28.1 C
Jakarta
22 November 2024, 20:35 PM WIB

Alih Fungsi Lahan Masif, Jembrana Kehilangan Puluhan Hektare Sawah

RadarBali.com – Luas lahan sawah di wilayah Kabupaten Jembrana setiap tahun semakin sempit.

Puluhan hektare sawah berkurang setiap tahunnya, beralih fungsi menjadi perumahan dan fasilitas umum.

Jika tidak segera dibendung, dikhawatikan sawah Jembrana semakin sedikit dan habis. Akibatnya, untuk mencukupi kebutuhan pangan masyarakat harus mendatangkan beras dari daerah lain.

Menurut Kepala Bidang Pertanian Dinas Pertanian dan Pangan Jembrana I Ketut Wisada, awalnya luas lahan sawah tercatat 6856 hektare.

Namun dari data hasil evaluasi terakhir, pada tahun 2016 lalu terdata 6775 hektare. “Berarti dalam kurun waktu 5 tahun berkurang sekitar 81 hektare,” jelasnya.

Pada umumnya,  lahan sawah tersebut menyempit karena dilirik investor untuk perumahan. Wisada tidak memungkiri menyempitnya lahan sawah  tersebut salah satunya alih fungsi lahan sawah menjadi perumahan.

Bahkan, ada juga fasilitas umum. Petani lebih memilih menjual sawahnya dengan keuntungan yang tentunya sangat besar.

Sedangkan pertanian saat ini sudah tidak menguntungkan dari segi ekonomi. Kondisi itu diperparah dengan kondisi air yang biasanya mengaliri lahan sawah berkurang.

Selain itu, biaya produksi yang relatif mahal dan kebutuhan sekunder petani yang mendesak. Disamping itu ada faktor budaya seperti sistem bagi waris yang dianut sebagian besar petani, sehingga lahan sawah yang dulu utuh terpecah-pecah untuk dibagikan pada ahli waris.

Sehingga ketika lahan sawah semakin kecil karena sudah dibagi-bagi tidak efisien untuk usaha tani.

Salah satu upaya yang dilaksanakan adalah dengan untuk meningkatkan produksi adalah menerapkan aplikasi teknologi dengan alat dan mesin pertanian.

Mulai dari penyiapan lahan, budidaya dan penanganan panen sehingga dapat mempercepat pelaksanaan budidaya atau indeks tanam meningkat.

Menurutnya, pemerintah kabupaten melalui dinas terkait juga sudah memperbaiki saluran irigasi agar air tidak terbuang dan bisa digunakan untuk pertanian.

Selain itu petani diberi bantuan sumur bor dan traktor serta alat panen. “Bantuan pada petani sudah kami berikan, termasuk ada asuransi pertanian,” terangnya.

RadarBali.com – Luas lahan sawah di wilayah Kabupaten Jembrana setiap tahun semakin sempit.

Puluhan hektare sawah berkurang setiap tahunnya, beralih fungsi menjadi perumahan dan fasilitas umum.

Jika tidak segera dibendung, dikhawatikan sawah Jembrana semakin sedikit dan habis. Akibatnya, untuk mencukupi kebutuhan pangan masyarakat harus mendatangkan beras dari daerah lain.

Menurut Kepala Bidang Pertanian Dinas Pertanian dan Pangan Jembrana I Ketut Wisada, awalnya luas lahan sawah tercatat 6856 hektare.

Namun dari data hasil evaluasi terakhir, pada tahun 2016 lalu terdata 6775 hektare. “Berarti dalam kurun waktu 5 tahun berkurang sekitar 81 hektare,” jelasnya.

Pada umumnya,  lahan sawah tersebut menyempit karena dilirik investor untuk perumahan. Wisada tidak memungkiri menyempitnya lahan sawah  tersebut salah satunya alih fungsi lahan sawah menjadi perumahan.

Bahkan, ada juga fasilitas umum. Petani lebih memilih menjual sawahnya dengan keuntungan yang tentunya sangat besar.

Sedangkan pertanian saat ini sudah tidak menguntungkan dari segi ekonomi. Kondisi itu diperparah dengan kondisi air yang biasanya mengaliri lahan sawah berkurang.

Selain itu, biaya produksi yang relatif mahal dan kebutuhan sekunder petani yang mendesak. Disamping itu ada faktor budaya seperti sistem bagi waris yang dianut sebagian besar petani, sehingga lahan sawah yang dulu utuh terpecah-pecah untuk dibagikan pada ahli waris.

Sehingga ketika lahan sawah semakin kecil karena sudah dibagi-bagi tidak efisien untuk usaha tani.

Salah satu upaya yang dilaksanakan adalah dengan untuk meningkatkan produksi adalah menerapkan aplikasi teknologi dengan alat dan mesin pertanian.

Mulai dari penyiapan lahan, budidaya dan penanganan panen sehingga dapat mempercepat pelaksanaan budidaya atau indeks tanam meningkat.

Menurutnya, pemerintah kabupaten melalui dinas terkait juga sudah memperbaiki saluran irigasi agar air tidak terbuang dan bisa digunakan untuk pertanian.

Selain itu petani diberi bantuan sumur bor dan traktor serta alat panen. “Bantuan pada petani sudah kami berikan, termasuk ada asuransi pertanian,” terangnya.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/