33.4 C
Jakarta
22 November 2024, 12:16 PM WIB

LANGKA! Versi KKP, Teripang Pasir Gerokgak Punya Khasiat Kecantikan

GEROKGAK – Teripang pasir yang dibudidaya Kelompok Usaha Bersama (KUB) Nelayan Segara Indah, Sumber Kima, Gerokgak,

kini menjadi proyek percontohan Balai Besar Riset Budidaya Laut dan Penyuluhan Perikanan (BBRBLPP) Gondol Kementerian Perikanan dan Kelautan.

BBRBLPP Gondol bahkan melakukan temu lapang dengan para nelayan KUB Segara Indah untuk memberikan informasi kajian dari hasil penelitian yang sudah dilakukan.

Menurut Peneliti BBRBLPP Gondol Prof Nyoman Adiasmara Giri, teripang pasir yang dibudidaya oleh KBU Nelayan Segara Indah termasuk jenis teripang pasir gamat (holothuria scabra).

Biasanya teripang pasir jenis ini sebagai bahan untuk industri kecantikan dan medis. Teripang pasir (holothuria scabra) memang sudah mulai langka di alam bebas.

Bahkan di daerah Sumber Kima, Gerokgak sempat mengalami kelangkaan hampir 20 tahun. Tetapi sekarang muncul kembali dan dilakukan budidaya dengan teknologi pemeliharaan kurungan jaring tanjap oleh nelayan.

“Salah satu yang membuat kami sebagai peneliti tertarik untuk melakukan penelitian, selain karena nilai ekonomis yang cukup tinggi, juga karena mengalami kelangkaan di Indonesia.

Maka kami harus melakukan pemulihan kembali terhadap teripang pasir. Baik dari pembenihan dan pengembangan dalam jumlah banyak,” tuturnya.

Teripang pasir yang diteliti tidak hanya pada pemeliharaan kurungan jaring tanjap. Tetapi pihaknya teliti teripang pasir yang dibudidaya di tambak (bak-bak penampungan).

Setelah pihaknya meneliti teripang pasir yang dikembangkan dengan sistem kuringan jaring tanjap di alam bebas (laut) dan dilakukan budidaya pada bak, hasilnya tidak ada perbedaan secara pertumbuhan meski berbeda lokasi.

Rata-rata perkembangan teripang pasir di dalam tambak dan alam bebas sangat sama dan baik. Dari ukuran berat 9 gram dan 10 gram benih teripang pasir

yang ditebar, sekarang sudah mampu mencapai berat 100 gram hingga berat 130 gram dengan usai 3 sampai 4 bulan.

“Sehingga kami menarik kesimpulan teripang pasir sangat cocok dikembangkan di daerah Buleleng. Karena faktor alam dan kualitas dari air laut yang mendukung pertumbuhan teripang tersebut,” jelasnya.

Untuk benih sampai saat ini pihaknya belum produksi secara komersial dalam jumlah banyak.  Masih pihaknya batasi, mengingat teripang pasir ini masih terus diteliti dan uji coba.

“Mungkin dari penelitian ini akan ada teknologi dan invasi terbaru yang akan kami temukan,” pungkasnya.

Sementara itu Kepala Balai Besar Riset Budidaya Laut dan Penyuluhan Perikanan (BBRBLPP) Gondol Bambang Susanto mengatakan, pihaknya akan kembangkan teripang pasir di 4 wilayah provinsi dibawah (BBRBLPP).

Yakni Bali, NTB, NTT dan Kalimantan Tengah. Rencana pihaknya pada tahun 2020 akan mencoba kembangkan di daerah Kalimantan Tengah.

Mengenai kendala fasilitas yang ada untuk budidaya teripang pasir dari KUB Nelayan Segara Indah, pihaknya akan coba berkoordinasi dengan Pemda Buleleng agar teripang pasir di budidaya dalam jumlah besar.

“Kalau kami dari BBRBLPP tak mampu mensupport bantaun, mengingat minim anggaran APBN yang diturun ke BBRBLPP.

Namun, dari sisi terknologi untuk mengembangkan budidaya teripang pasir kami siap membantu mengingat bidang teknologi dan inovasi bidang kami,” tandasnya. 

GEROKGAK – Teripang pasir yang dibudidaya Kelompok Usaha Bersama (KUB) Nelayan Segara Indah, Sumber Kima, Gerokgak,

kini menjadi proyek percontohan Balai Besar Riset Budidaya Laut dan Penyuluhan Perikanan (BBRBLPP) Gondol Kementerian Perikanan dan Kelautan.

BBRBLPP Gondol bahkan melakukan temu lapang dengan para nelayan KUB Segara Indah untuk memberikan informasi kajian dari hasil penelitian yang sudah dilakukan.

Menurut Peneliti BBRBLPP Gondol Prof Nyoman Adiasmara Giri, teripang pasir yang dibudidaya oleh KBU Nelayan Segara Indah termasuk jenis teripang pasir gamat (holothuria scabra).

Biasanya teripang pasir jenis ini sebagai bahan untuk industri kecantikan dan medis. Teripang pasir (holothuria scabra) memang sudah mulai langka di alam bebas.

Bahkan di daerah Sumber Kima, Gerokgak sempat mengalami kelangkaan hampir 20 tahun. Tetapi sekarang muncul kembali dan dilakukan budidaya dengan teknologi pemeliharaan kurungan jaring tanjap oleh nelayan.

“Salah satu yang membuat kami sebagai peneliti tertarik untuk melakukan penelitian, selain karena nilai ekonomis yang cukup tinggi, juga karena mengalami kelangkaan di Indonesia.

Maka kami harus melakukan pemulihan kembali terhadap teripang pasir. Baik dari pembenihan dan pengembangan dalam jumlah banyak,” tuturnya.

Teripang pasir yang diteliti tidak hanya pada pemeliharaan kurungan jaring tanjap. Tetapi pihaknya teliti teripang pasir yang dibudidaya di tambak (bak-bak penampungan).

Setelah pihaknya meneliti teripang pasir yang dikembangkan dengan sistem kuringan jaring tanjap di alam bebas (laut) dan dilakukan budidaya pada bak, hasilnya tidak ada perbedaan secara pertumbuhan meski berbeda lokasi.

Rata-rata perkembangan teripang pasir di dalam tambak dan alam bebas sangat sama dan baik. Dari ukuran berat 9 gram dan 10 gram benih teripang pasir

yang ditebar, sekarang sudah mampu mencapai berat 100 gram hingga berat 130 gram dengan usai 3 sampai 4 bulan.

“Sehingga kami menarik kesimpulan teripang pasir sangat cocok dikembangkan di daerah Buleleng. Karena faktor alam dan kualitas dari air laut yang mendukung pertumbuhan teripang tersebut,” jelasnya.

Untuk benih sampai saat ini pihaknya belum produksi secara komersial dalam jumlah banyak.  Masih pihaknya batasi, mengingat teripang pasir ini masih terus diteliti dan uji coba.

“Mungkin dari penelitian ini akan ada teknologi dan invasi terbaru yang akan kami temukan,” pungkasnya.

Sementara itu Kepala Balai Besar Riset Budidaya Laut dan Penyuluhan Perikanan (BBRBLPP) Gondol Bambang Susanto mengatakan, pihaknya akan kembangkan teripang pasir di 4 wilayah provinsi dibawah (BBRBLPP).

Yakni Bali, NTB, NTT dan Kalimantan Tengah. Rencana pihaknya pada tahun 2020 akan mencoba kembangkan di daerah Kalimantan Tengah.

Mengenai kendala fasilitas yang ada untuk budidaya teripang pasir dari KUB Nelayan Segara Indah, pihaknya akan coba berkoordinasi dengan Pemda Buleleng agar teripang pasir di budidaya dalam jumlah besar.

“Kalau kami dari BBRBLPP tak mampu mensupport bantaun, mengingat minim anggaran APBN yang diturun ke BBRBLPP.

Namun, dari sisi terknologi untuk mengembangkan budidaya teripang pasir kami siap membantu mengingat bidang teknologi dan inovasi bidang kami,” tandasnya. 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/