DENPASAR – Sampai saat ini puluhan eks bus Sarbagita mangkrak di Kantor Dinas Perhubungan Provinsi Bali. Sempat dilelang tapi gagal karena tidak laku.
Sampai saat ini, bus Sarbagita yang beroperasi hanya 10 unit bus medium yang melayani koridor Tohpati (Denpasar Timur) – Kampus Unud Jimbaran (Kuta Selatan) – Nusa Dua (Kuta Selatan), dan koridor GOR Ngurah Rai Denpasar – PB Sudirman Denpasar .
Kepala Dinas Perhubungan Provinsi Bali I Gde Wayan Samsi Gunartha menyatakan, yang dilelang itu jumlahnya sekitar 15 unit. “Lebih jelasnya tanya saja ke Badan Aset,” ucap Samsi Gunartha.
Nasib program transportasi umum Sarbagita yang ada sejak era Gubernur Mangku Pastika ini masih dioperasionalkan 10 unit.
Dishub Bali sendiri sedang mencari jalan keluar untuk meningkatkan produktivitas dan geliat transportasi massal di Bali.
Kedepannya akan ada program baru lagi yaitu “buy the service” dari pemerintah pusat. “Sekarang sedang mencari jalan bagaimana caranya produktivitas meningkat.
Memang kedepan ada rencana buy the service yang akan disupport pemerintah pusat. Denpasar sebagai kawasan inti dari Sarbagita itu akan
mendapatkan dukungan termasuk lintasan Sarbagita yang ada. Akan diupayakan memperbaiki pelayanan supaya ada pelayanan publik yang andal,” jelasnya.
Belum jelas bagaimana sistem buy the service. Namun, kata Samsi Gunartha, bus ini bisa dikerjasamakan kepada swasta.
Program itu pakai hitungan kursi. Yang akan memakai skema itu adalah Denpasar, sesuai dengan rencana pemerintah pusat baru yang menunjuk enam kota, yaitu Surakarta, Medan, Denpasar-Badung, Palembang, Surabaya, dan Yogyakarta.
“Jadi berapa kebutuhan kursi disini pemerintah yang menyiapkan. Armada disiapkan oleh swasta,” ucapnya.
Seperti diberitakan sebelumnya, pelelangan sudah diumumkan dengan nomor :028/8706/P.BMD.BPKAD.
Pengumuman ditandatangani 10 Oktober lalu oleh Kepala Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Provinsi Bali Dewa Putu Sunartha selaku penjual.
Sayangnya, barang tersebut gagal lelang meski sudah masuk dalam website www. lelang.go.id.
Dikonfirmasi dengan Kepala Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Provinsi Bali Dewa Putu Sunartha membenarkan
Bus sarbagita dilelang, namun gagal lelang. Gagalnya bukan karena persyaratan tidak memadai, tapi tidak ada peminat atau tidak laku. “ Iya benar (Bus Sarbagita, Red) . Masih gagal lelang,” ucapnya.
Setelah gagal lelang ini tidak berhenti begitu saja. Dari Badan Pengelola Keuangan dan Aset (BPKAD) Bali akan mengajukan lagi ke kantor pelayanan kekayaan lelang negara. “Iya segera minggu depan kami teruskan,” tukasnya.
Pemprov Bali memiliki 33 unit Bus Trans Sarbagita yang dhibahkan pemerintah pusat periode 2012-2017 dioperasikan sejak era Gubernur Bali Mangku Pastika.
Biaya operasional untuk bus tersebut katanya mencapai belasan miliar dalam setahun yang disubsidi dari APBD Bali.
Namun, sejak Januari 2018 yang dioperasikan hanya 10 unit Bus Trans Sarbagita, masih aktif melayani koridor Tohpati (Denpasar Timur)- Kampus Unud Jimbaran (Kuta Selatan) – Nusa Dua (Kuta Selatan)
dan Koridor Gor Ngurah Rai Denpasar-PB Sudirman Denpasar, target layanan untuk mahasiswa dan pelajar.