RadarBali.com – Para pengungsi lereng Gunung Agung makin banyak saja yang terserang beragam penyakit.
Seperti yang dialami bocah pengungsi berusia lima tahun asal Desa Duda Utara, Selat, Karangasem Kadek Agus Adi.
Buah hati pasutri Ni Wayan Asih, 30, dan Ketut Adyana, 36, tiba di IGD RS Sanglah sekitar 16.00 diantar dengan menggunakan mobil ambulans RSUD Klungkung.
Ibunya terus menangis di ruangan tindakan anak IGD RS Sanglah. Pasalnya kondisi buah hatinya mengalami step dengan kondisi deman tinggi disertai kejang-kejang.
Sesak nafas dialami oleh Agus. Hingga dia diberikan alat bantu pernafasan. Pengakuan Ni Wayan Asih, buah hatinya mengalami step dengan kondisi deman tinggi disertai dengan kejang-kejang sejak Minggu dini hari pukul 02.00.
Saat itu, mereka berada di lokasi pengungsian di Museum Gunaksa Klungkung. Padahal, awalnya tak pernah mengalami kondisi sakit seperti ini.
Hampir 12 jam Agus mengalami kondisi demam yang mencapai 39 derajat, anaknya akhirnya tak sadarkan diri.
Sempat mendapat perawatan medis di RSUD Klungkung, namun karena kondisinya kritis dan demam panas tak kunjung turun, akhirnya di rujuk ke RS Sanglah Denpasar.
“Saat ini kondisi anak saya masih kritis, mudah-mudahan kondisi demamnya cepat menurun,” harap sang ibu kepada buah hatinya.
Diungkapkan Asih riwayat penyakit seperti ini tidak pernah Agus temui sebelumnya. Setelah berada dipengungsian barulah kondisi seperti ini terjadi.
“Saya sudah sepekan berada di lokasi pengungsian. Pengungsian kami berpindah-pindah. Dulu di Manggis, kemudian dipindahkan kembali ke Klungkung.
Jarak antara rumah dengan lereng gunung agung di radius 12 Km. Masuk dalam kawasan zona merah,” ujar Asih.
Dia dan warga sekitar terpaksa mengungsi karena ada isu yang mengatakan Gunung Agung sudah meletus. Sehingga banyak warga desa yang panik dan ketakutan akhirnya mengungsi.
Padahal, saat itu gunung baru level awas.“Mungkin saya juga akan pulang mengikuti warga lainnya,tapi menunggu kondisi Agus pulih dan sehat kembali,” pungkasnya.