27.1 C
Jakarta
22 November 2024, 0:25 AM WIB

CATAT! IPNU Jembrana Nilai Aksi 212 Sudah tidak Relevan

NEGARA – Rencana aksi yang dimotori kelompok persaudaraan Alumni (PA) 212 dengan tajuk Reuni Akbar di Monumen Nasional (Monas) Jakarta,

Minggu (2/12) mendatang, dinilai sebagai sebuah gerakan yang sudah tidak relevan untuk saat ini jika bermuatan politik.

Hal tersebut disampaikan Ketua IPNU Jembrana Ahmad Wildan menanggapi adanya rencana aksi tersebut.

Menurutnya, awal munculnya aksi 212 erat kaitannya dengan kasus Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok.

Proses hukum penistaan agama tersebut sudah dijalani Ahok, sehingga jika digelar lagi aksi 212, Wildan mempertanyakan relevansinya untuk saat ini.

“Terkait dengan penamaan Reuni 212 sebenarnya saya kurang setuju. Menurut saya jika memang mau mengadakan kegiatan lebih baik menggunakan kata yang lebih umum sehingga kesannya lebih relevan,” ujar Ahmad Wildan.

Tapi kalau kegiatan ini ada maksud dan tujuan tertentu di lain konteks, ini yang perlu dipertanyakan.

“Apalagi kalau nanti ada kaitannya dengan isu-isu politik seperti yang sudah dilakukan sebelumnya, ini menurut saya sudah sangat tidak relevan lagi.

Karena kita tahu pemilu legislative dan pemilu presiden telah usai dilaksanakan bersama pada beberapa bulan yang lalu,” imbuhnya.

“Jika reuni 212 itu disiapkan untuk membawa tujuan yang lain, maka patut dipertanyakan apa motif kelompok itu,” terangnya lagi.

Kalau memang kegiatan tersebut tujuannya baik dan jelas perlu diapresiasi. Apalagi kegiatan tersebut juga akan dilangsungkan dengan perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW.

“Ini menurut saya sangat baik sekali, juga sebagai ungkapan rasa syukur atas lahirnya Kekasih Allah yang sangat mulia ini (Nabi Muhammad SAW),” teranganya.

Namun berdasarkan aksi-aksi sebelumnya, kegiatan tersebut sarat dengan muatan politik. Karena itu, sebagai organisasi pemuda NU mengimbau agar kader muda NU tidak terpancing dan mengikuti aksi tersebut. (rba)

NEGARA – Rencana aksi yang dimotori kelompok persaudaraan Alumni (PA) 212 dengan tajuk Reuni Akbar di Monumen Nasional (Monas) Jakarta,

Minggu (2/12) mendatang, dinilai sebagai sebuah gerakan yang sudah tidak relevan untuk saat ini jika bermuatan politik.

Hal tersebut disampaikan Ketua IPNU Jembrana Ahmad Wildan menanggapi adanya rencana aksi tersebut.

Menurutnya, awal munculnya aksi 212 erat kaitannya dengan kasus Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok.

Proses hukum penistaan agama tersebut sudah dijalani Ahok, sehingga jika digelar lagi aksi 212, Wildan mempertanyakan relevansinya untuk saat ini.

“Terkait dengan penamaan Reuni 212 sebenarnya saya kurang setuju. Menurut saya jika memang mau mengadakan kegiatan lebih baik menggunakan kata yang lebih umum sehingga kesannya lebih relevan,” ujar Ahmad Wildan.

Tapi kalau kegiatan ini ada maksud dan tujuan tertentu di lain konteks, ini yang perlu dipertanyakan.

“Apalagi kalau nanti ada kaitannya dengan isu-isu politik seperti yang sudah dilakukan sebelumnya, ini menurut saya sudah sangat tidak relevan lagi.

Karena kita tahu pemilu legislative dan pemilu presiden telah usai dilaksanakan bersama pada beberapa bulan yang lalu,” imbuhnya.

“Jika reuni 212 itu disiapkan untuk membawa tujuan yang lain, maka patut dipertanyakan apa motif kelompok itu,” terangnya lagi.

Kalau memang kegiatan tersebut tujuannya baik dan jelas perlu diapresiasi. Apalagi kegiatan tersebut juga akan dilangsungkan dengan perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW.

“Ini menurut saya sangat baik sekali, juga sebagai ungkapan rasa syukur atas lahirnya Kekasih Allah yang sangat mulia ini (Nabi Muhammad SAW),” teranganya.

Namun berdasarkan aksi-aksi sebelumnya, kegiatan tersebut sarat dengan muatan politik. Karena itu, sebagai organisasi pemuda NU mengimbau agar kader muda NU tidak terpancing dan mengikuti aksi tersebut. (rba)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/