujan akan tiba pada awal November hingga Desember di Bali. 

DENPASAR – Bali beberapa hari terakhir mengalami suhu panas yang cukup tinggi. Balai Besar Meteorologi Klimatologi

dan Geofisika (BBMKG) Wilayah III Denpasar mencatat suhu panas tertinggi di Bali mencapai 35 derajat celcius bulan Oktober 2019.

Ini juga menjadi suhu panas tertinggi sejak 30 tahun terakhir. Rata-rata suhu tertinggi dalm 30 tahun terakhir hanya mencapai 34,9 derajat. Meski tergolong panas, suhu ini belum tergolong ekstrim.

“Suhu panas itu tercatat di wilayah Sanglah, Denpasar,” kata Kepala Bidang Data dan Informasi BBMKG Wilayah III Denpasar, Iman Faturahman, Kamis (24/10).

Menurutnya, suhu panas ini dihasilkan karena adanya peralihan musim. Dari musim hujan ke musim kemarau.

Selain itu, penyebab lainnya karena posisi matahari saat ini di selatan khatulistiwa yang meliputi Jawa dan Bali. Sehingga menyebabkan intensitas cahaya atau matahari lebih banyak mencapai permukaan bumi. 

Selain itu, kondisi awan di langit juga sedang tidak berbentuk. Sehingga panas matahari dipancarkan langsung tanpa dihalangi oleh awan.

Tidak adanya awan tersebut karena massa udara yang ada tidak cukup untuk terjadinya pembentukan awan. 

“Kondisi ini kemungkinan akan masih terjadi hingga satu minggu ke depan,” tambah Iman Faturahman.

Ditambahkannya pihaknya memprediksi bahwa hujan akan tiba pada awal November hingga Desember di Bali. 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/