29.2 C
Jakarta
25 November 2024, 20:08 PM WIB

Pengungsi Membeludak, Koordinasi Relawan Kacau

RadarBali.com – Pengerahan tenaga relawan di pos-pos pengungsian, belum terkoordinir dengan baik. Terkadang jumlah relawan sangat minim, terkadang sangat membeludak.

Posko pengungsian pun kewalahan mengatur relawan, karena waktu kehadirannya yang tak tentu.

Seperti di Posko Pengungsi Les. Petugas Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Buleleng yang bertugas di dapur lapangan, kewalahan menangani konsumsi pengungsi.

Jadwal piket pengungsi yang direncanakan pun belum bisa optimal. Beruntung sore kemarin, petugas BPBD dibantu mahasiswi dari Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP) Undiksha Singaraja saat membungkus makanan.

Sehingga persiapan untuk konsumsi pengungsi, bisa dilakukan lebih cepat. Sementara di posko logistik, tak banyak relawan yang bersiaga di sana.

Padahal bantuan logistik terus mengalir ke posko pengungsian. Dampaknya pemindahan logistik dari kendaraan donatur ke tenda logistik berjalan lambat.

“Memang yang paling dibutuhkan itu tenaga untuk angkut-angkut logistik. Kadang kalau ada logistik datang dan sudah waktunya masak, itu kewalahan sekali kami,” ujar Made Ardika, salah seorang petugas TRC di Posko Pengungsian Les.

Sementara itu, Kabid Kedaruratan BPBD Buleleng, Ketut Sensus mengatakan, kehadiran relawan ke posko pengungsian memang tak terkoordinir.

Pihaknya pun tak bisa mengatur jadwal kedatangan relawan, karena sifatnya sukarela. “Kadang-kadang relawang yang datang itu banyak sekali. Kadang tidak datang, sama sekali tidak ada relawan. Tidak terjadwal mereka datangnya,” kata Sensus.

Sensus berharap para relawan terus berkoordinasi dengan posko-posko pengungsian yang disasar. Sehingga penjadwalan dan pembagian tugas para relawan, bisa didistribusikan dengan baik.

“Sementara ini relawan yang sudah stand by di posko pengungsian adalah relawan dari PMI dan Pramuka. Kalau memang ada relawan lagi, kami harap bisa berkoordinasi agar pembagian tugasnya lebih efektif,” kata Sensus

RadarBali.com – Pengerahan tenaga relawan di pos-pos pengungsian, belum terkoordinir dengan baik. Terkadang jumlah relawan sangat minim, terkadang sangat membeludak.

Posko pengungsian pun kewalahan mengatur relawan, karena waktu kehadirannya yang tak tentu.

Seperti di Posko Pengungsi Les. Petugas Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Buleleng yang bertugas di dapur lapangan, kewalahan menangani konsumsi pengungsi.

Jadwal piket pengungsi yang direncanakan pun belum bisa optimal. Beruntung sore kemarin, petugas BPBD dibantu mahasiswi dari Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP) Undiksha Singaraja saat membungkus makanan.

Sehingga persiapan untuk konsumsi pengungsi, bisa dilakukan lebih cepat. Sementara di posko logistik, tak banyak relawan yang bersiaga di sana.

Padahal bantuan logistik terus mengalir ke posko pengungsian. Dampaknya pemindahan logistik dari kendaraan donatur ke tenda logistik berjalan lambat.

“Memang yang paling dibutuhkan itu tenaga untuk angkut-angkut logistik. Kadang kalau ada logistik datang dan sudah waktunya masak, itu kewalahan sekali kami,” ujar Made Ardika, salah seorang petugas TRC di Posko Pengungsian Les.

Sementara itu, Kabid Kedaruratan BPBD Buleleng, Ketut Sensus mengatakan, kehadiran relawan ke posko pengungsian memang tak terkoordinir.

Pihaknya pun tak bisa mengatur jadwal kedatangan relawan, karena sifatnya sukarela. “Kadang-kadang relawang yang datang itu banyak sekali. Kadang tidak datang, sama sekali tidak ada relawan. Tidak terjadwal mereka datangnya,” kata Sensus.

Sensus berharap para relawan terus berkoordinasi dengan posko-posko pengungsian yang disasar. Sehingga penjadwalan dan pembagian tugas para relawan, bisa didistribusikan dengan baik.

“Sementara ini relawan yang sudah stand by di posko pengungsian adalah relawan dari PMI dan Pramuka. Kalau memang ada relawan lagi, kami harap bisa berkoordinasi agar pembagian tugasnya lebih efektif,” kata Sensus

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/