32.7 C
Jakarta
22 November 2024, 15:27 PM WIB

Tercatat Jadi Warga Banjar Padang Bali Dalung, Diketahui Jarang Pulang

MANGUPURA – Nama I Gusti  Ngurah Askhara Danadiputra alias Ari Askhara menyeruak di publik beberapa hari belakangan.

Bukan karena prestasinya, tapi karena kasusnya: menyelundupkan motor gede (moge) Harley Davidson dan sepeda lipat merek Brompton menggunakan pesawat Air Bus A330-900 Neo tujuan Prancis-Jakarta.

Karma pun berjalan. Ari Askhara dipecat sebagai Direktur Utama PT. Garuda Indonesia oleh Menteri BUMN Erick Thohir.

Bukan hanya dipecat, Ari Askhara terancam dipidanakan. Berdasar penelusuran Jawa Pos Radar Bali, Ari Askhara ternyata masih tercatat sebagai warga Badung tepatnya di Banjar Dinas Padang Bali, Dalung, Kuta Utara.

Rumahnya persis di pinggir jalan utama jalan Raya Padang Permai persis di barat pintu masuk Yayasan Jaya Tunas Bangsa atau Perumahan Kori Padang Permai. 

Yang menarik, hampir semua masyarakat setempat mafhum dengan kabar yang lagi menerpa Ari Askhara.

“Mau nyari yang itu (Ari Akshara) yang kena kasus seperti berita itu ya, itu di sana rumahnya, ” jelas salah satu warga, kemarin.

Memang benar, rumahnya itu memang tidak ada banyak penghuni. Pintu utama terlihat dikunci. Kemudian pintu garasi juga ditutup rapat-rapat. 

Terlihat seperti tidak ada aktivitas apa pun. “Orangnya jarang sekali pulang. Biasanya hanya ada pembantunya saja yang jaga rumahnya,” imbuhnya.

Karena pintu gerbang terkunci dan tidak ada respon dari penghuni rumah, Jawa Pos Radar Bali mendatangi rumah Kelian Dinas Banjar Padang Bali  Gede Mustika.

Menariknya, dia juga menceritakan hal yang sama seperti cerita para warga. “Memang yang bersangkutan jarang sekali pulang, saya berkomunikasi juga tidak pernah. Di rumah biasanya ada pembantunya saja, ” terang Mustika.

Mustika mengatakan, Ari Askhara memang lahir di luar Bali tepatnya di Jakarta, 13 Oktober 1971 silam lalu.

Karena bapaknya bernama I Gusti Ngurah Sedana  dulu bekerja di Pertamina. Namun, setelah pensiun dari Pertamina mulai aktif beraktivitas di kampung halamannya.

“Kalau bapaknya agak sering pulang tapi bolak-balik, tidak pernah tinggal lama,” ungkapnya. Secara administrasi kependudukan, Ari Askhara ternyata memiliki Kartu Keluarga (KK) Badung.

Berdasar data Kelian Dinas tersebut tercatat dalam satu KK ada empat orang nama. Yakni I Gusti  Ngurah Askhara Danadiputra, istrinya I Gusti Ayu Rai Dyana Dewi,

anak pertamanya  bernama I Gusti Ngurah Askhahiran Devananda, dan anak keduanya I Gusti Ayu Kalyana Panyadita.

“Secara administrasi kependudukan, dia punya KK di sini atau masuk KK Dinas dan  masuk juga Adat, ” ungkapnya.

Mustika mengakui kaget mendengar kabar bahwa orang nomor satu di Garuda tersebut terkena masalah dan masih tercatat sebagai warganya itu.

“Saya kaget setelah lihat berita di media sosial, ternyata yang dimaksud dia (Ari Askhara),” bebernya.

Kalau urusan loyalitas, Mustika mengakui  Ari Askhara itu juga loyal ikut support kegiatan di kampung halamannya.

Karena ketika saat pulang kampung halamannya dan bertepatan ada kegiatan, dia  juga sering menyumbang di desa baik dalam bentuk dana mau pun barang.

“Kalau masalah support dana loyal mereka. Tapi memang jarang pulang,” pungkasnya. 

MANGUPURA – Nama I Gusti  Ngurah Askhara Danadiputra alias Ari Askhara menyeruak di publik beberapa hari belakangan.

Bukan karena prestasinya, tapi karena kasusnya: menyelundupkan motor gede (moge) Harley Davidson dan sepeda lipat merek Brompton menggunakan pesawat Air Bus A330-900 Neo tujuan Prancis-Jakarta.

Karma pun berjalan. Ari Askhara dipecat sebagai Direktur Utama PT. Garuda Indonesia oleh Menteri BUMN Erick Thohir.

Bukan hanya dipecat, Ari Askhara terancam dipidanakan. Berdasar penelusuran Jawa Pos Radar Bali, Ari Askhara ternyata masih tercatat sebagai warga Badung tepatnya di Banjar Dinas Padang Bali, Dalung, Kuta Utara.

Rumahnya persis di pinggir jalan utama jalan Raya Padang Permai persis di barat pintu masuk Yayasan Jaya Tunas Bangsa atau Perumahan Kori Padang Permai. 

Yang menarik, hampir semua masyarakat setempat mafhum dengan kabar yang lagi menerpa Ari Askhara.

“Mau nyari yang itu (Ari Akshara) yang kena kasus seperti berita itu ya, itu di sana rumahnya, ” jelas salah satu warga, kemarin.

Memang benar, rumahnya itu memang tidak ada banyak penghuni. Pintu utama terlihat dikunci. Kemudian pintu garasi juga ditutup rapat-rapat. 

Terlihat seperti tidak ada aktivitas apa pun. “Orangnya jarang sekali pulang. Biasanya hanya ada pembantunya saja yang jaga rumahnya,” imbuhnya.

Karena pintu gerbang terkunci dan tidak ada respon dari penghuni rumah, Jawa Pos Radar Bali mendatangi rumah Kelian Dinas Banjar Padang Bali  Gede Mustika.

Menariknya, dia juga menceritakan hal yang sama seperti cerita para warga. “Memang yang bersangkutan jarang sekali pulang, saya berkomunikasi juga tidak pernah. Di rumah biasanya ada pembantunya saja, ” terang Mustika.

Mustika mengatakan, Ari Askhara memang lahir di luar Bali tepatnya di Jakarta, 13 Oktober 1971 silam lalu.

Karena bapaknya bernama I Gusti Ngurah Sedana  dulu bekerja di Pertamina. Namun, setelah pensiun dari Pertamina mulai aktif beraktivitas di kampung halamannya.

“Kalau bapaknya agak sering pulang tapi bolak-balik, tidak pernah tinggal lama,” ungkapnya. Secara administrasi kependudukan, Ari Askhara ternyata memiliki Kartu Keluarga (KK) Badung.

Berdasar data Kelian Dinas tersebut tercatat dalam satu KK ada empat orang nama. Yakni I Gusti  Ngurah Askhara Danadiputra, istrinya I Gusti Ayu Rai Dyana Dewi,

anak pertamanya  bernama I Gusti Ngurah Askhahiran Devananda, dan anak keduanya I Gusti Ayu Kalyana Panyadita.

“Secara administrasi kependudukan, dia punya KK di sini atau masuk KK Dinas dan  masuk juga Adat, ” ungkapnya.

Mustika mengakui kaget mendengar kabar bahwa orang nomor satu di Garuda tersebut terkena masalah dan masih tercatat sebagai warganya itu.

“Saya kaget setelah lihat berita di media sosial, ternyata yang dimaksud dia (Ari Askhara),” bebernya.

Kalau urusan loyalitas, Mustika mengakui  Ari Askhara itu juga loyal ikut support kegiatan di kampung halamannya.

Karena ketika saat pulang kampung halamannya dan bertepatan ada kegiatan, dia  juga sering menyumbang di desa baik dalam bentuk dana mau pun barang.

“Kalau masalah support dana loyal mereka. Tapi memang jarang pulang,” pungkasnya. 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/