25.2 C
Jakarta
22 November 2024, 7:02 AM WIB

Pengidap HIV di Karangasem Naik, Gonta-Ganti Pasangan Jadi Pemicu

AMLAPURA – Meski jauh dari pusat pariwisata Bali dan hingar bingar dunia malam, pengidap HIV/AIDS di Karangasem ternyata cukup tinggi.

Berdasar data terbaru jumlah penderita penyakit mematikan ini mencapai 747 jiwa. Sayangnya angka ini adalah data tahun 2018 dan belum di update hingga Oktober 2019.

Data ini kemungkinan terus bertambah. Pasalnya, hingga akhir Agustus 2019 ini sudah ada 24 kasus baru di Gumi Lahar. 

Kondisi ini jelas cukup memprihatinkan dan menjadi pekerjaan rumah pemerintah Bumi Lahar. Angka ini sendiri bukan main main. 

“Kasus terbaru ada tambahan 24 orang tahun 2019 ini,” ujar Kadis Kesehatan Karangasem dr Gusti Bagus Putra kemarin.

Menurut dr. Putra Pratama, antara HIV dan AIDS sendiri tidak sama. HIV adalah virus yang menyerang kekebalan tubuh manusia atau si penderita. 

Sementara kalau AIDS merupakan serangan tahap akhir atau infeksi tahap akhir dari HIV. AIDS itu sudah jangka panjang dan sudah kronis.

Ini terjadi karena serangan virus HIV yang terus menggempur kekebalan tubuh. Menurutnya, kecamatan yang paling tinggi ditemukan kasus HIV/AIDS di Karangasem adalah Kubu. 

Di mana untuk Kubu ada 8 kasus, dua orang diantaranya terinveksi HIV dan 6 orang sudah mengidap AIDS atau sudah memasuki tahap akhir serangan virus HIV.

Selain Kubu, Manggis juga ditemukan 6 kasus HIV/AIDS hingga bulan Agustus 2019. Dari enam kasus ini, 3 sudah masuk tahap akhir atau AIDS. 

Sementara di kecamatan Abang ditemukan 4 kasus. Ke empat kasus yang di Abang sudah masuk tahap AIDS atau tahap akhir.

Untuk di Kecamatan Rendang dan Karangasem ditemukan dua kasus dan keduanya sudah masuk tahapan AIDS.

Satu kasus lainnya ditemukan Kecamatan Sidemen dan juga Kecamatan Bebandem. Dr Putra mengatakan, penyebab utama penyebaran HIV/AIDS di Karangasem adalah melalui hubungan seksual. 

Di antaranya adalah hubungan seks bebas akibat sering berganti-ganti pasangan. “Kalau di Karangasem terbesar penularan lewat hubungan seks,” tambahnya. 

AMLAPURA – Meski jauh dari pusat pariwisata Bali dan hingar bingar dunia malam, pengidap HIV/AIDS di Karangasem ternyata cukup tinggi.

Berdasar data terbaru jumlah penderita penyakit mematikan ini mencapai 747 jiwa. Sayangnya angka ini adalah data tahun 2018 dan belum di update hingga Oktober 2019.

Data ini kemungkinan terus bertambah. Pasalnya, hingga akhir Agustus 2019 ini sudah ada 24 kasus baru di Gumi Lahar. 

Kondisi ini jelas cukup memprihatinkan dan menjadi pekerjaan rumah pemerintah Bumi Lahar. Angka ini sendiri bukan main main. 

“Kasus terbaru ada tambahan 24 orang tahun 2019 ini,” ujar Kadis Kesehatan Karangasem dr Gusti Bagus Putra kemarin.

Menurut dr. Putra Pratama, antara HIV dan AIDS sendiri tidak sama. HIV adalah virus yang menyerang kekebalan tubuh manusia atau si penderita. 

Sementara kalau AIDS merupakan serangan tahap akhir atau infeksi tahap akhir dari HIV. AIDS itu sudah jangka panjang dan sudah kronis.

Ini terjadi karena serangan virus HIV yang terus menggempur kekebalan tubuh. Menurutnya, kecamatan yang paling tinggi ditemukan kasus HIV/AIDS di Karangasem adalah Kubu. 

Di mana untuk Kubu ada 8 kasus, dua orang diantaranya terinveksi HIV dan 6 orang sudah mengidap AIDS atau sudah memasuki tahap akhir serangan virus HIV.

Selain Kubu, Manggis juga ditemukan 6 kasus HIV/AIDS hingga bulan Agustus 2019. Dari enam kasus ini, 3 sudah masuk tahap akhir atau AIDS. 

Sementara di kecamatan Abang ditemukan 4 kasus. Ke empat kasus yang di Abang sudah masuk tahap AIDS atau tahap akhir.

Untuk di Kecamatan Rendang dan Karangasem ditemukan dua kasus dan keduanya sudah masuk tahapan AIDS.

Satu kasus lainnya ditemukan Kecamatan Sidemen dan juga Kecamatan Bebandem. Dr Putra mengatakan, penyebab utama penyebaran HIV/AIDS di Karangasem adalah melalui hubungan seksual. 

Di antaranya adalah hubungan seks bebas akibat sering berganti-ganti pasangan. “Kalau di Karangasem terbesar penularan lewat hubungan seks,” tambahnya. 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/