SINGARAJA – Pembangunan bandara di Kabupaten Buleleng menemui titik terang. Bahkan, proyek bandara ditargetkan rampung pada 2024 mendatang.
Keberadaan bandara baru di Bali Utara, diharapkan dapat mengurangi kepadatan penerbangan di Bandara Ngurah Rai.
Kabarnya, tim Kementerian Perhubungan hanya perlu menyelesaikan kajian teknis, sebelum penetapan lokasi (penlok) terbit.
Kemarin (7/11), Kemenhub disebut menggelar pertemuan teknis yang membahas pembangunan bandara di Bali Utara.
Pertemuan itu dihadiri Sekprov Bali Dewa Made Indra, Bupati Buleleng Putu Agus Suradnyana, Kepala Bappeda Buleleng Nyoman Genep, dan Kepala Dinas Perhubungan Buleleng Gede Gunawan AP.
Dihubungi dari Singaraja, Kamis (7/11) malam, Bupati Agus Suradnyana mengatakan, pertemuan kemarin memang membahas teknis bandara.
Dalam pertemuan itu, pemrakarsa pembangunan bandara memaparkan konsep pembangunan. Kemudian tim dari Direktorat Bandar Udara Kemenhub memberikan sejumlah masukan.
“Masukan-masukannya bersifat teknis. Seperti navigasi, apron, panjang runway. Masukan-masukan itu dijadikan resume untuk perbaikan masterplan.
Sebab ini yang menentukan titik koordinat (pembangunan) dan luas tanah yang diperlukan,” kata Bupati Agus.
Ia menyebutkan, pembangunan bandara ditargetkan sudah tuntas pada 2024. Sekadar diketahui, tim teknis dari Kementerian Perhubungan,
sudah sempat melakukan evaluasi lokasi di Desa Bukti dan Kubutambahan. Evaluasi itu dilakukan pada 5 September lalu.
Rencananya Bandara Internasional di Bali Utara akan memanfaatkan lahan seluas 400 hektare. Sebanyak 370 hektare diantaranya, akan memanfaatkan lahan milik Desa Adat Kubutambahan.
Saat ini sejumlah perusahaan disebut tertarik dengan rencana pembangunan bandara internasionla tersebut. Namun perusahaan yang terlihat serius adalah konsorsium yang terdiri atas PT. PP (Persero) Tbk, PT. Angkasa Pura I (Persero), dan Perusda Bali.