27.1 C
Jakarta
22 November 2024, 0:48 AM WIB

Sebelum Ditemukan Membusuk di Semak, Korban Tak Pulang Sejak Dua Hari

TEMUAN mayat membusuk di sebuah semak-semak di Jalan Gunung Soputan Denpasar atau tepatnya di depan Supermarket Ayunadi menyisakan luka mendalam bagi keluarga yang ditinggalkan.

 

IB INDRA PRASETYA, Gianyar

 

Suasana duka menyelimuti keluarga I Kadek Naradiva di Banjar Penestanan Kelod, Desa Sayan, Kecamatan Ubud.

 

Naradiva, ayah 3 anak yang sejak Selasa lalu (12/11) meninggalkan rumah itu ditemukan dalam kondisi meninggal dunia.

 

Memprihatinkan lagi, Naradiva ditemukan tewas dengan kondisi badan sudah membengkak dan membusuk.

 

Terkait kematian korban, Perbekel Desa Sayan, I Made Andika, mewakili keluarga mengaku sempat berusaha menghubungi serta melacak keberadaan korban.

 

“Keluarga sempat berusaha menghubungi korban. Tapi Hp-nya tidak aktif,” ujarnya, Jumat (15/11).

 

Meski begitu, pihak keluarga tidak terlalu curiga berlebihan. Pasalnya sebelum ditemukan tewas, korban biasa tidur di vila tempatnya bekerja.

 

“Korban biasa pulang pergi ke rumahnya di Penestanan Kaja dan di Penestanan Kelod, kadang juga kerja di Vila. Jadi keluarga tidak menaruh curiga berlebihan,” jelasnya.

 

Oleh sebab itu, kabar penemuan mayat korban di Jalan Gunung Soputan, Denpasar membuat keluarga dan warga kaget.

Bahkan usai mendengar kabar kematian Naradiva, Made Andika mengaku langsung meluncur ke Polsek Denpasar Barat bersama Klian Dinas Banjar Penestanan Kelod I Wayan Iwan Sugiawan.

 

Termasuk bersama kakak korban, Mahardi Yoga Kum serta beberapa anggota keluarga yang lain.

 

“Sebelum ke Polsek, kami sempat memastikan ke (RSUP) Sanglah. Ternyata memang benar Dek Are (panggilan akrab korban, red),” jelasnya.

 

Petugas medis menyampaikan kondisi korban saat ditemukan masih mengenakan tas pinggang.

 

Isinya sejumlah uang, KTP, ATM, kartu BPJS, Handphone dan pil.

 

“Menurut polisi, pil itu penurun tensi. Kalau menurut keluarga, korban memang punya riwayat hipertensi,” jelasnya.

 

Selain itu, korban juga menderita sakit tiroid. Rencananya akan diambil tindakan operasi 3 bulan mendatang.

 

“Menurut keluarga korban punya sakit tiroid atau gondongan, ada rencana operasi. Kakaknya rencana ajak ke dokter kurang lebih dua atau tiga bulan lagi. Nah, sebelum operasi diberikan penurun tensi karena punya riwayat darah tinggi,” jelasnya.

 

Keluarga juga tak menaruh curiga atas kepergian korban. Mengenai motor ditemukan dekat TKP. Saat ini motor korban diamankan di Mapolsek.

 

“Mohon agar semua pihak tidak membuat opini berlebihan, karena banyak kemungkinan. Yang benar adalah korban mau kunjungi salah satu keluarga di Denpasar, mungkin tensi naik, lalu jatuh,” pintanya.

 

Atas kejadian itu, pihak keluarga mengaku sudah mengikhlaskan kepergian korban dan tidak melanjutkan dengan otopsi.

 

“Dari keterangan polisi dan tim medis, tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan. Cuma lebam di wajah, diduga karena kepalanya yang lebih dulu jatuh ke semak-semak sehingga lebih cepat membusuk,” jelasnya.

Keluarga sudah sepakat tidak ingin otopsi. Jenazah korban langsung dibawa ke rumah duka di Banjar Penestanan Kelod Desa Sayan.

 

Sementara itu, Klian Banjar Penestanan Kelod, I Wayan Iwan Sugiawan, jenazah korban dikuburkan pada Sukra Wage Wayang, Jumat sore (15/11).

 

“Untuk pengabenan nanti menyusul. Akan diikutkan Ngaben Masal,” pungkasnya.

TEMUAN mayat membusuk di sebuah semak-semak di Jalan Gunung Soputan Denpasar atau tepatnya di depan Supermarket Ayunadi menyisakan luka mendalam bagi keluarga yang ditinggalkan.

 

IB INDRA PRASETYA, Gianyar

 

Suasana duka menyelimuti keluarga I Kadek Naradiva di Banjar Penestanan Kelod, Desa Sayan, Kecamatan Ubud.

 

Naradiva, ayah 3 anak yang sejak Selasa lalu (12/11) meninggalkan rumah itu ditemukan dalam kondisi meninggal dunia.

 

Memprihatinkan lagi, Naradiva ditemukan tewas dengan kondisi badan sudah membengkak dan membusuk.

 

Terkait kematian korban, Perbekel Desa Sayan, I Made Andika, mewakili keluarga mengaku sempat berusaha menghubungi serta melacak keberadaan korban.

 

“Keluarga sempat berusaha menghubungi korban. Tapi Hp-nya tidak aktif,” ujarnya, Jumat (15/11).

 

Meski begitu, pihak keluarga tidak terlalu curiga berlebihan. Pasalnya sebelum ditemukan tewas, korban biasa tidur di vila tempatnya bekerja.

 

“Korban biasa pulang pergi ke rumahnya di Penestanan Kaja dan di Penestanan Kelod, kadang juga kerja di Vila. Jadi keluarga tidak menaruh curiga berlebihan,” jelasnya.

 

Oleh sebab itu, kabar penemuan mayat korban di Jalan Gunung Soputan, Denpasar membuat keluarga dan warga kaget.

Bahkan usai mendengar kabar kematian Naradiva, Made Andika mengaku langsung meluncur ke Polsek Denpasar Barat bersama Klian Dinas Banjar Penestanan Kelod I Wayan Iwan Sugiawan.

 

Termasuk bersama kakak korban, Mahardi Yoga Kum serta beberapa anggota keluarga yang lain.

 

“Sebelum ke Polsek, kami sempat memastikan ke (RSUP) Sanglah. Ternyata memang benar Dek Are (panggilan akrab korban, red),” jelasnya.

 

Petugas medis menyampaikan kondisi korban saat ditemukan masih mengenakan tas pinggang.

 

Isinya sejumlah uang, KTP, ATM, kartu BPJS, Handphone dan pil.

 

“Menurut polisi, pil itu penurun tensi. Kalau menurut keluarga, korban memang punya riwayat hipertensi,” jelasnya.

 

Selain itu, korban juga menderita sakit tiroid. Rencananya akan diambil tindakan operasi 3 bulan mendatang.

 

“Menurut keluarga korban punya sakit tiroid atau gondongan, ada rencana operasi. Kakaknya rencana ajak ke dokter kurang lebih dua atau tiga bulan lagi. Nah, sebelum operasi diberikan penurun tensi karena punya riwayat darah tinggi,” jelasnya.

 

Keluarga juga tak menaruh curiga atas kepergian korban. Mengenai motor ditemukan dekat TKP. Saat ini motor korban diamankan di Mapolsek.

 

“Mohon agar semua pihak tidak membuat opini berlebihan, karena banyak kemungkinan. Yang benar adalah korban mau kunjungi salah satu keluarga di Denpasar, mungkin tensi naik, lalu jatuh,” pintanya.

 

Atas kejadian itu, pihak keluarga mengaku sudah mengikhlaskan kepergian korban dan tidak melanjutkan dengan otopsi.

 

“Dari keterangan polisi dan tim medis, tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan. Cuma lebam di wajah, diduga karena kepalanya yang lebih dulu jatuh ke semak-semak sehingga lebih cepat membusuk,” jelasnya.

Keluarga sudah sepakat tidak ingin otopsi. Jenazah korban langsung dibawa ke rumah duka di Banjar Penestanan Kelod Desa Sayan.

 

Sementara itu, Klian Banjar Penestanan Kelod, I Wayan Iwan Sugiawan, jenazah korban dikuburkan pada Sukra Wage Wayang, Jumat sore (15/11).

 

“Untuk pengabenan nanti menyusul. Akan diikutkan Ngaben Masal,” pungkasnya.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/