33.4 C
Jakarta
22 November 2024, 13:32 PM WIB

Pengungsi Membeludak, Pak Gub Perintahkan Bupati/Walikota Bikin Kartu

RadarBali.com – Jumlah pengungsi Gunung Agung hingga pukul 12.00 kemarin tercatat sebanyak 144.389 jiwa dan tersebar di 475 titik pengungsian.

Dari jumlah tersebut, ternyata hanya ada 27 dari 78 desa di Karangasem yang terdampak erupsi Gunung Agung jika meletus.

Jumlah penduduk dari 27 desa itu sekitar 70 ribu orang. Jadi kalau sekarang ada pengungsi 144.389 jiwa dari 475 titik pengungsian berarti berasal dari daerah-daerah yang aman.

Jika dikalkulasi, kurang lebih 75 ribu orang dari desa aman yang ikut mengungsi dari desanya. Kondisi ini jelas menjadi beban bagi daerah lain yang didatangi pengungsi.

“Bupati dan Wali Kota diharapkan membuat kartu identitas pengungsi dengan menjelaskan nama, umur, desa asal, dan jumlah anggota keluarga. Ini dalam rangka rekonsiliasi. Tahapannya setelah mengungsi sekarang ada tahapan rekonsiliasi. Ini akan kita selesaikan selama seminggu,” ungkap Gubernur Made Mangku usai rapat koordinasi lintas instansi di Tanah Ampo, Manggis, Karangasem.

Menurut Gubernur Pastika, pemerintah akan memfasilitasi para pengungsi wilayah aman ini pulang ke desanya masing-masing.

Agar logistik dan pengawasan terhadap para pengungsi dari 27 desa maksimal, Pastika menyebut setelah rekonsiliasi para pengungsi akan ditampung di bale banjar, khususnya yang berada di Kabupaten Karangasem.

“Kita harapkan kepada para kelian banjar dan kepala desa untuk mempersiapkan diri menerima saudara-saudara kita yang berasal dari 27 desa yang sah menjadi pengungsi. Yakti-yakti pengungi. Sane lianan ten pengungsi. Mantuk masing-masing ring desa soang-soang,” imbaunya.

Kenapa harus ke bale banjar? Pastika menjawab pihaknya khawatir bila tetap di tenda para pengungsi akan mengalami ketidaknyamanan bila musim hujan tiba.

“Korlapnya adalah kelian banjar. Kordesnya kepala desa. Penyaluran logistik menjadi lebih gampang. Jalur komando lebih mudah karena melalui struktur pemerintahan yang ada,” tegasnya.

Mereka yang ada di banjar itu, ulang Pastika akan mendapat penyaluran logistik dengan lebih teratur.

“Beras kita suplai seluruhnya dan yang sedang kita hitung uang lauk pauk. Akan jauh lebih baik dari bila masak di banjar daripada untuk 2000 orang. Kita tidak tahu kapan berakhirnya keadaan darurat ini,” paparnya sembari menyebut tidak boleh ada lagi pengungsi yang tinggal di hutan-hutan.

Gubernur Made Mangku Pastika menjelaskan pemerintah sedang menghitung besaran uang lauk pauk (ULP) sesuai dengan kondisi keungan.

“Pemerintah sudah sangat siap mendukung kita bila dana habis. Provinsi dan kabupaten punya duit. Kita sudah berikan petunjuk bagaimana prosedur mencairkan uang. BNPB juga punya anggaran siap pakai untuk mendukung rencana ini,” paparnya

RadarBali.com – Jumlah pengungsi Gunung Agung hingga pukul 12.00 kemarin tercatat sebanyak 144.389 jiwa dan tersebar di 475 titik pengungsian.

Dari jumlah tersebut, ternyata hanya ada 27 dari 78 desa di Karangasem yang terdampak erupsi Gunung Agung jika meletus.

Jumlah penduduk dari 27 desa itu sekitar 70 ribu orang. Jadi kalau sekarang ada pengungsi 144.389 jiwa dari 475 titik pengungsian berarti berasal dari daerah-daerah yang aman.

Jika dikalkulasi, kurang lebih 75 ribu orang dari desa aman yang ikut mengungsi dari desanya. Kondisi ini jelas menjadi beban bagi daerah lain yang didatangi pengungsi.

“Bupati dan Wali Kota diharapkan membuat kartu identitas pengungsi dengan menjelaskan nama, umur, desa asal, dan jumlah anggota keluarga. Ini dalam rangka rekonsiliasi. Tahapannya setelah mengungsi sekarang ada tahapan rekonsiliasi. Ini akan kita selesaikan selama seminggu,” ungkap Gubernur Made Mangku usai rapat koordinasi lintas instansi di Tanah Ampo, Manggis, Karangasem.

Menurut Gubernur Pastika, pemerintah akan memfasilitasi para pengungsi wilayah aman ini pulang ke desanya masing-masing.

Agar logistik dan pengawasan terhadap para pengungsi dari 27 desa maksimal, Pastika menyebut setelah rekonsiliasi para pengungsi akan ditampung di bale banjar, khususnya yang berada di Kabupaten Karangasem.

“Kita harapkan kepada para kelian banjar dan kepala desa untuk mempersiapkan diri menerima saudara-saudara kita yang berasal dari 27 desa yang sah menjadi pengungsi. Yakti-yakti pengungi. Sane lianan ten pengungsi. Mantuk masing-masing ring desa soang-soang,” imbaunya.

Kenapa harus ke bale banjar? Pastika menjawab pihaknya khawatir bila tetap di tenda para pengungsi akan mengalami ketidaknyamanan bila musim hujan tiba.

“Korlapnya adalah kelian banjar. Kordesnya kepala desa. Penyaluran logistik menjadi lebih gampang. Jalur komando lebih mudah karena melalui struktur pemerintahan yang ada,” tegasnya.

Mereka yang ada di banjar itu, ulang Pastika akan mendapat penyaluran logistik dengan lebih teratur.

“Beras kita suplai seluruhnya dan yang sedang kita hitung uang lauk pauk. Akan jauh lebih baik dari bila masak di banjar daripada untuk 2000 orang. Kita tidak tahu kapan berakhirnya keadaan darurat ini,” paparnya sembari menyebut tidak boleh ada lagi pengungsi yang tinggal di hutan-hutan.

Gubernur Made Mangku Pastika menjelaskan pemerintah sedang menghitung besaran uang lauk pauk (ULP) sesuai dengan kondisi keungan.

“Pemerintah sudah sangat siap mendukung kita bila dana habis. Provinsi dan kabupaten punya duit. Kita sudah berikan petunjuk bagaimana prosedur mencairkan uang. BNPB juga punya anggaran siap pakai untuk mendukung rencana ini,” paparnya

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/