25.4 C
Jakarta
25 November 2024, 8:18 AM WIB

Wow! Sudirta Bongkar Adanya Backing Mafia Besar Kasus Skimming di Bali

DENPASAR-Anggota Komisi III DPR RI dari Fraksi PDI Perjuangan Dapil Bali I Wayan Sudirta SH menyoroti sangat serius dengan maraknya kasus Illegal acces atau skimming yang terjadi di Bali .

Tak main-main, dengan banyaknya laporan kasus skimming di Bali, lawyer senior asal Bali inipun mengungkap adanya dugaan keterlibatan jaringan atau mafia besar dibelakang kejahatan skimming di Pulau Dewata.

Dugaan Sudirta terhadap adanya backing mafia besar dalam kasus skimming di Bali itu sebagaimana disampaikan langsung saat Rapat kerja (Raker) antara Komisi III DPR RI dengan Kapolri Jenderal Pol Idham Aziz dan Kapolda Seluruh Indonesia di Gedung Nusantara I, Komplek Parlemen, Senayan, Jakarta Pusat.

“Saya sudah sampaikan dan tunjukkan kepada saudara Kapolri maupun saudara Kapolda Bali yang diwakili oleh Wakil (Wakapolda Bali) terkait masukan dari masyarakat Bali. Bahwa akhir-akhir ini warga Bali semakin mengalami kegelisahan. Kegelisan masyarakat Bali itu disebabkan oleh makin maraknya kejahatan pencurian informasi dari kartu kredit dan debit atau skimming ATM yang terjadi di Bali,”terang Sudirta, Kamis (21/11).

Maraknya kasus skimming di Bali, kata Sudirta, yakni mengacu data yang ia terima, ada 179 pengaduan pada 2018. Sedangkan tahun 2019 ada 127 pengaduan.

Selanjutnya, dari jumlah pengaduan itu, pada tahun 2018 ada 4 (empat) kasus yang ditangani dan ditangkap 10 pelaku. Sedangkan tahun 2019 ada 6 (enam) kasus dan ditangkap 13 pelaku, dengan rata-rata kerugian korban antara Rp 50 juta hingga Rp 100 jutaan.

“Jadi dengan mengacu data tersebut, ternyata kejahatan skimming di Bali ini luar biasa. Mungkin juga sudah merambah juga ke sejumlah daerah lain di Indonesia,”terang Sudirta.

Meski data-data menunjukkan cukup banyak, namun yang jadi penekanan dari politisi yang juga menjabat sebagai anggota Badan Legislasi (Baleg) DPR RI ini, yakni terkait modus dan motif pelaku

Kata Sudirta, ada sejumlah kejanggalan dari para pelaku kejahatan skimming yang tertangkap di Bali.

Disebutkan, kejanggalan para pelaku yang ditangkap itu selain pelaku yang ditangkap seragam sikapnya, rata-rata para pelaku yang mayoritas WNA ini, kata Sudirta tidak pernah mau mengaku, tutup mulut atau bungkam, dan bahkan pura-pura tidak bisa berbahasa Inggris.

“Namun, begitu pengacaranya datang langsung berbahasa Inggris. Bahkan walaupun mereka pegang sendiri ATM-nya, tapi ATM-nya tidak diakui. Luar biasa ini, mereka berani berbuat begitu”tegas Sudirta.

Untuk itu, dengan adanya sikap janggal para pelaku kejahatan skimming di Bali, mantan pengacara Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok inipun menduga ada jaringan atau mafia besar dibelakang kejahatan skimming.

“Pertanyaan yang saya ajukan kepada saudara Kapolri dan Kapolda Bali yang diwakili oleh Wakapolda Bali yakni soal bagaimana untuk memberantas, mencegah aksi, dan mengantisipasi terjadinya aksi kejahatan skimming ini,”ungkapnya.

Lalu apa respon Kapolri? Menurutnya, terkait data laporan maraknya kasus skimming di Bali, Jenderal Idham tak menampik .

Idham pun sependapat dengan kecurigaan  Sudirta terkait adanya dugaan keterlibatan mafia besar dalam kasus skimming yang terjadi baik di wilayah Polda Bali maupun di daerah lain seperti di Polda Metro Jaya.

Atas dugaan itu, Kapolri pengganti dari Jenderal Tito Karnavian ini pun menyebut jika Polri khususnya Polda Bali telah membentuk satgas (satuan tugas).

“Saudara Kapolri menyampaikan bahwa saudara Kapolda Bali sudah melapor dan mereka (Polda Bali) sudah membentuk Satgas. Memang menurut Pak Kapolri, ini bagian dari mafia, sehingga penanganannya harus komprehensif dan bekerjasama dengan Interpol,”tukas Sudirta.

DENPASAR-Anggota Komisi III DPR RI dari Fraksi PDI Perjuangan Dapil Bali I Wayan Sudirta SH menyoroti sangat serius dengan maraknya kasus Illegal acces atau skimming yang terjadi di Bali .

Tak main-main, dengan banyaknya laporan kasus skimming di Bali, lawyer senior asal Bali inipun mengungkap adanya dugaan keterlibatan jaringan atau mafia besar dibelakang kejahatan skimming di Pulau Dewata.

Dugaan Sudirta terhadap adanya backing mafia besar dalam kasus skimming di Bali itu sebagaimana disampaikan langsung saat Rapat kerja (Raker) antara Komisi III DPR RI dengan Kapolri Jenderal Pol Idham Aziz dan Kapolda Seluruh Indonesia di Gedung Nusantara I, Komplek Parlemen, Senayan, Jakarta Pusat.

“Saya sudah sampaikan dan tunjukkan kepada saudara Kapolri maupun saudara Kapolda Bali yang diwakili oleh Wakil (Wakapolda Bali) terkait masukan dari masyarakat Bali. Bahwa akhir-akhir ini warga Bali semakin mengalami kegelisahan. Kegelisan masyarakat Bali itu disebabkan oleh makin maraknya kejahatan pencurian informasi dari kartu kredit dan debit atau skimming ATM yang terjadi di Bali,”terang Sudirta, Kamis (21/11).

Maraknya kasus skimming di Bali, kata Sudirta, yakni mengacu data yang ia terima, ada 179 pengaduan pada 2018. Sedangkan tahun 2019 ada 127 pengaduan.

Selanjutnya, dari jumlah pengaduan itu, pada tahun 2018 ada 4 (empat) kasus yang ditangani dan ditangkap 10 pelaku. Sedangkan tahun 2019 ada 6 (enam) kasus dan ditangkap 13 pelaku, dengan rata-rata kerugian korban antara Rp 50 juta hingga Rp 100 jutaan.

“Jadi dengan mengacu data tersebut, ternyata kejahatan skimming di Bali ini luar biasa. Mungkin juga sudah merambah juga ke sejumlah daerah lain di Indonesia,”terang Sudirta.

Meski data-data menunjukkan cukup banyak, namun yang jadi penekanan dari politisi yang juga menjabat sebagai anggota Badan Legislasi (Baleg) DPR RI ini, yakni terkait modus dan motif pelaku

Kata Sudirta, ada sejumlah kejanggalan dari para pelaku kejahatan skimming yang tertangkap di Bali.

Disebutkan, kejanggalan para pelaku yang ditangkap itu selain pelaku yang ditangkap seragam sikapnya, rata-rata para pelaku yang mayoritas WNA ini, kata Sudirta tidak pernah mau mengaku, tutup mulut atau bungkam, dan bahkan pura-pura tidak bisa berbahasa Inggris.

“Namun, begitu pengacaranya datang langsung berbahasa Inggris. Bahkan walaupun mereka pegang sendiri ATM-nya, tapi ATM-nya tidak diakui. Luar biasa ini, mereka berani berbuat begitu”tegas Sudirta.

Untuk itu, dengan adanya sikap janggal para pelaku kejahatan skimming di Bali, mantan pengacara Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok inipun menduga ada jaringan atau mafia besar dibelakang kejahatan skimming.

“Pertanyaan yang saya ajukan kepada saudara Kapolri dan Kapolda Bali yang diwakili oleh Wakapolda Bali yakni soal bagaimana untuk memberantas, mencegah aksi, dan mengantisipasi terjadinya aksi kejahatan skimming ini,”ungkapnya.

Lalu apa respon Kapolri? Menurutnya, terkait data laporan maraknya kasus skimming di Bali, Jenderal Idham tak menampik .

Idham pun sependapat dengan kecurigaan  Sudirta terkait adanya dugaan keterlibatan mafia besar dalam kasus skimming yang terjadi baik di wilayah Polda Bali maupun di daerah lain seperti di Polda Metro Jaya.

Atas dugaan itu, Kapolri pengganti dari Jenderal Tito Karnavian ini pun menyebut jika Polri khususnya Polda Bali telah membentuk satgas (satuan tugas).

“Saudara Kapolri menyampaikan bahwa saudara Kapolda Bali sudah melapor dan mereka (Polda Bali) sudah membentuk Satgas. Memang menurut Pak Kapolri, ini bagian dari mafia, sehingga penanganannya harus komprehensif dan bekerjasama dengan Interpol,”tukas Sudirta.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/