DENPASAR – Upacara peringatan HUT ke-74 Brimob digegerkan dengan ulah seorang tukang pijat bernama Cok Subagio, 55.
Pria yang diduga mengalami depresi ini nyolong masuk ke dalam Mako Brimob Tohpati. Ia sempat ditahan di oleh petugas jaga untuk dimintai identitas dan sempat ditanyakan keperluannya.
Sayang warga Jalan Siulan Gang Flamboyan, Denpasar Timur, asal Banyuwangi, Jawa Timur, ini nekat menerobos penjagaan sembari berteriak “Ada Bom”.
Sontak, bapak tiga anak ini langsung dikejar dan diamankan, Kamis (14/11) sekitar pukul 08.15. Saat diinterogasi di ruang Provos, keterangannya berubah-ubah.
Awalnya mengatakan mau melaksanakan Sholat Duha di Makob Brimob. Tapi saat mau dicross-chek ke pengurus Masjid Mako Brimob,
dia menyampaikan ingin menegakkan Pancasila dan NKRI dan sedang mengejar bom tidak terlihat yang menyasar Mako Brimob.
“Dari omongan Subagio yang ngarol ngidul itu, kepolisian mencross-cek ke pihak keluarga. Berdasar keterangan istrinya, Haminah menyampaikan bahwa suaminya sedang sakit stres.
Subagio keluar rumah tanpa sepengetahuan istri dan anaknya yang saat itu sedang membeli obat,” jelas sumber itu.
Setelah mendapat keterangan dari pihak keluarga, Cok Subagio dibawa ke Polsek Denpasar Timur.
Kapolsek Denpasar Timur Kompol I Nyoman Karang Adi Putra membenarkan kejadian tersebut. Menurut keterangan istrinya, pelaku ini depresi sejak umur 25 tahun.
Sampai saat ini Subagio masih ketergantungan obat penenang. Saat dimintai keterangan, pelaku tak mau banyak bicara.
Justru dia bicara yang tidak masuk akal. “Keterangan istrinya, ia sering berobat di RS Darma Yadnya. Namun pihak RS Darma Yadnya belum bisa dimintai keterangan.
Subagio setelah diperiksa sejak pukul 09.00 sampai pukul 14.30, di bawa ke RS Bhayangkara Trijata, Polda Bali,” terangnya.
Obat yang digunakan oleh yang bersangkutan kata dokter adalah obat penenang. Secara kasat mata dia terlihat sakit.
Sementara itu, pantauan Jawa Pos Radar Bali di rumahnya di Jalan Siulan Gang Plamboyan I, Banjar Buaji, Desa Penatih Dangin Puri, Kecamatan Denpasar Timur diketahui sepi.
Beberapa tetangga menyatakan Cok Subagio itu adalah seorang tukang pijat. Istrinya juga adalah tukang pijat panggilan.
Selain sebagai tukang pijat, Cok Subagio juga diketahui sebagai pemborong proyek bangunan rumah. “Pak Cok itu setahu kami pekerja keras. Dia tertutup orangnya,” tutur warga bernama Gede Rediawan.
Untuk diketahui, Cok Subagio tinggal di rumah di atas tanah kontrakan bersama istri dan 3 orang anaknya.
Salah seorang anaknya masih sekolah, seorang lainnya sudah menikah, dan anak laki-lakinya bekerja sebagai ojek online.
“Dia memiliki dua anak perempuan dan 1 laki-laki. Pak Cok rajin kok orangnya,” karta Gede Rediawan sembari mengatakan bahwa Cok memang jarang bergaul.
Dia juga sering marah-marah dengan tetangga kalau melaju dengan kecepatan tinggi saat berkendara lewat depan rumahnya.