29.3 C
Jakarta
22 November 2024, 8:56 AM WIB

Kabar Hoax Picu Gelombang Pengungsi, Kini Tembus 134.229 Jiwa

RadarBali.com – Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho, mengungkapkan jumlah pengungsi dari ancaman meletusnya Gunung Agung terus bertambah.

Hingga Kamis sore, jumlah pengungsi mencapai 134.229 jiwa di 484 titik pengungsian yang tersebar di 9 kabupaten/kota di Bali. 

Pengungsi sebanyak 134.229 jiwa tersebut berada di Kabupaten Badung 15 titik (5.879 jiwa), Kabupaten Bangli 30 titik (6.158 jiwa), Kabupaten Buleleng 26 titik (16.901 jiwa), dan Kota Denpasar 51 titik (11.036 jiwa).

Kabupaten Gianyar 16 titik (12.084 jiwa), Kabupaten Jembrana 29 titik (420 jiwa), Kabupaten Karangasem 122 titik (49.575 jiwa), Kabupaten Klungkung 173 titik (27.395 jiwa), dan Kabupaten Tabanan  26 titik (4.851 jiwa).

Banyaknya jumlah pengungsi ini disebabkan masyarakat yang tinggal di luar radius berbahaya pun ikut mengungsi.

Sesungguhnya, menurut Sutopo, mereka tinggal di tempat yang aman. Namun karena sulitnya memahami dan mengetahui batas radius berbahaya di lapangan menyebabkan masyarakat ikut mengungsi.

Penyebabnya, batas radius berbahaya yang ada di peta, tidak tampak di lapangan. Masyarakat sulit mengetahui posisi sebenarnya.

“Apalagi kenaikan status Awas ditetapkan malam hari, saat terjadi gempa yang beruntun dan ditambah beredarnya banyak informasi palsu (hoax) sehingga masyarakat yang tinggal di daerah aman pun ikut mengungsi,” ujar Sutopo.

RadarBali.com – Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho, mengungkapkan jumlah pengungsi dari ancaman meletusnya Gunung Agung terus bertambah.

Hingga Kamis sore, jumlah pengungsi mencapai 134.229 jiwa di 484 titik pengungsian yang tersebar di 9 kabupaten/kota di Bali. 

Pengungsi sebanyak 134.229 jiwa tersebut berada di Kabupaten Badung 15 titik (5.879 jiwa), Kabupaten Bangli 30 titik (6.158 jiwa), Kabupaten Buleleng 26 titik (16.901 jiwa), dan Kota Denpasar 51 titik (11.036 jiwa).

Kabupaten Gianyar 16 titik (12.084 jiwa), Kabupaten Jembrana 29 titik (420 jiwa), Kabupaten Karangasem 122 titik (49.575 jiwa), Kabupaten Klungkung 173 titik (27.395 jiwa), dan Kabupaten Tabanan  26 titik (4.851 jiwa).

Banyaknya jumlah pengungsi ini disebabkan masyarakat yang tinggal di luar radius berbahaya pun ikut mengungsi.

Sesungguhnya, menurut Sutopo, mereka tinggal di tempat yang aman. Namun karena sulitnya memahami dan mengetahui batas radius berbahaya di lapangan menyebabkan masyarakat ikut mengungsi.

Penyebabnya, batas radius berbahaya yang ada di peta, tidak tampak di lapangan. Masyarakat sulit mengetahui posisi sebenarnya.

“Apalagi kenaikan status Awas ditetapkan malam hari, saat terjadi gempa yang beruntun dan ditambah beredarnya banyak informasi palsu (hoax) sehingga masyarakat yang tinggal di daerah aman pun ikut mengungsi,” ujar Sutopo.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/