29.3 C
Jakarta
22 November 2024, 10:03 AM WIB

Ini Cara Kerja Sirine iRaditif yang Perlu Anda Tahu

RadarBali.com – Untuk memberikan peringatan dini kepada masyarakat jika Gunung Agung meletus, BNPB memasang sirine di enam titik di area sekitar Gunung Agung.

Sirine ini dikenal dengan nama iRaditif (iCast Rapid Deployment Notification System) yang merupakan sirine mobile yang dapat dipindahkan dengan kendaraan.

BNPB mendatangkan secara khusus dari Gudang Peralatan BNPB di Sentul  Bogor ke Karangasem setelah Gunung Agung naik status Awas.

Bunyi sirine ini mampu menjangkau radius 2 kilometer. Tujuan pemasangan sirine ini adalah memberikan peringatan tanda bahaya dari letusan Gunung Agung kepada masyarakat.

Sirine ini hampir mirip dengan sirine tsunami, namun dapat dipindahkan. “Jadi, bukan mendeteksi gunung akan meletus, tapi hanya mengabarkan bunyi sirine sebagai tanda ada bahaya,” tukas Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho.

Enam lokasi sirine terdapat di Polsek Selat, Polsek Rendang, Pos Polisi Tianyar, Polsek Kubu, Koramil Kota Karangasem, dan Koramil Abang.

Mekanisme kerjanya manual. Sirine dibunyikan oleh petugas atau operator sirine setelah mendapat perintah dari petugas di Posko Utama Tanah Ampo Karangasem.

Posko terhubung dengan Pos Pengamatan Gunung Agung yang memberikan informasi tentang bahaya letusan.

Petugas posko didukung analisis data lainnya memberikan perintah kepada operator sirine untuk membunyikan sirine.

Komunikasi dilakukan dengan radio komunikasi (HT) dan handphone. Agar terkoneksikan semua jaringan komunikasi antara operator sirine, posko, dan pos pengamatan Gunung Agung maka BNPB memasang beberapa repeater dan rig untuk radio komunikasi.

BNPB masih menyiapkan sistem pengendali otomatis untuk membunyikan sirine. Sistem pengendali otomatis ini sudah banyak dipasang pada sirine peringatan dini tsunami.

Kendalanya adalah belum semua lokasi bisa dijangkau radio komunikasi. Selain itu, BNPB telah memasang rambu-rambu peringatan bahaya di 54 titik.

Rambu ini adalah pemberitahuan kepada masyarakat posisinya terhadap radius berbahaya Gunung Agung.

Rambu peringatan ini tertulis “Saat ini Anda berada di radius 9 kilometer dari puncak Gunung Agung”.

Atau tulisan lainnya yang bertujuan memberikan peringatan dan himbauan kepada masyarakat. 

RadarBali.com – Untuk memberikan peringatan dini kepada masyarakat jika Gunung Agung meletus, BNPB memasang sirine di enam titik di area sekitar Gunung Agung.

Sirine ini dikenal dengan nama iRaditif (iCast Rapid Deployment Notification System) yang merupakan sirine mobile yang dapat dipindahkan dengan kendaraan.

BNPB mendatangkan secara khusus dari Gudang Peralatan BNPB di Sentul  Bogor ke Karangasem setelah Gunung Agung naik status Awas.

Bunyi sirine ini mampu menjangkau radius 2 kilometer. Tujuan pemasangan sirine ini adalah memberikan peringatan tanda bahaya dari letusan Gunung Agung kepada masyarakat.

Sirine ini hampir mirip dengan sirine tsunami, namun dapat dipindahkan. “Jadi, bukan mendeteksi gunung akan meletus, tapi hanya mengabarkan bunyi sirine sebagai tanda ada bahaya,” tukas Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho.

Enam lokasi sirine terdapat di Polsek Selat, Polsek Rendang, Pos Polisi Tianyar, Polsek Kubu, Koramil Kota Karangasem, dan Koramil Abang.

Mekanisme kerjanya manual. Sirine dibunyikan oleh petugas atau operator sirine setelah mendapat perintah dari petugas di Posko Utama Tanah Ampo Karangasem.

Posko terhubung dengan Pos Pengamatan Gunung Agung yang memberikan informasi tentang bahaya letusan.

Petugas posko didukung analisis data lainnya memberikan perintah kepada operator sirine untuk membunyikan sirine.

Komunikasi dilakukan dengan radio komunikasi (HT) dan handphone. Agar terkoneksikan semua jaringan komunikasi antara operator sirine, posko, dan pos pengamatan Gunung Agung maka BNPB memasang beberapa repeater dan rig untuk radio komunikasi.

BNPB masih menyiapkan sistem pengendali otomatis untuk membunyikan sirine. Sistem pengendali otomatis ini sudah banyak dipasang pada sirine peringatan dini tsunami.

Kendalanya adalah belum semua lokasi bisa dijangkau radio komunikasi. Selain itu, BNPB telah memasang rambu-rambu peringatan bahaya di 54 titik.

Rambu ini adalah pemberitahuan kepada masyarakat posisinya terhadap radius berbahaya Gunung Agung.

Rambu peringatan ini tertulis “Saat ini Anda berada di radius 9 kilometer dari puncak Gunung Agung”.

Atau tulisan lainnya yang bertujuan memberikan peringatan dan himbauan kepada masyarakat. 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/