RadarBali.com – Rapat koordinasi kesiapsiagaan bencana erupsi Gunung Agung digelar di Posko Komando Siaga Darurat Jalan Tanah Ampo, Pelabuhan Cruise Tanah Ampo, Kecamatan Manggis, Kabupaten Karangasem, Jumat (29/9) kemarin.
Update ancaman erupsi Gunung Agung, upaya plus langkah-langkah saat erupsi, dukungan sumber daya, dan penggunaan anggaran menjadi topik bahasan utama rapat yang dipimpin Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Willem Rampangilei dan Gubernur Bali Made Mangku Pastika.
Seusai rapat, Mangku Pastika mengungkapkan kerisauannya terkait jumlah pengungsi yang hingga pukul 12.00 kemarin tercatat sebanyak 144.389 jiwa dan tersebar di 475 titik pengungsian.
Ditegaskannya hanya 27 dari 78 desa di Karangasem yang terdampak erupsi Gunung Agung jika meletus.
“Jumlah penduduk dari 27 desa itu sekitar 70 ribu orang. Jadi kalau sekarang ada pengungsi 144.389 jiwa dari 475 titik pengungsian berarti berasal dari daerah-daerah yang aman. Ini salah satu pekerjaan kita sekarang,” ucapnya.
Pekerjaan rumah dimaksud jelasnya untuk mencari orang-orang yang berasal dari desa-desa aman itu dan segera dikembalikan ke desanya masing-masing.
Pastika merinci di Kecamatan Kubu terdapat 7 Desa terdampak. 5 desa di Kecamatan Abang, 3 desa di Kecamatan Karangasem, 4 desa di Bebandem, 5 desa di Selat, dan 3 desa di Rendang. Selebihnya, 51 desa itu aman.
“Saya kaget juga kok naik terus jumlahnya hingga 144.389? Padahal perkiraan kita di dalam lingkaran-lingkaran (KRB 1, KRB 2, dan KRB 3 red) hanya sekitar 70 ribu orang,” tandasnya.
Kesimpulannya, imbuh mantan Kapold Bali itu banyak pengungsi dari desa yang aman. “Harus dikembalikan ke desanya masing-masing, tapi yang 27 desa tetap mengungsi. Tidak boleh pulang. Tidak ada alasan bagi yang berasal dari desa aman ikut mengungsi,” tegasnya.