RadarBali.com – Gubernur Bali Made Mangku Pastika langsung datang ke lokasi pengungsian di wilayah Sanih, Desa Bukti.
Pastika melihat langsung kondisi pengungsian di tengah hutan jati, yang dihuni 67 orang pengungsi asal Banjar Dinas Batugiling, Desa Dukuh, Kecamatan Kubu.
Perintahnya jelas: para pengungsi harus pindah ke tempat yang lebih layak. Bukan, di dalam hutan jati dalam kondisi serba terbatas.
Perbekel Bukti Gede Wardana mengatakan, pihaknya sudah beberapa kali membujuk pengungsi di areal hutan, mau mengungsi ke tempat yang lebih layak.
Hanya saja bujuk rayu yang ia lancarkan belum berhasil. Pasca dimarahi Gubernur Pastika, Wardana mengaku akan kembali membujuk para pengungsi.
“Harus mau pindah. Kalau nggak begitu, kami terus nanti dimarahi sama pak gubernur. Tempatnya sedang diupayakan. Mungkin di balai kelompok atau di PAUD,” kata Wardana.
Sementara itu, salah seorang pengungsi, Ketut Pica mengaku ia sengaja mengungsi di lokasi itu. Alasannya pengelola lahan hutan jati itu, masih memiliki hubungan keluarga dengan para pengungsi. Mereka masih berada dalam satu ikatan dadia.
Keterikatan hubungan kekerabatan itu membuat mereka merasa lebih aman dan nyaman, meski dengan segala keterbatasan.
Sejauh ini, fasilitas yang ada mereka terima apa adanya. Logistik juga tak pernah putus dari desa. Namun tak dipungkiri mereka masih butuh tenda.
Selain itu kondisi di pengungsian kini, membuat mereka merasa aman menitipkan benda-benda berharga. Terutama pratima dan ternak yang jadi harta benda satu-satunya.
“Alasannya ada pratima, dan binatang juga. Sudah nyaman di sini. Karena di kampung saya seperti ini kehidupannya,” kata Pica.
Menanggapi permintaan Gubernur Pastika, Pica mengaku akan berkoordinasi dengan kerabatnya.
“Ya karena pak gubernur sudah agak marah lah. Mudah-mudahan bisa beri pengertian pada krama,” ucap Pica